SLIDER

Beberapa kerandoman suami yang selalu bikin saya emosi

Rabu, 31 Januari 2024


Kadang, peristiwa paling random bisa bikin saya mikir ke arah yang aneh banget. Judul tulisan ini udah kepikiran sejak lama, tapi waktu itu idenya muncul karena suatu hal yang saya udah lupa. Terus kejadian tadi pagi tiba-tiba bikin saya pengen nulis di blog. Nah, lihat draft judul ini belum saya apa-apain, kok malah kepikiran untuk menyatukan ide-ide aneh di kepala jadi tulisan.

Gara-garanya tadi pagi waktu lagi masak buat anak-anak sebelum mereka berangkat sekolah. Seperti biasa suami saya manasin air untuk ngopi, pakai salah satu panci kami yang gagangnya sudah lepas. Lalu saya nyeletuk, "seneng amat pakai barang rusak. Itu lho ada 2 panci yang bener."

Terus suami njawab, "emang kenapa?"

"Pakai barang rusak tuh bisa bikin fakir, tau!" Dan sedetik kemudian saya langsung menyesal bilang begitu. Karena seperti 10 tahun ini, setiap saya menyampaikan sesuatu yang ada dalilnya pasti suami saya langsung jadi orang paling nggak masuk akal di dunia dan akhirnya semua bantahan-bantahan anehnya terhadap semua omongan saya sejak hari pertama kami menikah akan terngiang-ngiang di kepala saya selama berhari-hari. Dan kalau sudah seperti itu, dada saya langsung nyesek dan sakit banget. Bukan karena dibantah sama dia, tapi karena sedih kok bisa...? Nah kan saya aja bingung mau nulisin perasaan saya.

Nih, biar jelas apa yang saya maksud dan mudah-mudahan bikin lega saya ceritain ya beberapa hal yang saya ingat tentang ketidakjelasan suami saya yang kadang-kadang bikin saya mempertanyakan kewarasan dia. Pertama, waktu resepsi pernikahan kami. Karena di susunan acara cuma sampai dzuhur waktu itu saya rencananya mau sholat dzuhur. Eh, ternyata dilarang sama keluarga suami. Biasalah, sayang makeupnya kalau luntur. Saya yang sendirian di rumah keluarga suami waktu itu berusaha minta dukungan suami supaya bisa sholat dzuhur. Dan suami saya jawabnya, "yaudah lah, sekali ini aja ngalah dulu. Kalau pun kamu dosa biar saya yang nanggung." Seketika waktu itu saya langsung nyesel nikah sama dia, tapi ternyata tetep lanjut sampai 10 tahun lebih πŸ˜‚. 

Pada akhirnya saya sholat jama' sih, tapi yang bikin nyesek itu jawaban dia itu lho. Kayak orang nggak pernah ngaji. Dia tuh sekolah Islam sejak SMP, kuliah di kampus Islam jurusan Syariah terus kok bisa-bisanya bilang mau nanggung dosa saya tuh konsepnya dari mana?! 

Kejadian kedua, waktu dia tiba-tiba beli TV. Saya waktu itu keberatan karena merasa kami sebenarnya nggak butuh TV dan khawatir nanti efeknya nggak baik untuk anak-anak. Terus jawaban dia sebenarnya bikin saya mau ketawa tapi khawatir nanti dia tersinggung. Dia bilang saya sok idealis dan bilang 'emangnya kamu sanggup di rumah terus nggak ada hiburan?' Dalam hati sih saya jawab, "Lha aku emang nggak pernah ada TV sejak tinggal jauh dari orang tua. Yang selalu punya TV kan kamu." Tapi kalau saya bilang gitu pasti nanti rumah berubah jadi neraka. Jadi saya diam aja. Dan akhirnya sekarang setelah lebih dari 10 tahun menikah, anak-anak kami nggak bisa jauh-jauh dari TV 😌.

Setelah bertahun-bertahun menikah, saya mulai paham tentang suami yang nggak pernah mau menerima masukan dari saya dan selalu memutar subjek obrolan ke saya kalau sedang membicarakan apapun. Dari pilihan tentang mendidik anak, memilih rumah, sampai keputusan-keputusan besar lainnya setiap kata-kata 'memangnya kamu' mulai muncul dari dia, saya langsung mengerti kalau dia sedang ingin curhat tentang keadaan dirinya sendiri. Dan sayangnya saya nggak bisa mengubah kebiasaan itu, nggak ada energinya.

Ketiga, adalah salah satu hal yang paling bikin saya menyesal tapi yaaaa... mau gimana lagi. Jadi dulu di awal-awal menikah saya selalu protes dengan kebiasaan dia yang tidur lagi setelah shalat subuh. Dan setiap kali saya mulai protes, dia akan cerita tentang Eteknya yang selalu ngomelin dia setiap habis subuh. Yang membuat saya nggak habis pikir waktu itu adalah, kalau dia sudah terbiasa diomelin Eteknya setiap habis subuh karena nggak boleh tidur lagi, kenapa sekarang setelah menikah dia jadi selalu tidur lagi setelah subuh? Kami pernah berdebat agak keras gara-gara hal itu, dan setelah cukup lama saya pikirkan sepertinya memang sungguh nggak ada gunanya mendebat dia kalau itu adalah saya. Karena mau saya keluarkan dalil dari hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim sekalipun dia akan bilang saya yang sok tahu, walaupun sebenarnya kami sama-sama tahu. Dan itu sudah sifatnya yang tidak ingin dia ubah. Akhirnya sekarang kadang-kadang saya jadi ikut tidur lagi habis subuh, bahkan anak-anak pun kalau nggak sekolah akan tidur lagi setelah subuh.

Kebiasaan dia menceritakan pengalaman dengan orang tua atau Eteknya itu kemudian membuat saya jadi mengerti bahwa memang kita nggak akan pernah tahu apa efek atau hasil dari didikan kita ke anak-anak nantinya. Suami saya yang penurut sekali sebagai anak, ternyata dalam hatinya menyimpan dendam sehingga ketika sudah nggak sama orang tuanya lagi merasa bisa berbuat semaunya. Tapi di sisi lain, ternyata dia malah menjadi seperti orang tuanya yang langsung frustrasi ketika nggak dituruti sama anaknya. Padahal kan logikanya, kalau dia nggak suka dengan ajaran orang tua yang selalu ingin dituruti, mestinya dia bisa memilih menjadi orang tua yang lebih demokratis untuk anaknya. Sementara saya yang pemberontak, ternyata justru menyadari kesalahan-kesalahan saya sewaktu kecil dan baru mengerti kalau apa yang dilakukan orang tua saya itu banyak benarnya. Dan ketika berusaha memutus rantai kesalahan-kesalahan yang dulu dilakukan orang tua saya, suami malah mengira kalau itu adalah tradisi yang ingin saya teruskan ke anak-anak. Bikin stress nggak tuh? Nikah sama orang yang sok tahu, tapi selalu nuduh kita sok tahu.

Nah, balik ke kejadian tadi pagi, saya bilang kalau ada kitabnya yang jelasin tentang hal-hal kayak gitu. Dia jawab apa? "Itu pasti karena salah menafsirkan." Saya tuh langsung misuh-misuh dalam hati, "are you saying that the ulama created books without thinking and in the end those books were taught to the students with the wrong interpretation? Dude!!! Seriously????"

Jadi gimana? Udah ngerti sebab nyeseknya saya setiap kejadian-kejadian seperti ini saya alami di rumah? Kalau dipikir mendalam, sebenarnya ini sangat miris. Bagaimana bisa orang yang terdidik dengan baik dalam agama mengomentari hal-hal yang punya dalil, bahkan seringkali dari nash utama (al-Quran dan Hadits) dengan komentar-komentar yang mengerdilkan hal-hal itu. Kayak ngundang laknat Allah, gitu lho. Tapi karena saya sudah mengenal suami saya selama 10 tahun, saya paham kalau kebiasaannya itu tampil hanya karena 2 hal; pertama, gengsinya sama saya yang sebenarnya nggak tahu kenapa sepertinya ini penyakit rata-rata para suami yang punya istri lebih pintar. 

Kedua, karena memang kebiasaan suami saya yang bicara atau bertindak tanpa berpikir dulu. Dan hal kedua inilah yang selalu sukses bikin saya merasa agak lega, karena memang seringkali suami saya tuh sesederhana itu mikirnya sampai-sampai bikin orang di sekitarnya nggak habis pikir. 

Contohnya, suatu hari kami beli jajanan di Indomaret dan dia masukin salah satu merk marshmellow ke keranjang belanja. Saya coba ingatkan, "itu nggak ada label halalnya lho." Dan dengan entengnya dia menjawab,

"Kan yang makan Qia, bukan kita."

Inilah suami saya saudara-saudara, mantan santri yang kuliah Syariah bilang kalau makanan tanpa label halal nggak pa-pa dimakan anak yang belum baligh. Dan teman-teman kerja kami waktu itu langsung ketawa menyaksikan keluguan suami saya πŸ˜‘.

Catatan Akhir Bulan di Awal Tahun

Pertama kali nyobain AI, lha kok ngeri hasilnya.

Untunglah tahun ini saya nggak bikin resolusi. Jadi ketika ujug-ujug sudah akhir bulan saya nggak merasa rugi sama sekali walaupun belum mencapai apa-apa πŸ˜…. Bahkan yang biasanya saya mengakhiri tahun dengan bikin journal setup, saya malah sibuk ngapain ya kemarin itu?! Akhirnya saya baru bikin setup sekitar tanggal 3 atau 4 Januari dan bikinnya sesimpel mungkin. Gara-garanya juga cuma karena baca-baca journal tahun-tahun sebelumnya, terus kok ngerasa sayang kalau nggak diterusin ngejournalnya. Ternyata walaupun hidup saya gini-gini aja, aktifitas harian juga cuma gitu-gitu aja, tetep aja rasanya gimanaaa gitu baca jadwal berantakan yang terus berulang di buku-buku lama itu. Jadi terbayang-bayang momen pas keselnya gagal eksekusi program, senyum sendiri baca ungkapan emosi di monthly spread atau gemes sama bahasa cringe di daily spread.

Untuk tahun ini saya cuma bikin yearly & monthly spread karena untuk journal pekanan sudah saya pindahkan ke Google Calendar dan daily spread saya hilangkan. Kalau memang ada yang mau dicurhatin cukup tulis di sini aja, dan kalau ada kenangan-kenangan yang bentuknya analog macam foto cetak atau struk belanja ya tinggal tempel-tempel aja lah di halaman kosong. Nanti mungkin kalau saya sudah punya rumah yang ada kamar khusus buat saya sendiri, baru saya bisa punya journal fisik lagi. Baru 6 tahun journalan aja udah tebel banget tumpukannya. Takutnya nanti sama suami diloakin gara-gara ngeliat tumpukan buku yang kayak udah nggak dipake, kan bisa-bisa saya jadi gila.

Jadi selama Januari ini saya ngapain aja?! Ooooh ternyata banyak yang saya lakukan 😎. Awalnya tuh saya cuma mau lebih mindful aja menjalani hidup, karena dari tahun ke tahun setiap bikin target kok nggak pernah ada yang tercapai. Bosen aja gitu gagal terus tiap tahun, makanya akhir tahun kemarin jadi agak males-malesan. Tapi setelah saya periksa, walaupun gagal terus sebenernya selalu ada progress baik di tiap tahun kehidupan saya. Jadi tahun ini saya nggak bikin target apa-apa buat diri sendiri, tapi memastikan saya harus punya niat yang bener setiap melakukan sesuatu. Dan setelah sebulan, kayaknya saya bisa lihat ada beberapa hal baik yang saya lakukan.

Dapet beasiswa belajar Tahsin Kitabah. Ini sebenernya mulainya sejak Desember. Dan kejadiannya bener-bener diluar prediksi BMKG. Kan ceritanya pertengahan tahun lalu saya buka kelas nulis Arab, dan promosinya di instagram. Ternyata ada salah satu master kaligrafi yang lihat postingan saya itu dan sepertinya melihat potensi dalam diri sayaπŸ˜†. Lalu beliau nge-DM nanya-nanya kenapa saya bikin kelas imla' dll, terus nawarin saya belajar gratis di kelasnya. Alhamdulillah sampai sekarang sudah 8 kali setoran dan ternyata saya beneran bisa dong nulis rapi. Kalau lancara harusnya pertengahan tahun nanti bisa lah dapet ijazah. Eh, kan nggak boleh narget, gimana sih?! Pokoknya ya dijalanin aja dulu. Mudah-mudahan nggak ngambekan, soalnya ini belajar udah digratisin masa mau banyak tingkah kan malu.

Belajar Bahasa Jepang lagi. Yeeeaaay!!! πŸŽ‰πŸ₯³ Karena tahun lalu saya banyak nonton anime, kayaknya kok beberapa kosakata yang sering diucapkan mulai ketangkep di kepala dan rasanya sayang buku belajar bahasa Jepang dari NHK kalau nggak dimanfaatkan dengan baik. Jadi awal tahun ini saya mulai lagi latihan setiap hari, sedikit-sedikit aja yang penting rutin sambil nyalin materi-materinya di buku khusus. Dan yang bikin saya suka belajar Bahasa Jepang tuh, selalu ngasih saya inspirasi untuk nyusun materi belajar Bahasa Arab padahal saya bukan guru Bahasa Arab. Pokoknya sekarang saya masih harus fokus namatin buku NHK dulu dan ngapalin Hiragana sama Katakana. Sama beberapa Kanji yang populer, kali ya?!

Merapikan catatan tadabbur. BTW ternyata belum pernah bahas Rahmah Study Club di blog ini. Padahal saya adalah foundernya. Founder macam apa sih yang nggak koar-koar tentang anaknya?! Pantesan temen-temen saya sering ngempet sama kelakuan saya, mungkin karena saya emang seenaknya banget orangnya. Nah, Alhamdulillah saya mulai merapikan catatan tadabbur juz 30 yang berserakan di satu binder. Rencananya binder ini nanti akan jadi folder juz 30 aja dan untuk juz-juz berikutnya juga akan saya buatkan binder khusus, biar rapi. Oh ya, salah satu hal lagi yang saya niatkan untuk selalu diingat di tahun ini adalah membangun lagi mental penuntut ilmu dalam diri saya.

Saya adalah murid. Kalimat ini selalu saya wiridkan di dalam kepala setiap memulai belajar. Dan kalau sudah ingat kata 'murid' yang terbayang dalam pikiran saya ya kehidupan sekolah; jadwal pelajaran, PR, buku-buku catatan dan belajar. Makanya saya bikin jadwal belajar setiap hari kayak anak sekolah. Hari Senin dan Kamis belajar Tahsin Kitabah, Selasa waktunya ngerapiin catatan bahasa Jepang dan baca buku Kebebasan Wanita untuk dibahas hari Rabunya. Hari Rabu dan/atau Kamis waktunya nyimak kajian tafsir, tapi kalau waktu latihan Tahsin Kitabah lebih lama dari biasanya, tadabbur pindah ke Jumat. Sabtu dan Ahad waktunya santai karena saya selalu pusing kalau anak-anak dan suami ada di rumah. Seintrovert itu sampai nggak nyaman sama keluarga sendiri tuh, aneh banget memang. Saya tahu, nggak usah komen!

Dari tiga rutinitas itu aja udah bisa bikin saya bahagia, lho. Dan ternyata saya merasa enjoy menjalaninya. Jadi untuk bulan depan rencananya saya mau nambah rutinitas baru. Ceritanya sekarang saya lagi ngulik-ngulik aplikasi gambar. Karena ternyata saya udah mulai terbiasa sama latihan nulis Arab yang indah, saya mulai penasaran sama handlettering dan gambar. Siapa tahu nanti ada produk yang dihasilkan. Selain itu, saya juga mau mereview lagi buku Baina Yadaik yang mangkrak. Sepertinya kalau saya lanjutkan belajar pakai buku itu, suatu saat saya bisa jadi guru Bahasa Arab beneran 😁. Apalagi guru Tahsin Kitabah saya bilang, nanti kalau sudah selesai belajar nulisnya harus diajarkan lagi. Nggak boleh disimpan sendiri ilmunya. Makanya saya pikir akan sangat bagus kalau saya mulai bikin-bikin kombinasi silabus atau kurikulum belajar bahasa Arab yang menyeluruh. Nggak parsial kayak pembelajaran Bahasa Arab yang selama ini diajarkan di sekolah-sekolah. Saya pengen mengadopsi struktur belajar Bahasa Jepang ke proses belajar Bahasa Arab, mungkin cocok.

Apa lagi ya?! Oh iya, harusnya buku Secrets of Divine Love juga segera saya tuntaskan. Kasihan orang-orang yang sudah nunggu lama banget buat ulasan buku itu di Youtube. Pelan-pelan mau saya cicil deh, video reviewnya. Dan untuk itu, sepertinya bacaan fiksi harus minggir dulu karena saking banyaknya hal-hal nyeleneh di buku itu yang penting banget untuk dikroscek sana-sini.

Udah kayaknya, ulasan awal tahun ini. Terus terang saya puas banget sama bulan Januari ini. Dari semua aktifitas yang saya lakukan, rasanya nggak ada yang terlalu berlebihan. Bahkan nonton anime juga sekarang jadi ada tujuan belajarnya. Ihiiiw, alesan... πŸ˜‚ Mudah-mudahan tetap on track dan nggak pake burn out lagi. Saya tahu ini masih sangat awal untuk tahun 2024, tapi dengan mindset dan mental yang ini saya berharap apapun yang akan saya lakukan dan hadapi ke depan nggak akan membuat saya kebingungan lagi kayak tahun-tahun sebelumnya.

Perjalanan menuju usia 40 makin mendekati batasnya, dan saya nggak mau ketika sudah sampai di usia itu saya nggak punya bekal apa-apa untuk saya hadapkan kepada Allah. Saya yang selama ini selalu rakus ketika bikin targetan, harus mulai sadar kalau kemampuan saya ya hanya sebatas ini. Bisanya dikit-dikit, nggak bisa langsung banyak. Ngerjain satu-satu, nggak bisa multitasking. Punya mimpi pun yang sewajarnya, karena saya bukan Maudy Ayunda. #eh Intinya, saya harus punya niat yang benar untuk setiap hal baru yang saya lakukan dan menganggap diri sebagai murid ketika melakukannya. ✌

Anime-anime yang sudah pernah saya tonton #2

Selasa, 23 Januari 2024

Melanjutkan obrolan kita seputar anime yang saya tonton tahun 2023 kemarin, di postingan kali ini masih ada 5 anime lagi yang perlu dibahas;

1. Hunter x Hunter

Saya nonton anime ini karena salah satu Youtuber favorit saya yang membahas manganya beberapa kali, dan ketika mendengar sinopsisnya akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menonton. Hal yang paling menarik dari cerita tentang Hunter x Hunter adalah konsep tentang keluarga.

Tokoh utama kita, Gon adalah anak 12 tahun yang diasuh oleh bibinya di sebuah pulau kecil. Selama ini dia tahunya orang tuanya sudah meninggal. Tapi ternyata suatu saat dia baru menyadari bahwa ayahnya pergi meninggalkan dirinya yang masih kecil untuk mengejar ambisi menjadi seorang Hunter. Normalnya ketika anak mengetahui bahwa orang tua pergi meninggalkannya, pasti akan marah karena merasa tidak dicintai. Tapi Gon merespon kenyataan itu dengan mengatakan, "Bukankah itu hebat? Meninggalkan anaknya dan memilih menjadi Hunter. Aku ingin mencari tahu. Ayah mendedikasikan hidupnya untuk pekerjaan ini. Aku ingin mencobanya juga."

Cara berpikir seperti itu mungkin tidak banyak ditemukan pada orang-orang Indonesia, kan? Atau orang lain pada umumnya. Tapi saya pernah mendengar perkataan serupa ketika menonton Masterchef Australia, seorang kontestan yang meninggalkan anaknya demi mengikuti lomba itu, mengatakan, "Aku tidak ingin anakku nanti menjadikanku sebagai alasannya tidak mengejar mimpinya." Untuk kita ketahui, Masterchef Australia punya reputasi yang sangat baik di dunia, yang saking bagusnya bahkan 50 besarnya bisa diterima kerja di restoran beneran setelah dieliminasi. Jadi bukan reality show ala-ala macam yang di Amerika atau negara kita. 

Dari pembukaan itu saja, saya langsung tertarik pada karakter Gon dan cerita anime ini seluruhnya. Konsep fantasinya memang absurd, tapi saya memutuskan untuk tidak mempedulikannya. Belajar dari pengalaman nonton AoT πŸ˜…. 

Gon bertemu dengan Leorio, Kurapika dan Killua dalam perjalanannya mengikuti ujian Hunter. Pada akhirnya, Killua-lah yang selalu mendampinginya sampai di episode terakhir. Leorio dan Kurapika menjalani kehidupannya masing-masing setelah ujian berakhir, dan nanti di akhir-akhir episode mereka muncul lagi sebentar untuk membantu Gon. 

Saya nggak terlalu ingat pada alur cerita Hunter x Hunter, tapi saya sangat tertarik pada Killua dan Kurapika. Sayang sekali karakter Kurapika nggak mendapat exposure lebih banyak, padahal justru kepribadiannya sangat saya sukai. Dan Killua, saya sempat mengasosiasikan diri seperti dia apalagi ketika dia mulai meragukan sifatnya yang sangat hati-hati dan penuh perhitungan sebagai sebuah tindakan pengecut. Penggambaran karakter yang baik, tidak berlebihan, dan alur cerita yang runut membuat anime ini menjadi salah satu yang saya sukai. Kalau suatu saat akan dilanjutkan, saya pasti akan menontonnya.

2. Black Clover

Ini adalah anime yang temanya klise, konsep fantasinya klise, karakter-karakternya klise, tapi tetap saya tonton sampai akhir karena saya hanya ingin bersenang-senang πŸ˜‚. Kata suami sih ini ceritanya persis seperti Naruto, tapi karena saya belum pernah nonton Naruto, jadi saya nggak bisa berkomentar sama.

Ceritanya tentang Asta dan Yuno, anak yatim piatu yang diasuh di sebuah gereja pinggiran kota terpencil di Kerajaan Semanggi. Di dunia anime ini, setiap orang secara natural memiliki kekuatan sihir dengan berbagai level. Ada yang cukup untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari, sampai yang sangat hebat. Yuno sejak kecil sudah menunjukkan kemampuan sihirnya yang hebat, sementara diluar dugaan, Asta yang pendek sama sekali tidak memiliki kekuatan sihir. Dia sering diejek karena hal itu, tapi tidak pernah menyerah untuk berlatih bahkan bercita-cita menjadi Raja Sihir.

Karena sejak awal nggak berminat untuk terlalu serius menonton, saya juga nggak terlalu fokus untuk mengkritisi. Saya cuma menikmati tiap pertarungan dengan santai, menertawakan kebodohan Asta dan interaksinya dengan teman-temannya. Walaupun begitu, sebenarnya karakter-karakter pendukungnya punya backstory yang menarik untuk diulas. Kalau saya tulis review ini langsung setelah nonton, sepertinya saya bisa cerita banyak. Sayangnya sudah cukup lama sejak itu, jadi yang saya ingat cuma cerita Noelle, Yami dan Vanessa yang menarik perhatian. Kalau anime ini ada lanjutannya, saya juga pasti akan menonton, untuk bersenang-senang.

3. Dr. Stone

Anime ini bertema sains, yang merupakan genre paling tidak saya sukai simply karena otak saya yang lola. Saya tonton karena waktu itu bingung memilih setelah nonton Black Clover, dan asal klik saja di Netflix.

Ceritanya, pada suatu hari yang tenang di Jepang tiba-tiba sebuah cahaya hijau menyinari bumi dan semua orang menjadi batu. Tokoh utama kita, Senku berusaha tetap sadar selama diselimuti lapisan batu itu dan 3000 tahun kemudian lapisan batu itu akhirnya pecah. Dia langsung berinisiatif untuk mencari cara menghidupkan orang lainnya dan diawali dari teman terdekatnya, Taiju. Awalnya mereka akan menghidupkan perempuan gebetannya Taiju, Yuzuriha, tapi kehadiran singa-singa kelaparan menyadarkan mereka bahwa kebutuhan bertahan hidup lebih utama dibanding berkembang biak pada saat itu. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membangkitkan salah satu orang terkuat yang mereka kenal dengan harapan menjadi pelindung mereka nantinya; Shishio. Tapi tidak disangka, Shishio punya pikiran yang nyeleneh. Bukannya berniat menghidupkan lagi semua orang, dia malah ingin menghancurkan orang-orang yang dianggapnya tidak layak dan hanya menghidupkan lagi orang-orang kuat. Ini bertentangan dengan niat Senku yang berpikir bahwa semua orang berhak dihidupkan lagi, apapun alasannya. Kayak ilmuwan-ilmuwan normal pada umumnya, lah.

Yang menarik dari anime ini tentu saja adalah latar belakang sains pada setiap tindakan Senku. Meskipun konsep pretifikasi --yang baru saya tahu ketika nonton-- sangat nggak masuk akal buat otak jongkok saya, dan frasa 'satu milyar persen'nya Senku sangat mengganggu, saya tetap suka dengan alur dan karakter Senku yang cerdas. Saya suka Senku yang selalu tampak egois tapi sebenarnya peduli. Dan Taiju yang bodoh dan sadar akan kebodohannya, mendukung apapun yang menjadi tindakan Senku.

Pas nulis ini saya cek di Netflix ternyata season 3 sudah tayang, jadi saya akan nonton lanjutannya segera setelah menyelesaikan tulisan ini. Mungkin nanti akan saya tulis juga reviewnya di postingan lain.

4. My Happy Marriage

Saya nggak pernah menyangka, cerita retelling macam Cinderella bisa bikin saya nangis sesenggukan. Benar-benar bikin malu πŸ˜†, tapi saya nggak peduli untuk yang satu ini. Saya bahkan niat nabung untuk bisa beli manganya.

Saya nonton anime ini karena beberapa kali muncul di FYP Tiktok. Saya pikir bolehlah jadi selingan nonton supaya perasaan saya hidup lagi. Eh nggak tahunya baru episode pertama saya sudah sesak nafas. Karakter Miyo, tokoh utama cerita ini adalah anak pertama dari keluarga Saimori yang cukup terpandang. Ketika masih kecil, ibu kandungnya meninggal dan ayahnya menikah lagi, lalu memiliki satu anak lagi. Sayang sekali, Miyo nggak punya kekuatan supranatural seperti adiknya sehingga dia diperlakukan dengan jahat oleh keluarganya. Miyo menjadi pembantu di rumahnya sendiri.

Di usia 19 tahun, ayahnya menjodohkannya dengan seorang pemuda dari keluarga Kudo. Ternyata perjodohan itu direncanakan hanya dengan niat untuk membuangnya dari rumah, karena Kudo Kiyoka, laki-laki yang dijodohkan kepadanya itu memiliki reputasi yang buruk karena sudah berkali-kali gagal menikah. Meskipun memiliki kekuatan supranatural terkuat, Kudo tampaknya tidak bisa bersikap baik kepada perempuan. Tapi ternyata Miyo berbeda dengan perempuan lain.

Miyo yang lugu langsung naksir Kudo sejak pertama kali melihat, dan Kudo langsung kaget waktu mendengar jawaban "Iya" dari Miyo untuk semua syaratnya yang agak aneh. Miyo yang terbiasa menjadi pembantu, langsung disayang oleh pengasuh Kudo, dan penampilannya yang seperti pembantu membuat Kudo penasaran dengan latar belakang Miyo yang seharusnya berasal dari keluarga terpandang. Dari situlah satu per satu rahasia Miyo terungkap dan pelan-pelan mereka berdua makin dekat.

Setelah menonton animenya, saya langsung nonton Live Action adaptasinya dan menurut saya casting untuk karakter Miyo dan Kudo sangat cocok. Walaupun unsur fantasi di Live Action nggak terlalu enak dilihat mata saya, tapi karena kedua tokoh utama berhasil memerankan peran mereka dengan sangat baik, saya nggak peduli. Tetep nangis tiap lihat wajah lugu dan polosnya Miyo.


5. One Piece

Sekarang saya sampai di episode 416, ketika Luffy berada di Amzon Lily bertemu dengan Boa Hancock. Dan sampai hari ini saya masih terus takjub sama Eiichiro Oda dengan kemampuannya mengambil inspirasi dari cerita-cerita yang sudah populer di dunia dan mengembangkannya menjadi ceritanya sendiri. Kemampuan Hancock yang bisa mengubah manusia menjadi batu misalnya, kan jelas-jelas itu terinspirasi dari Medusa. Lalu Dr. Hogback langsung mengingatkan saya pada Victor Frankenstein. Beberapa episode sebelumnya ada karakter yang mulai dikenalkan sebentar bernama Don Quixote, membuat saya pengen baca novelnya yang sudah bertahun-tahun nangkring di rak dan masih belum terbuka segelnya.

Ada banyak sekali yang bisa dibahas dari anime ini. Dari plot cerita, inspirasi, sampai kerumitan karakter-karakternya. Dan setelah menontonnya sendiri, saya jadi menyadari kenapa para fans nggak merasa bosan dengan One Piece. Karena One Piece bukanlah cerita tentang Luffy. One Piece menceritakan orang-orang yang bertemu dengan Luffy, sehingga ceritanya selalu baru. Karakter Luffy yang bodoh membuat keunggulan teman-temannya jadi terlihat, sehingga kata-kata Luffy "Aku tidak akan bisa menjadi Raja Bajak Laut tanpa kalian" menjadi sangat bermakna karena memang benar. Luffy hanyalah anak bodoh berhati tulus dan bersemangat baja yang kebetulan berhasil menarik orang-orang terbaik menjadi krunya. Dan tanpa mereka, Luffy tidak bisa apa-apa. Menurut saya, satu bagian ini dari One Piece yang membuat One Piece selalu menarik untuk ditonton.

Anime-anime yang sudah pernah saya tonton

Selasa, 16 Januari 2024

Tahun 2023 kemarin saya banyak menonton anime, dan ternyata setelah dipikir-pikir banyak karakter-karakternya yang saya sukai. Jadi daripada nanti kelupaan, mending saya tuliskan saja di sini. Siapa tahu ada yang jadi ingin nonton juga setelah baca ulasan ini.

1. Inuyasha

Inuyasha bukanlah anime yang saya tonton di tahun 2023, tapi bisa dibilang adalah anime yang pertama saya tonton sampai selesai. Awalnya dulu karena suami yang ngajakin nonton waktu liburan sekolah, karena backsound dan soundtracknya yang bagus dan saya juga nggak ada tontonan, jadilah Inuyasha yang ditonton.

Bercerita tentang Kagome, gadis kelas 3 SMP yang secara tidak sengaja tersedot ke dalam sumur tua di kuil terlarang milik keluarganya lalu berpindah ke masa feodal Jepang. Di zaman dimana masih banyak siluman berkeliaran, Kagome nggak sengaja ketemu manusia setengah siluman yang tersegel di sebuah pohon keramat, Inuyasha. Karena pada saat itu kondisinya yang sedang dikejar-kejar silluman, Kagome berinisiatif membebaskan Inuyasha dan meminta tolong kepadanya.

Misteri perpindahan Kagome dari zaman modern ke zaman feodal terpecahkan setelah keluarnya Shikon no Tama dari dalam perutnya. Kaede, miko yang membantu Kagome mencurigai Kagome sebagai reinkarnasi dari kakaknya, Kikyo yang meninggal 50 tahun yang lalu setelah menyegel Inuyasha. Dan karena Shikon no Tama sudah pecah, Kagome mau tidak mau harus berusaha mengumpulkannya kembali agar pecahan itu tidak jatuh ke tangan orang yang salah. Jadilah Inuyasha dan Kagome bersama memulai petualangan mencari pecahan-pecahan Shikon no Tama.

Seiring bertambahnya episode, Inuyasha dan Kagome yang awalnya saling membenci --menurut saya sebenarnya mereka hanya canggung-- mulai menunjukkan perhatian kepada masing-masingnya. Lalu muncul karakter-karakter lain yang melengkapi cerita ini menjadi lebih menarik. Bagi saya, Sesshomaru, Kikyo dan Kagome adalah tokoh yang sangat istimewa karakternya.

Kagome, adalah gadis biasa yang ceria. Sejak awal bertemu Inuyasha, dia tidak punya pikiran atau perasaan apa-apa. Tapi karena Inuyasha yang begitu kasar dan menyebalkan, dia jadi sering kesal dengan perlakuan Inuyasha kepadanya. Tapi begitu bertemu dengan jelmaan Kikyo, dia langsung sadar bahwa Inuyasha memendam banyak kenangan dan masa lalu menyakitkan yang membuatnya menjadi seperti itu. Bahkan dia mulai merasa ingin bersama dengan Inuyasha dan menemaninya. Di episode 19-20, saya menangis menyaksikan ketulusan Kagome yang memohon kepada Inuyasha untuk berada di sampingnya. Meskipun dia tahu bahwa Inuyasha tidak akan pernah berhenti mencintai Kikyo, dia tidak peduli. Dia pun tidak berharap Inuyasha balik mencintainya. Dia hanya ingin bersama Inuyasha, tidak lebih. And it's sooo sweeeet yet heartbreaking. Sepanjang cerita, sangat terlihat kedewasaan sikap Kagome menghadapi Inuyasha hingga akhirnya Inuyasha menyadari bahwa dirinya juga mencintai Kagome.

Kikyo, adalah salah satu karakter paling rumit yang pernah saya temui sepanjang sejarah saya menonton/membaca kisah fiksi. Dia begitu mudah untuk dibenci karena tidak pernah mau menyampaikan isi hatinya kepada siapapun. Kita nggak akan pernah tahu apa maksud dari tindakannya sampai akhirnya dia mati lagi dan semua baru menyadari bahwa selama ini yang dia lakukan adalah mengorbankan dirinya untuk semua orang. Saya senang gambarnya untuk anime dibuat berbeda dengan di manga karena bisa menunjukkan kedewasaan dan perbedaan kepribadiannya dengan Kagome.

Sesshomaru, adalah kakak tirinya Inuyasha sekaligus bintang sesungguhnya dari cerita ini πŸ˜‚. Yang nggak mengikuti anime ini sampai selesai pasti mengira bahwa Sesshomaru adalah villain, tapi ternyata dia adalah anti-villain. Mungkin seperti Loki bagi Avengers. Hasratnya untuk merebut pedang warisan ayahnya dari Inuyasha membuat dia selalu bertarung dengan Inuyasha setiap mereka bertemu, tapi itu juga jadi sarana Inuyasha untuk memperkuat dirinya. Sampai pada akhirnya Sesshomaru sadar bahwa dia tidak butuh pedang itu untuk menjadi siluman terkuat di dunia, karena dia sudah mewarisi darah ayahnya. Dan memang Inuyasha yang lebih membutuhkan pedang itu. Karakternya yang dingin dan tanpa ekspresi membuat hubungannya dengan Rin jadi sangat menarik. Untunglah ada Jaken yang selalu menerjemahkan perasaan Sesshomaru untuk kita, sehingga kita bisa tahu apa yang dirasakan Sesshomaru sesungguhnya.

Membaca beberapa review tentang Inuyasha, saya pernah menemukan salah satu komentar yang mengatakan bahwa Inuyasha adalah tipe cowok red flag dan Sesshomaru bukanlah karakter yang layak dicintai. Apalagi posisi Kagome dan Rin yang seolah-olah paling banyak berkorban dalam hubungan mereka, pasti bikin pejuang kesetaraan perempuan nggak suka sama karakter-karakter laki-laki di anime ini. Tapi saya nggak setuju. Mereka adalah tipe laki-laki yang menunjukkan cinta dengan tindakan karena memang tidak terampil mengatakannya. Beda sama cowok red flag yang memang sudah bejat sejak awal. Dan meskipun Kagome dan Rin seperti tampak mengejar-ngejar Inuyasha dan Sesshomaru, tapi sebenarnya mereka juga nggak yang kegatelan kayak cewek murahan. Apalagi Rin yang memang masih kecil, yang dia tahu hanyalah bersama Sesshomaru dia bisa aman dari gangguan. Sementara Kagome yang memang sudah menyadari cintanya, pun nggak berharap apa-apa ke Inuyasha. Dia cuma nggak tahan aja jauh-jauhan sama Inuyasha, dan menyadari kalau Inuyasha membutuhkan dia yasudah paket lengkap, kan?

Sampai saat ini, menurut saya Inuyasha adalah salah satu anime terbaik berdasarkan karakter-karakter tokohnya yang unik itu. Secara ide dan alur cerita mungkin memang bukan yang terbaik karena cerita-cerita semacam ini bukan baru di Jepang, tapi karakter seperti Kikyo sepertinya akan sulit ditemukan atau dibuat lagi.

2. Yashahime

Sebagai sekuel Inuyasha, Yashahime punya reputasi yang buruk sama seperti sekuel lain pada umumnya. Saya yang hanya penggemar biasa nggak terlalu mempermasalahkan itu, sih. Apalagi sejak awal kan memang sudah dikasih tahu kalau Yashahime ini bercerita tentang anak-anak Inuyasha dan Sesshomaru. Jadi, apa perlunya para bapak ikut tampil, ya kan?!

Di anime 2 season ini, ceritanya tentang anak kembarnya Sesshomaru; Towa dan Setsuna dan anak semata wayangnya Inuyasha; Moroha. Mereka bertiga sudah berpisah dengan orang tuanya sejak kecil karena sebuah peristiwa dan hidup masing-masing sampai akhirnya tidak sengaja bertemu saat berusia 14 tahun. Petualangan mereka diawali dengan usaha Towa menyembuhkan Setsuna dari penyakit tidak bisa tidur, lalu dari situ mulailah terungkap latar belakang mereka. Kehadiran Inuyasha dan Sesshomaru yang nggak terlalu banyak memang sedikit mengecewakan, tapi saya lega akhirnya terbukti reputasi Sesshomaru sebagai siluman terkuat di serial ini 😁.

Saya nggak punya kesan yang gimana-gimana banget sama anime ini. Palingan di apisode terakhir season 1 aja yang bikin agak nangis dikit gara-gara sikap dinginnya Sesshomaru. Tapi selebihnya biasa aja. Lumayan mengobati kerinduan dan rasa penasaran dengan masa depan para karakter di serial Inuyasha sebelumnya. 


3. Attack on Titan

Anime paling fenomenal kayaknya ini. Tapi saya belum selesai nontonnya πŸ˜…. Saya kehilangan minat meneruskan nonton pas di episode dimana Levi kena bom. Kata suami saya terlalu mencintai Levi sampai nggak rela dia kena bom. Padahal bukan hanya itu alasannya.

Seperti biasa, saya nonton anime ini karena dukungan dari suami. Di awal saya coba memastikan dulu dengan menanyakan apakah ada karakter yang unik seperti Kikyo di anime ini, dan dia bilang saya akan suka dengan Mikasa. Dan setelah nonton, saya bisa simpulkan kalau suami saya benar-benar nggak paham sama perbedaan karakter manusia 😌. Dia kira Mikasa sama Kikyo itu mirip, dari manaaa??? Jelas-jelas Mikasa cuma cewek bucin yang ngintilin Eren ke mana-mana 😩.

Saya nggak perlu jelaskan sinopsis anime ini kayaknya saking populernya. Yang jelas, Attack on Titan sudah berhasil bikin saya tertarik langsung di episode pertama. Tanpa ba-bi-bu, saya nggak sadar udah nangis pas ibunya Eren dimakan Titan. Dan cerita berlanjut dengan penjelasan-penjelasan logis yang membuat saya menganggap bahwa segala sesuatu di anime ini sudah dipikirkan dan dirancang dengan baik oleh pembuatnya.

Sampai di episode itu, ketika Levi kena bom. Saya langsung kecewa luar biasa. Memang Levi adalah karakter favorit saya, tapi bukan kena bomnya yang bikin saya kecewa, tapi alasannya. Karena sejak awal cerita Attack on Titan dibangun dengan logika maka saya juga berharap ada penjelasan logis di setiap kejadian. Dan perisitiwa Levi kena bom itu menurut saya adalah scene paling aneh yang ada di anime ini. 

Ceritanya, Zeke yang sudah kritis dibawa sebagai tahanan dan dikawal sama Levi. Bom itu nempel di badan Zeke, dan tubuh Zeke seharusnya fokus untuk memperbarui diri. Sementara Levi yang sehat punya refleks yang hebat. How come, situasi yang udah nggak ideal buat Zeke dan Levi yang sehat wal afiat kok malah berakhir Zeke baik-baik aja, Levi sekarat?! Logikanya di mana? Saya nggak peduli kalau Levi mau dimatiin pun, tapi mbok ya dibuat yang masuk akal dulu, kan dari awal semuanya dibuat ada penjelasannya, tuh. Gimana sih dedek Hajime?! Mungkin suatu saat saya akan tuntaskan nonton anime ini, tapi untuk saat ini saya masih merasa belum butuh.

4. Demon Slayer

Bercerita tentang Tanjiro, yang melakukan perjalanan setelah keluarganya dibunuh oleh iblis terkuat; Muzan dan adiknya, Nezuko berubah menjadi iblis. Misinya adalah untuk membunuh Muzan dan mencari cara supaya Nezuko kembali menjadi manusia. Untuk memenuhi misinya itu Tanjiro berlatih untuk menjadi Demon Slayer dan dalam perjalanannya bertemu dengan orang-orang yang membantunya dan beberapa sahabat baru.

Mungkin Demon Slayer adalah salah satu anime paling overrated yang pernah saya tonton ✌. Bukan berarti saya nggak suka, atau ceritanya jelek, tapi memang berlebihan aja. Secara cerita dan karakter, nggak ada yang istimewa dari anime ini. Yang istimewa cuma gambar dan soundtracknya. Bahkan kalau fokus sama cerita, season terbarunya kemarin malah bikin saya bosan karena laaaaaambatnya luar biasa. Satu-satunya momen menyenangkan dari Demon Slayer adalah ketika nonton filmnya; Mugen Train. Dan belajar dari pengalaman ini, saya memutuskan untuk nggak terlalu mikirin ketika nonton anime-anime berikutnya kecuali memang karakternya berhasil menarik hati atau ceritanya benar-benar menarik.

5. Spy x Family

I loooove Anya!!! Spy x Family bercerita tentang negara-negara di dunia yang terlibat perang informasi. Tokoh utama kita, Twilight adalah seorang mata-mata yang diutus negara Westalis untuk bertugas di negara Ostania Timur dan harus bisa mengambil informasi sebanyak-banyaknya tentang seorang tokoh penting; Donovan Desmond. Untuk tugasnya itu, dia perlu memiliki sebuah keluarga. Tapi karena kekurangan agen akhirnya Twilight 'merekrut' 'orang biasa' untuk membantunya.

Secara tidak sengaja, rekrutannya yang dia kira orang biasa itu adalah seorang wanita pembunuh bayaran dan anak hasil uji coba genetika. Yor yang butuh seorang kekasih supaya meredakan kekhawatiran adiknya akan status lajangnya, setuju menjadi istri palsu Loid --nama samaran Twilight-- supaya bisa mendaftarkan Anya ke sekolah bergengsi. Anya yang ternyata bisa membaca pikiran, sadar bahwa orang tua barunya adalah orang-orang keren merasa sangat bangga dan berusaha sebaik mungkin untuk membantu mereka.


Sepanjang cerita kita akan disuguhkan cerita slice of life yang heartwarming dan tingkah lucu Anya yang membuat gemas. Meskipun anime ini bercerita tentang mata-mata dan pembunuh bayaran, tapi saya menontonnya hanya untuk melihat interaksi antar tokohnya yang canggung dan cute. Tidak ada momen atau scene yang menyentuh atau dramatis, tapi karena karakter-karakternya lovable semua jadi saya meniatkan untuk meneruskan menontonnya di season berikutnya.

***

Masih ada 5 anime lagi yang perlu saya ulas, tapi karena sudah nggak ada waktu hari ini, jadi lanjutannya akan saya bahas di postingan berikutnya. πŸ’—

© Zuzu Syuhada • Theme by Maira G.