Ayat-ayat tentang Hari Kiamat
Senin, 28 April 2025
Mukadimah
Al-Qur'an diturunkan untuk mengubah dan memperbaiki pola pikir. Kita sering menyederhanakan hal ini dengan ungkapan bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk.
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ
"Ramaḍân is the month in which the Quran was revealed as a guide for humanity..." (QS Al-Baqarah: 185)
Jika kita perdalam lagi makna dari kata 'petunjuk', ada satu poin yang jarang kita renungkan yaitu Al-Qur'an membawa cara berpikir yang benar-benar berbeda dengan apa yang selama ini mungkin diwariskan ke dalam benak kita sebagai manusia. Secara khusus, jika kita tempatkan Al-Qur'an dengan konteks masyarakat Arab di zaman Al-Qur'an diturunkan.
Al-Qur'an dulu turun kepada kaum yang buta huruf, masyarakat yang tidak unggul secara militer ataupun teknologi. Masyarakat yang pola berpikirnya hanyalah sekitar padang pasir, menggembala kambing, gurun dan langit terbuka. Yang menjadi fokus kehidupan mereka pada saat itu hanya berkisar keberlangsungan hidup mereka di dunia. Lalu ketika Al-Qur'an diturunkan, tiba-tiba dalam 23 tahun mengubah masyarakat yang berada dalam pinggiran peradaban menjadi komunitas yang solid dan memiliki visi dan misi yang kokoh serta menghasilkan manusia yang berkualitas yang sangat unggul sehingga bisa mengalahkan peradaban-peradaban besar yang jauh lebih unggul.
Salah satu rahasia perubahan itu adalah karena Allah menurunkan Al-Qur'an yang diantara ayat-ayatnya berbunyi, مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ...
Ayat-ayat itu mengubah cara berpikir manusia yang sangat sederhana, yang mungkin dibatasi oleh alam yang melingkupi kesehariannya menuju berpikir tentang objek di luar dirinya yang jangkauannya melampaui jangkauan fisik manusia. Al-Qur'an turun membawa seperangkat pengetahuan bahwa kehidupan manusia itu jauh lebih bermakna dan memiliki tujuan yang lebih luhur dibanding sekadar memenuhi kebutuhan manusiawi.
![]() |
Photo by Etienne Girardet on Unsplash |
Secara historis, hari pembalasan adalah sesuatu yang tidak pernah terpikir oleh orang-orang yang hidup di zaman itu. Konsep tentang kehidupan setelah mati membawa gagasan baru bahwa kelak di hari akhir mereka bisa mendapatkan keadilan yang hakiki, pertanggungjawaban yang haq, sehingga kehidupan di dunia menjadi lebih bermakna dan memiliki nilai dan tujuan yang luhur daripada sekadar menunaikan hajat-hajat keseharian.
Adanya gagasan tentang kehidupan yang abadi itu, bisa menaikkan kualitas pribadi manusia-manusia zaman itu menjadi generasi terbaik. Kemampuan Al-Qur'an dalam mengubah cara berpikir itu yang membuat mereka mau mengimani seseorang yang tidak memiliki latar belakang kekuasaan maupun kekuatan di jazirah Arab, hingga mampu membuat mereka menyeberangi lautan demi menegakkan Islam ke seluruh dunia.
Maka seharusnya pembacaan kita terhadap ayat-ayat tentang hari kiamat itu juga membawa kita kepada cara pandang yang berkualitas. Dalam skala paling minimal, mestinya bisa memberikan kita cara pandang baru untuk memaknai aktivitas kita.
Pokok-pokok Iman kepada Hari Kiamat
Mengimani hari kiamat merupakan konsekuensi logis dari adanya konsep perhitungan dan pertanggungjawaban. Tanpa konsep ini, maka kehidupan ini menjadi tidak bermakna (meaningless). Kita tidak akan punya tujuan dan nilai dalam hidup tanpa memiliki konsep pertanggungjawaban semacam ini. Islam adalah satu-satunya agama yang membahas konsep ini dengan sangat jelas. Ketika kita membaca Al-Qur'an dan menemukan ayat-ayat yang membahas kehidupan setelah kematian, kita akan mendapatkan satu persepsi yang utuh tentang bagaimana dan apa yang akan kita alami.
Hari kiamat adalah bagian dari keadilan Allah swt. Dengan mengimani hari kiamat maka kita akan meyandarkan harapan sepenuhnya hanya kepada Allah swt. Setiap hak yang terampas, setiap diri yang terdzalimi, semua akan mendapat keadilan kelak di hari kiamat. Dengan keimanan ini, kita tidak akan mempertanyakan keadilan Allah di dunia karena menyadari bahwa keadilan yang hakiki adalah setelah hari kiamat tiba.
Kesempurnaan keadilan Allah itu didetilkan dengan kesempurnaan catatan Allah swt. Catatan Allah swt tidak bisa diedit dan dimanipulasi. Kesempurnaan catatan ini karena kesempurnaan pengetahuan Allah. Tidak ada yang dilupakan Allah.
Dengan keimanan ini akan memotivasi kita untuk sadar terhadap kebangkitan dan pertanggungjawaban. Ini memotivasi kita agar beramal lebih baik lagi, dalam skala sekecil atau sebesar apapun. Kepercayaan terhadap hari kiamat memberikan koridor amal dalam segala aspek kehidupan manusia.
Nama-nama Hari Kiamat
Yaumul Qiyaamah; istilah kiamat terulang kurang lebih 70 kali dalam Al-Qur'an. Kiamat secara bahasa artinya bangkit - kebangkitan. Bahkan ada satu surat khusus yang diberi nama Al-Qiyamah
Yaumul Aakhir
As-Saa'ah; dalam bahasa Arab kata ini merujuk pada dua makna utama, yaitu; sebagian waktu yang tidak definitif, dan satu peristiwa yang terjadi mendadak. Hari Kiamat adalah masa yang tidak diketahui kapan terjadinya dan akan terjadi secara tiba-tiba sehingga membuat manusia kaget dan takut.
Yaumul Ba'ts
Al-Qaari'ah;
Yaumul Fashl; Hari di mana keputusan besar terjadi
Yaum ad-Diin; Hari pembalasan.
Apa yang Terjadi pada Hari Kiamat?
Kemusnahan semua makhluk. Setiap yang ada di muka bumi adalah fana, dan akan binasa dan kembali kepada Allah swt. Setiap makhluk memiliki awal dan akhir maka setiap makhluk pasti akan musnah. Kemusnahan ini akan ditandai dengan peniupan sangkakala pada hari Jum'at. Tiupan sangkakala akan terjadi untuk memusnahkan seluruh makhluk, lalu akan ditiupkan kembali untuk membangkitkan seluruh manusia. Setelah peniupan sangkakala ini Allah menaktidrkan kebangkitan setelah kematian. Manusia bangkit dari kuburnya seperti serangga yang bertebaran, dengan fisik yang baru berasal dari tulang ekor. Orang-orang kafir akan bangkit dalam keadaan kaget dan menyesal.
Setelah dibangkitkan, manusia akan dihimpun ke padang mahsyar dalam keadaan telanjang sebagaimana ketika baru dilahirkan. Ini merupakan satu isyarat penting bahwa tidak ada apapun yang bisa disembunyikan di hadapan Allah swt. Allah swt mensyariatkan pakaian kepada manusia, salah satu tujuannya adalah untuk menutupi kekurangan dan supaya kita tidak malu di hadapan orang lain. Namun di hadapan Allah swt tidak ada yang bisa kita sembunyikan. Padang mahsyar adalah hamparan luas yang berbeda dengan hamparan yang ada di bumi. Tidak ada yang menghalangi pandangan, seperti pohon atau gundukan (bukit). Keadaan manusia pada saat itu dalam keadaan kalut dan matahari dekat sekali dengan manusia dan panasnya sesuai dengan kondisi keimanan dan amal masing-masing manusia.
Setiap manusia akan mencari syafa'at kepada para nabi karena kegelisahan yang mereka rasakan. Nabi Muhammad saw mendapatkan hak istimewa untuk memberikan syafa'at yang disebut Syafa'at Uzhma; yaitu untuk mempercepat proses hisab umatnya. Manusia akan dihisab sesuai dengan amalnya. Ada yang mengalami hisab yang mudah ada hisab yang sulit. Hisab yang mudah adlaah ketika amalan hanya ditampilkan secara umum dan tidak dipertanyakan satu per satu. Hisab yang sulit adalah ketika setiap amalnya diperiksa dengan detil maka itu akan mendapatkan azab.
Setelah dihisab, setiap amal akan ditimbang di mizan. Al-Mizan adalah manifestasi dari keadilan Allah swt. Dan timbangan ini tidak ada cacat sama sekali. Dalam proses penimbangan ini akan ada penambahan atau pengurangan amal yang terkait dengan hak-hak orang lain. Penimbangan ini sangat adil, sehingga tidak ada satu pun yang luput sedikitpun. Di sinilah orang-orang yang bangkrut akan mendapatkan keadilan, di mana amal-amalnya akan dikurangi tergantung dengan kedzaliman yang dia lakukan kepada orang lain selama di dunia.
Di jembatan (Shirat) manusia akan digiring berdasarkan nasibnya masing-masing. Ahli surga yang tidak didahului neraka akan langsung menuju surga. Ahli neraka akan langsung jatuh ke neraka, sementara mukmin yang bermaksiat akan menerima konsekuensi maksiatnya.
Catatan Kajian Tadabbur Ayat-ayat tentang Hari Kiamat oleh Ustadz Faris Jihady, Lc. M.A.