SLIDER

Catatan Baca: Adab dan Kiat dalam Menggapai Ilmu (bag. 4)

Photo by Yazid N on Unsplash

Penuntut Ilmu dan Kitab

Kecintaan seorang penuntut ilmu dalam kepemilikan terhadap kitab-kitab adalah perkara yang tidak dapat dibantah. Sedangkan kondisi para penuntut ilmu terkait kecintaan dan kesukaannya memiliki kitab-kitab dan rujukan-rujukan, ada yang berlebihan dan ada yang kurang antusias. Dalam memilih kitab-kitab yang hendak ditelaah, hendaknya memerhatikan hal-hal berikut ini:

  1. Meminta petuah dari sebagian guru atau para penuntut ilmu yang mumpuni sebelum menelaah kitab yang hendak dibeli
  2. Jika kitab yang hendak dibeli tersebut adalah kitab syarah dari sebuah kitab, maka hendaknya dipastikan apakah ada syarah lain dari kitab tersebut? Jika ada, maka hendaknya ia memastikan manakah di antara syarah tersebut yang paling lengkap dan memiliki kandungan ilmu yang banyak?
  3. Jika dihadapkan pada pilihan terhadap syarah tertentu dari kitab tertentu, maka yang lebih utama adalah memastikan dari penerbit mana syarah tersebut dikeluarkan? Jika syarah tersebut dikeluarkan oleh lebih dari satu penerbitan, maka hendaknya berusaha untuk menanyakan tentang penerbit mana yang terbaik?
  4. Jika kitab yang hendak dibeli telah ditahqiq, maka hendaknya ia berusaha untuk mendapatkan tahqiq yang terbaik
  5. Jika kitab tersebut terdiri dari beberapa juz, maka hendaknya ia memerhatikan nomor juz yang tertera di sampul luar kitab dan memastikan nomor tersebut
  6. Berusaha memeriksa dengan cepat lembaran-lembaran kitab, khawatir terdapat lembaran yang cacat
  7. Berusaha memerhatikan jilid demi jilid dan bentuk tulisan yang jelas. Adz-Dzahabi berkata, "Di antara perkara yang paling disukai oleh para ahli hadits adalah menghasilkan naskah yang jelas."
  8. Apabila kitab tersebut besar, maka jika mampu hendaknya memeriksa daftar isi; karena dalam hal tersebut terdapat kebaikan yang banyak, dengannya dapat diketahui kandungan kitab secara umum
  9. Tidak meremehkan kitab dengan melemparnya, atau mendudukinya, atau hal yang serupa dengan itu. Nu'aim bin Na'im berkata, "Tatkala Imam Ahmad ditanya, "Apakah seseorang boleh menaruh kitab-kitab di bawah kepalanya?" Ia balik bertanya, "Kitab apa yang kamu maksud?" Penanya berkata, "Kitab-kitab hadits." Maka Imam Ahmad menjawab, "Jika itu dilakukan karena seseorang khawatir kitabnya akan dicuri, maka tidak mengapa. Namun jika ia menjadikannya sebagai bantal saja, maka itu tidak diperkenankan."
  10. Menghubungi perpustakaan dan penyalur kitab via telepon untuk menanyakan keberadaan kitab dan mengetahui keberagaman harga. Dengan demikian, ada dua keuntungan bagi Anda; yakni menjaga sebagian waktu, dan juga harta Anda.
  11. Diantara perkara yang hendaknya penuntut ilmu berhati-hati dengannya adalah, janganlah sampai tujuan dan maksud satu-satunya dari membeli kitab-kitab tersebut hanya untuk memperbanyak dan memenuhi laci lemari rumahnya, agar dapat dilihat oleh orang-orang yang datang. Sungguh ini merupakan ketergelinciran yang sangat berbahaya dan buruk

Kecintaan para ulama dan ahli ilmu telah banyak kita ketahui dan salah satu yang menarik bagi saya adalah kisah tentang al-Hasan bin Ahmad yang memimpikan sebuah kota penuh dengan buku, dan dia disibukkan dengan buku-buku itu di kota tersebut. Membaca kisah ini saya pun makin meyakini bahwa kita benar-benar bisa memiliki kebahagiaan versikita sendiri di surga nanti. Sebagaimana petani yang memiliki tanah pertaniannya sendiri nanti di surga, saya pun memimpikan buku-buku yang belum sempat saya baca di dunia ini agar bisa saya tuntaskan di akhirat nanti. Ketika saya punya semua waktu yang dibutuhkan untuk membaca buku, saya tidak akan pernah kehabisan bahan bacaan dan sibuk hanya dengan buku-buku saya. Jika ini tidak bisa membuat para pencinta buku bersemangat mengejar surga, entah apa lagi yang bisa?

Begitu berharganya buku dan kitab bagi ahli ilmu, di dalam buku disebutkan tata cara dan adab-adabnya dalam meminjam buku. Saya tidak memiliki catatan khusus pada bab ini karena sudah sejak lama memutuskan untuk tidak berurusan dengan orang lain perihal buku. Sudah terlalu sering saya tidak berhasil meminjamkan atau meminjam buku. Ya, saya juga sangat sulit mengembalikan buku. Bukan karena tidak ingin mengembalikan, tapi karena saya jarang sekali meninggalkan rumah. Mengembalikan buku itu berarti harus bertemu pemiliknya dan itu bukan sesuatu yang biasa saya lakukan. Jadi, saya mencukupkan diri dengan koleksi buku pribadi. Terima kasih. ☮

Hafalan Al-Quran

Menghapal Al-Qur'an bagi penuntut ilmu merupakan perkara mendasar yang mana setiap penuntut ilmu harus memulai darinya. Meskipun menghapal Al-Qur'an bukanlah perkara yang wajib bagi penuntut ilmu, namun menghapalkan Al-Qur'an merupakan kunci bagi metode menghapal dan pemahaman.

Beberapa orang akan mengelak dan mengatakan bahwa hapalan dan daya ingatnya lemah, padahal jiwa jika tiap kali dibiasakan, lambat laun akan terbiasa. Beberapa langkah yang dapat membantu dalam menghapal Al-Qur'an adalah:

  1. Ikhlas karena Allah
  2. Membaca tafsir ayat-ayat yang hendak dihapalkan
  3. Membaca ayat-ayat yang telah dihapal pada shalat malam
  4. Mengulang pembacaannya di luar shalat
  5. Menghapalkan dengan metode talaqqi
  6. Menghapal dengan menggunakan satu nuskhah

Salah satu tips yang diberikan untuk mengulang hapalan adalah dengan menyediakan kurang lebih satu jam setiap hari, yaitu pada waktu di antara azan dan iqamah. Jika seorang penuntut ilmu berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk datang ke masjid lebih awal, bersamaan dengan azan atau beberapa saat sebelumnya, maka ia memperoleh banyak waktu sebelum shalat jama'ah dimulai.

Lisan Seorang Penuntut Ilmu

Dua bab terakhir pada bagian ini berkaitan dengan akhlak penuntut ilmu terkait dengan apa yang dikatakannya. Ketahuilah bahwa perkataan 'aku tidak tahu' dari seorang yang ditanya, itu tidaklah merendahkan kedudukannya. Imam Al-Ghazali berkata, "Sekiranya orang yang tidak mengetahui itu diam saja, tentu perselisihan akan lebih sedikit terjadi. Barangsiapa yang pendek akalnya, dan sempit pandangannya dari perkataan ulama umat ini serta pengkajiannya, maka apa perlunya dia berbicara tentang sesuatu yang tidak diketahuinya? Dan ikut campur ke dalam sesuatu yang tidak bermanfaat baginya? Yang benar dalam hal ini hendaknya ia diam."

Dan diantara permasalahan lisan penuntut ilmu adalah desas-desus. Seorang penuntut ilmu hendaknya menahan diri agar tidak menjadi seperti orang-orang yang suka mengorek berita. Iyas bin Muawiyah mewasiatkan kepada Sufyan bin Hasan, ia berkata, "Camkanlah apa yang aku katakan kepadamu, 'Hendaklah engkau menjauhi desas-desus dalam pembicaraan; karena tidak sedikit orang yang mnembawa desas-desus itu melainkan ia mendapat kehinaan pada dirinya dan didustai perkataannya."

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Zuzu Syuhada • Theme by Maira G.