• Home
  • About
  • Contact
Powered by Blogger.
facebook twitter instagram pinterest Email

zuzu syuhada

Assalamua'alaikum

Sebelum pakai alis
Maafkan alis yang berantakan yes?! :)
Mumpung lagi sakit, saya mau share informasi yang ringan-ringan aja dulu. Kali ini adalah produk untuk ng-alis dari Oriflame. Sebenarnya ada beberapa jenis produk, di antaranya Eyebrow Marker dari seri The One dan Eyebrow Gel dari seri Giordani Gold. Bahkan eyeliner pencil dari seri Very Me juga bisa dipakai untuk bikin alis. Walaupun saya punya semua, tapi saya paling suka sama yang ini. Maka saya putuskan untuk bikin review produk yang ini saja. Nah, bagi yang lagi bingung dan galau antara beli atau nggak Eyebrow Kit dari Oriflame ini mudah-mudahan review dari saya bisa sedikit membantu ya...

PACKAGING



The One Eyebrow Kit ini boxnya berwarna ungu-ungu sendu gitu, agak kebiruan atau gimana ya?! :D Yah, liat sendiri aja ya. Kayak gitu lah pokoknya. Saya nggak punya tabungan banyak kosakata untuk deskripsi warna. Haha... Bentuknya rectangle kecil yang menurut saya cocok banget untuk dibawa-bawa. Di bagian dalam box ada petunjuk cara pengaplikasian dan keterangan lainnya dalam berbagai bahasa, sama seperti di bagian luar dan sisi samping kanan box.


Di sisi samping kiri, adalah komposisi produk. Nggak usah saya tulis ulang ya, karena kayaknya kebaca deh di foto iya kan?! Nah, saya muter-muter cari kode BPOM di kemasan nggak ketemu. Tapi saya sih yakin kalau semua produk Oriflame kan sudah terdaftar dan lulus uji BPOM. Karena kalau nggak, nggak akan bisa beredar di Indonesia.

APLIKATOR

Oriflame ngasih 2 aplikator di dalam kemasan yang tersimpan di laci pas di bawah brow powder dan wax. Yang warna putih gunanya untuk aplikasi wax, yang hitam untuk aplikasi brow powdernya. Aplikator yang hitam menurut saya lebih lembut daripada yang putih.

Soal aplikator ini, sebenarnya agak saya sayangkan. Karena menurut saya, daripada Oriflame ngasih dua angled brush yang bentuk dan fungsinya sama kan mending satunya pakai spoolie ya?! Dan saya juga pernah lihat, Eyebrow Kit yang beredar di luar negeri aplikatornya terdiri dari angled brush dan spoolie brush. Jadi, kenapa yang beredar di Indonesia beda?! Kenapa?! #lebay

Dan kekurangan dari aplikator ini, menurut saya agak ketebelan. Angled brush yang biasa beredar untuk bikin eyeliner atau alis kan biasanya tipis gitu ya. Tapi, so far itu nggak berpengaruh ke kwalitas produk kok. Saya tetep nyaman aja pakainya.

SHADES

Ketika membuka kemasan The One Eyebrow kit ini, kita akan ketemu sama 2 brow powder dan 1 brow wax. Mirip sama NYX Eyebrow Cake Powder ya?! Tapi saya nggak mau bandingin kok. Cuma terlintas aja gitu, keingetan.

Eyebrow ini nggak punya shade lain kecuali kode 32031 ini. Tapi, saya pikir warna yang ada ini aja udah sangat mewakili jenis warna rambut alis orang Indonesia kok. Kita tinggal sesuaikan aja dengan kebutuhan warna alis kita. Kalau mau bold, tambahin wax dan pakai yang shade warna coklat tua. Kalau mau yang warnanya lebih soft, pakai shade warna coklat mudanya agak banyakan.

Oiya, selain sebagai Eyebrow produk ini juga bisa banget untuk eyeshadow. Jadi kalau misalnya lagi pengen dandan pakai eyeshadow yang natural, tinggal aplikasikan saja sesuai kebutuhan kita. Saya terinspirasi untuk pakai Eyebrow Kit ini sebagai eyeshadow setelah Kiara Leswara nge-review produk ini di Youtube Channel nya. Selain sebagai eyeshadow, saya juga kadang pakai shade coklat mudanya untuk contouring hidung. Jadi, udah tahu kan kenapa saya suka sama produk ini?! Multifungsi bu, IRIT :D

PIGMENTASI

Seperti yang sudah saya tulis di atas, saya sering pakai Eyebrow Kit ini sebagai eyeshadow. Itu artinya, menurut saya pigmentasi produk ini bagus. Apalagi kalau ditambah brow wax sebelum atau sesudah aplikasi brow powder, insyaAllah daya tahannya di alis akan lebih lama. Kalau pakai ukuran jam, saya belum pernah pakai seharian sih. Karena pasti kepotong shalat Dzuhur, Ashar dan kalau lagi rajin pagi-pagi jam 8an saya sudah Dhuha. So, sependek pengalaman saya pakai produk ini bisa bertahan dari jam 7 pagi sampai 12 siang. Dan kalau pakai wax, setelah wudhu pun masih lumayan kok nempel di alis walaupun nggak setegas ketika pertama kali diaplikasikan.

HARGA

Kalau harga katalog normalnya produk ini harganya 159.000 tapi karena saya member Oriflame saya dapat harga yang lebih murah. Kalau sedang ada diskon, kadang harganya bisa 99.900 sampai 129.000 tergantung berapa persen diskonnya. Menurut saya sih nggak terlalu mahal kalau mau dibandingkan dengan produk sejenis seperti yang saya sebut di atas :D Karena ini kan produk MLM yang memang biasanya harga produknya lebih tinggi dibanding harga produk sejenis di pasaran.

Untuk mensiasati harga, belilah ketika harganya sedang diskon. Nah, saya kasih bocoran ya... Ritme diskonan di Oriflame itu biasanya tiga bulan sekali. Jadi kamu bisa beli ketika harga lagi diskon, pakai sampai habis, pas harganya diskon lagi tinggal beli lagi. ;)


Setelah dialisin
Ini ada video cara saya mengaplikasikan The One Eyebrow Kit. Nggak bagus sih kayaknya, tapi lebih baik daripada saya harus edit-edit foto yang pasti butuh waktu lebih banyak. 

Semoga review ini bermanfaat ya... Kalau kamu pengen beli produk ini bisa hubungi saya lewat akun media sosial saya atau WA aja ke 085851965468. Siapa tahu harganya lagi diskon.

Wassalamu'alaikum


Share
Tweet
Pin
Share
8 komentar
2016 sudah hampir berakhir, dan saya masih saja stay di asrama. Tak beranjak.

Sebenarnya kami sudah punya beberapa rencana untuk liburan ini. Di antaranya adalah pulang ke kampung saya untuk menitipkan anak-anak ke rumah budenya karena saya dan suami akan pergi ke Lampung Barat tanggal 31 Desember nanti. Bukan untuk tahun baruan, tapi dalam rangka Family Gathering dan kondangan ke walimahnya salah satu karyawan sekolah kami. Tapi semua rencana liburan itu kayaknya bakalan mengendap karena sampai tanggal 28 ini, kami masih ayem-ayem saja.

Bukan tanpa alasan kalau saya tidak ingin ke mana-mana selama liburan ini. Pertama, saya lelah. Sangat lelah setelah sejak awal bulan Desember ini beberapa kegiatan sekolah yang menguras tenaga harus saya ikuti. Ditambah lagi, saya harus membawa anak yang pasti membuat tubuh saya makin lelah. Alhamdulillah waktu kemarin ada pelatihan untuk guru selama 3 hari, ibu saya bisa datang ke sini dan membantu menjaga anak-anak di rumah sehingga saya sangat tertolong. Namun begitu, tetap saja saya ambruk tepat sehari setelah ibu saya pamit pulang lagi ke kampung. Saya langsung sakit. Jadi alasan kedua kenapa saya nggak ke mana-mana, jelas karena saya nggak bakalan sanggup buat pergi-pergi. Plus, cuaca yang benar-benar tidak menentu membuat kami yang nggak punya mobil ini pasti selalu mikir-mikir kalau mau pergi. Kadang masih di rumah cuaca cerah, tapi tiba-tiba ketika baru 5 menit bawa motor langsung hujan deras. Kalau cuma berdua saja sih nggak masalah, tapi kalau bawa krucil dua biji kan jadi kasihan. Jadinya berabe kalau anak-anak yang sakit. Maka saya putuskan, sudah cukup saya saja yang sakit.

Seharusnya sakit ini sudah bisa saya antisipasi. Saya sudah hafal, setiap badan mulai merasa kelelahan pasti tidak lama saya akan sakit. Tapi itulah, seringkali saya abai pada tanda-tanda yang diberikan tubuh sampai akhirnya benar-benar terkapar. Barulah kemudian menyesal. Sejak hari terakhir pelatihan saya sudah mulai merasakan sakit di tenggorokan. Tapi saya biarkan saja, kayak nggak ngeh gitu kalau mau sakit. Jadilah 3 hari yang lalu, saya mulai demam dan suara saya habis, plus hidung meler tak tertahankan.


Begitu sudah sakit, barulah saya menggerutu sendiri. Menyesal kenapa kemarin ketika masih serak-serak di tenggorokan nggak minta dibelikan Habbatus Sauda sama suami. Dan di situlah pelajarannya. Salah satu hikmah sakit bagi muslim memang adalah untuk mengingatkan kita dari kelalaian yang kita lakukan ketika masih sehat. Sering kan, ketika sakit kita tiba-tiba langsung ingat kematian dan terbayang dosa-dosa yang sudah kita lakukan? Atau dalam skala kecil ya inilah, sadar kalau sehat ini adalah nikmat yang memang harus kita jaga dengan serius.


Terus terang saya sendiri tidak tahu kenapa saya mudah sekali terserang flu. Sejak masih anak-anak sampai sekarang, penyakit saya sepertinya ya cuma ini. Tapi subhanallah, menderitanya luar biasa. Saya tidak tahu apakah orang lain merasakannya juga, tapi seringkali orang-orang di sekitar saya sampai heran kalau melihat saya sedang sakit. Mata saya pasti akan sembab selama sakit karena menangis. Bukan menangisi penyakit, tapi memang air mata yang mengalir sendiri berbarengan dengan lendir yang cair persis air. Jadi kalau yang meler hidung sebelah kanan, mata kanan akan ikut nangis. Kalau yang meler pindah ke hidung sebelah kiri, mata kiri juga nggak mau kalah ikutan meler. Jadi, kalau saya meler seminggu maka seminggu itulah saya akan menangis setiap hari. Hidung harus selalu disumpel tisu karena kalau tidak pasti air akan menetes-netes seperti genteng bocor kehujanan. Dan percayalah, itu membuat aktifitas saya sangat terganggu. Saya bahkan pernah berdoa khusus untuk pilek saya ini. Nggak pa-pa demam sampe seminggu tapi jangan pake pilek Ya Allah... :(

Saya sendiri nggak pernah ingin berobat ke dokter kalau sedang sakit, karena pernah sekali berobat dan ternyata sembuhnya sama aja waktunya dengan nggak berobat. Sudah minum obat, nggak sembuh juga. Mending nggak usah minum obat, tapi sembuh kan?! Cuma satu saja yang harus punya stok banyak; SABAR. Mungkin memang sudah rencana Allah menjadikan flu sebagai penyakit rutin saya, --dulu, bahkan bisa sebulan sekali saya kena flu--. Dan mungkin kalau saya kena sakit lain, belum tentu bisa sekuat ini menanggungnya. --padahal rasanya sudah seperti orang paling menderita sedunia--. Dan, memang benar kalau kita mengikhtiarkan sekuat apapun kalau Allah belum berkehendak maka pasti tak akan ada hasilnya.

Tapi indahnya Islam, Masya Allah. Setiap kali saya merasakan sakit, ketika shalat dan tak sempat mengelap ingus yang menetes di mukena saat ruku' dan sujud Alhamdulillah saya masih diingatkan oleh Allah bahwa semua rasa sakit yang menimpa kita --manusia-- ini pasti akan jadi penghapus dosa jika kita ikhlas menjalaninya.

Maka ketika saya menulis ini, saya menulis sebagai bentuk kesyukuran masih diberikan nikmat sakit oleh Allah agar saya ingat bahwa kesehatan adalah sesuatu yang harus saya syukuri. Saya kembali mengingat bahwa ada banyak peluang kebaikan jika saya menghadapinya dengan kesabaran. Saya juga bersyukur bahwa sakit yang saya derita ini belum ada apa-apanya dibanding penyakit orang lain yang bisa jadi nyawa adalah taruhannya jika penyakitnya kambuh. Lah saya cuma pilek bulanan, udah minta diskonan. Dan saya juga bersyukur, karena pasti karena takdir Allah saya menemukan hadits bahwa penyakit demam --yang selalu membarengi flu saya ini-- dapat menyelamatkan saya dari api neraka.

Janganlah kamu mencaci maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan mengahapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi. (HR. Muslim)

“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api Neraka.” (HR. Al Bazzar, shohih)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Setiap kali bertemu dengan calon siswa baru yang mendaftar di sekolah, pertanyaan pertama yang saya ajukan ke mereka adalah, "Kenapa pengen sekolah di sini?" Pertanyaan klasik? Ya. Dan jawaban yang saya dapat juga rata-rata juga klasik, "Karena mau menghafal Al-Qur'an." Apakah itu salah? Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin harapan untuk menghafal Al-Qur'an dianggap kesalahan.


Kita memang patut bersyukur saat ini banyak sekali lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Dan hampir bisa dipastikan semua lembaga pendidikan punya program unggulan Tahfidz Al-Qur'an. Belum lagi pelatihan-pelatihan instan yang bermacam-macam jenisnya, dari yang waktunya 2 tahun hafal 30 juz sampai yang menjamin hafal 30 juz dalam waktu sebulan. Luar biasa! Orang-orang kemudian berduyun-duyun mendaftar, mengikuti program-program hafalan Al-Qur'an. Berebut dan bersaing agar bisa menjadi Haafidzul Qur'an. Sekolah-sekolah Islam diserbu para orangtua yang ingin agar anaknya menjadi penghafal Al-Qur'an.

Tapi sayangnya, semangat menjadi penghafal Al-Qur'an itu belum diimbangi dengan semangat memperbaiki bacaan Al-Qur'an. Saya tidak tahu siapa yang mengajarkan orang-orang agar menghafal Al-Qur'an tanpa membaguskan tajwidnya. Sering sekali saya menjumpai siswa atau murid, yang semangat sekali menghafal bahkan yang sudah banyak hafalannya tapi ternyata kacau bacaan Al-Qur'an nya. Bagaimana bisa? Karena mereka menghafal dari mendengar murattal, mengikuti ucapan guru tanpa dengan teliti membaca Al-Qur'an.

Saya sih berharap kasus seperti ini hanya ada di sini. Jangan sampai kita terlena dengan janji Allah mendapat jubah cahaya di akhirat karena hafalan Al-Qur'an tapi tak peduli pada syarat utamanya. Demi Allah, di zaman Rasulullah tidak ada satupun sahabat Rasul yang hafal Al-Qur'an tapi tak bisa baca Al-Qur'an. Baguskanlah dulu bacaanmu, baru bersemangatlah menghafal. Karena untuk apa banyak hafal, tapi tak bisa baca?

Untuk orang tua, bisakah tolong ganti pertanyaan Anda ketika bertemu kami --para guru--. Yang biasanya kami ditanya, "Bagaimana perkembangan hafalan anak saya?" cobalah ganti dengan, "Apakah anak saya sudah lancar membaca Al-Qur'annya?" Saya akan sangat senang jika ada orang tua yang bertanya seperti itu.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

I am a teacher and firefighter mother for my daughters.
I'm passionate about art, beauty and having a great interest about Islamic studies

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Categories

Book Review Brain Dump Bullet Journal Family Story Film Review Life Hacks Quran Journal Seeking Jannah Zero Waste

Total Pageviews

recent posts

Blog Archive

  • ►  2019 (11)
    • ►  February 2019 (1)
    • ►  January 2019 (10)
  • ►  2018 (9)
    • ►  December 2018 (1)
    • ►  October 2018 (1)
    • ►  September 2018 (1)
    • ►  July 2018 (2)
    • ►  June 2018 (1)
    • ►  March 2018 (1)
    • ►  January 2018 (2)
  • ►  2017 (30)
    • ►  December 2017 (2)
    • ►  November 2017 (3)
    • ►  October 2017 (3)
    • ►  September 2017 (5)
    • ►  August 2017 (2)
    • ►  July 2017 (1)
    • ►  April 2017 (4)
    • ►  March 2017 (1)
    • ►  February 2017 (1)
    • ►  January 2017 (8)
  • ▼  2016 (9)
    • ▼  December 2016 (3)
      • REVIEW; The One Eyebrow Kit
      • Nikmatnya Sakit bagi Muslim
      • Tahfidz Dulu, Tahsin Belakangan (?!)
    • ►  November 2016 (5)
    • ►  October 2016 (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  February 2014 (2)
  • ►  2013 (36)
    • ►  November 2013 (4)
    • ►  October 2013 (3)
    • ►  September 2013 (3)
    • ►  July 2013 (2)
    • ►  May 2013 (2)
    • ►  April 2013 (8)
    • ►  March 2013 (3)
    • ►  February 2013 (6)
    • ►  January 2013 (5)
  • ►  2012 (12)
    • ►  December 2012 (9)
    • ►  April 2012 (2)
    • ►  January 2012 (1)
  • ►  2011 (2)
    • ►  December 2011 (2)

Popular Posts

  • Mengapa Saya Memilih Oriflame?
  • Love Nature Aloe Vera Skincare; Review
  • Tentang Aksi Bela Qur'an Hari Ini; Sikap Saya
  • Mendampingi Aktifnya Anak dengan Indomilk UHT Kids Full Cream
  • Review Pokana Pants Disposable Diaper
Technology image created by Freepik

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates