tag:blogger.com,1999:blog-89310932069713430792024-03-28T06:54:18.409+07:00Zuzu Syuhadawelcome to my digital diaryZuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.comBlogger58125tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-6165764509120666832024-03-10T09:00:00.092+07:002024-03-11T09:39:27.437+07:00Dasar-dasar Pengasuhan Anak<p style="text-align: justify;">Sebelum membahas elemen-elemen inti dari penanaman iman pada anak, ada baiknya kita membahas beberapa dasar-dasar pengasuhan anak sebagai fondasi. Bagian berikut ini akan membahas pentingnya relasi pernikahan dan hubungannya dengan pengasuhan anak, peran gender, serta peran sebagai ibu dan ayah. Bagian ini juga membahas perlunya orang tua untuk memupuk iman mereka sendiri, dan menyadari hak-hak dasar anak (kewajiban orang tua), hak-hak dasar orang tua (kewajiban anak), dan pentingnya pemberian ASI, ikatan batin, dan keterikatan awal. Buku ini diakhiri dengan nasihat berharga tentang berdoa untuk anak yang saleh.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTpqCGbIhjUMOxc57zuoB98MXzfj7udC9rDniAs4rMpZwohrtrW8dPuEH2B69JM8A-5LbPzJN4EV526NdgMvqoaWDHkDA5BfCLLPAMobFsN_mdXyJ-kKeThdeJlv70TZDF3VDTjkt6ZkbuomCO4JyPlJQdS3mL3MtOyBhsX4UTS7bsgrm0ymLMZ7i5gI/s4592/towfiqu-barbhuiya-5u6bz2tYhX8-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3064" data-original-width="4592" height="428" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJTpqCGbIhjUMOxc57zuoB98MXzfj7udC9rDniAs4rMpZwohrtrW8dPuEH2B69JM8A-5LbPzJN4EV526NdgMvqoaWDHkDA5BfCLLPAMobFsN_mdXyJ-kKeThdeJlv70TZDF3VDTjkt6ZkbuomCO4JyPlJQdS3mL3MtOyBhsX4UTS7bsgrm0ymLMZ7i5gI/w640-h428/towfiqu-barbhuiya-5u6bz2tYhX8-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@towfiqu999999?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Towfiqu barbhuiya</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/a-pile-of-plastic-letters-and-numbers-on-a-pink-and-blue-background-5u6bz2tYhX8?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><b>Pentingnya hubungan pernikahan</b></p><p style="text-align: center;">وَمِنْ ءَايَـٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًۭا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةًۭ وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَـَٔايَـٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَتَفَكَّرُونَ ٢١</p><p style="text-align: center;"><i>"Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS Ar-Rum: 21)</i></p><p style="text-align: justify;">Keluarga mungkin merupakan institusi paling penting dalam masyarakat karena merupakan blok bangunan dari keseluruhan struktur. Karena alasan ini, banyak aturan yang ada dalam hukum Islam yang menjamin kelestarian unit penting ini. Di dalam keluarga, hubungan pernikahan adalah pusat di mana semua elemen lainnya berputar. Jika pusat ini berjalan dengan lancar dan harmonis, maka kemungkinan besar seluruh sistem juga akan seimbang. Ketika ada gangguan atau perselisihan, maka seluruh sistem akan mengalami kerusakan. Pernikahan yang kuat akan menghasilkan keluarga yang berfungsi dengan baik dan, pada gilirannya, menjadi fondasi yang kokoh bagi masyarakat.</p><p style="text-align: justify;">Pernikahan sangat penting dalam Islam, sampai-sampai Nabi ﷺ bersabda: "Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah..." Beliau juga bersabda: "Barangsiapa yang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh dari imannya. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuh sisanya." Dengan demikian, pernikahan adalah bentuk ibadah dan kesempatan untuk meningkatkan ketundukan seseorang kepada Allah. Dalam kehidupan ini, Allah telah menciptakan laki-laki dan perempuan dari satu jiwa dan menyucikan ikatan pernikahan agar mereka dapat hidup bersama untuk mencapai ketenangan hati, saling mendukung, dan saling membantu dalam beribadah kepada Allah. Ketika kita tunduk kepada Allah di dalam dan melalui pernikahan kita, kita akan menemukan ketenangan dan kedamaian yang disebutkan dalam hadits di atas.</p><p style="text-align: justify;">Sebagai sebuah ibadah, baik suami maupun istri harus berniat untuk menyenangkan Allah selama proses ini dan bertindak sesuai dengan hukum-hukum-Nya. Pasangan suami istri harus fokus untuk bertumbuh bersama dalam ketaatan dan kecintaan kepada Allah, dan harus mencari pengetahuan Islam dengan tujuan mengembangkan iman dan rasa takut kepada Allah di dalam hati mereka. Kehidupan dan keputusan hidup mereka harus didasarkan pada ajaran Al-Qur'an yang mulia dan Sunnah Nabi ﷺ, dan anak-anak mereka harus dibina dalam lingkungan yang kental dengan ajaran tersebut.</p><p style="text-align: justify;"><b>Pertimbangan dalam pernikahan</b></p><p style="text-align: justify;">Sebelum menikah, seseorang akan memilih pasangan dengan sangat hati-hati, dengan mengutamakan iman atau keimanan orang tersebut dan bukan status sosial, kekayaan, kebangsaan, kecantikan, dan sebagainya. Rasulullah ﷺ bersabda: "Seorang wanita dinikahi karena empat hal: hartanya, status keluarganya, kecantikannya, dan agamanya. Maka menikahlah dengan orang yang lebih baik agamanya, jika tidak, engkau akan menjadi orang yang merugi." Tak satu pun dari elemen-elemen lain yang akan berguna dalam membangun keluarga Islam yang kuat, selain pengetahuan dan iman yang tak ternilai harganya. Seseorang juga harus memasuki pernikahan dengan komitmen terhadap hubungan tersebut dan mengikuti petunjuk Allah dalam segala hal dan keputusan.</p><p style="text-align: justify;">Sepanjang pernikahan, perlakuan yang baik dan penuh perhatian terhadap pasangan dan pemenuhan kewajiban adalah persyaratan minimum.</p><p style="text-align: center;">وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ ۚ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًۭا كَثِيرًۭا ١٩</p><p style="text-align: center;"><i>"...Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya." (QS An-Nisa: 19)</i></p><p style="text-align: justify;">Nabi ﷺ bersabda: "Muslim yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik perilakunya, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik perilakunya terhadap istrinya." Pernikahan adalah sebuah hubungan yang di dalamnya harus ada rasa saling mencintai, kasih sayang, dan saling menyayangi di antara pasangan, dan di dalamnya suami bersikap melindungi, peduli, dan murah hati kepada istrinya, dan istri taat dan hormat kepada suaminya.</p><p style="text-align: justify;">Hubungan tersebut haruslah hubungan yang saling menguntungkan, saling ketergantungan, kerja sama dan kompromi karena Allah, sambil merayakan perbedaan yang telah Allah ciptakan. Intinya, kedua belah pihak dari pasangan harus fokus untuk merawat dan memenuhi kebutuhan pasangannya. Kebahagiaan pasangan harus selalu ditempatkan di atas kehendak atau keinginan diri sendiri. Melalui upaya ini, pasangan akan menemukan ketenangan dan keharmonisan dalam kebersamaan satu sama lain.</p><p style="text-align: justify;">Pernikahan adalah sebuah berkah, namun juga bisa menjadi ujian dari Allah ﷻ. Pernikahan membutuhkan empati, komitmen, pengertian, saling memaafkan, dan kerendahan hati. Terkadang, perlu ada pengorbanan yang dilakukan dan tingkat fleksibilitas dan kompromi. Pasangan harus bersabar satu sama lain dan menerima kesalahan dan kelemahan satu sama lain. Jika salah satu pasangan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Islam, adalah kewajiban pasangannya untuk memberikan nasihat yang baik dan membimbingnya kembali kepada kebenaran. Ketika masalah muncul, pasangan harus mendiskusikan solusi yang memungkinkan dengan cara yang tepat. Masing-masing harus bertawakal kepada Allah, berusaha mencapai yang terbaik di jalan-Nya, dan bergantung pada bimbingan dan keputusan Allah dalam segala urusan.</p><p style="text-align: justify;"><b>Pernikahan dan pengasuhan anak</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam kaitannya dengan pengasuhan anak, pasangan harus berupaya memperkuat pernikahan mereka demi anak-anak mereka. Jika pernikahan adalah pusat dari keluarga, maka masuk akal jika ada upaya untuk memperkuat dan memperkaya hubungan ini. Pasangan harus memahami tanggung jawab dan hak-hak pernikahan mereka dari sudut pandang Islam dan berusaha untuk memenuhinya sebaik mungkin. Mereka harus memperoleh pengetahuan tentang pengasuhan anak dari perspektif Islam serta informasi yang berkaitan dengan hal-hal praktis (misalnya, disiplin, perkembangan, dan kesehatan). Sangat disarankan untuk melakukan diskusi terkait dengan berbagai teknik disiplin dan kesepakatan tentang prosedur yang akan diterapkan. Hal ini akan menghasilkan pengasuhan yang lebih efektif, dapat diprediksi dan bebas konflik.</p><p style="text-align: justify;">Penting untuk dipahami bahwa suami dan istri memberikan contoh kehidupan pernikahan kepada anak-anak mereka, begitu juga dengan model pengasuhan anak. Model ini memiliki pengaruh besar pada keyakinan, sikap, dan perilaku anak yang sedang berkembang. Anak-anak, pada kenyataannya, belajar lebih banyak dengan mengamati orang lain daripada dengan apa yang diberitahukan kepada mereka. Untuk itu, orang tua harus sangat berhati-hati dalam berinteraksi di hadapan anak-anak mereka. Penelitian menunjukkan, misalnya, bahwa konflik antara suami dan istri memiliki banyak dampak negatif pada anak-anak. Konflik suami-istri harus dihindari di depan anak-anak, dan sebagai gantinya, model dialog, kompromi, dan kesabaran harus diberikan. Konsultasi, keadilan, sikap wajar, dan ketenangan hati adalah unsur penting untuk unit keluarga yang harmonis.</p><p style="text-align: justify;"><b>Peran gender</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam perspektif Islam, pria dan wanita memiliki sifat spiritual yang sama dan keduanya diberi tanggung jawab sebagai pengemban amanah Islam di muka bumi. Dengan demikian, mereka memiliki tugas dan tanggung jawab keagamaan yang sama. Mereka berdua akan dimintai pertanggungjawaban pada Hari Kiamat atas keyakinan dan tindakan mereka di dunia ini. Tidak ada superioritas satu jenis kelamin di atas jenis kelamin lainnya. Superioritas sebagai sebuah konstruksi sebenarnya diukur dalam hal kesalehan dan ketakwaan. Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an,</p><p style="text-align: center;">يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍۢ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَـٰكُمْ شُعُوبًۭا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ</p><p style="text-align: center;"><i>"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa..." (QS Al-Hujurat: 13)</i></p><p style="text-align: justify;">Ayat ini menjelaskan bahwa variabel seperti gender, latar belakang etnis, dan bahasa tidak menjadi dasar superioritas atau inferioritas.</p><p style="text-align: justify;">Dalam kerangka umum ini, Allah telah menetapkan peran spesifik untuk laki-laki dan perempuan dalam fungsi sehari-hari. Kedua peran tersebut adalah peran yang terhormat dan saling melengkapi. Setiap jenis kelamin telah diberikan kualitas dan sifat-sifat khusus untuk memenuhi peran masing-masing. Allah menyebutkan,</p><p style="text-align: center;">ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّـٰلِحَـٰتُ قَـٰنِتَـٰتٌ حَـٰفِظَـٰتٌۭ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ</p><p style="text-align: center;"><i>"Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka)..." (QS An-Nisa: 34)</i></p><p style="text-align: justify;">Laki-laki adalah pemelihara dan pemimpin rumah tangga serta pendidik keluarga. Wanita bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anak dan menanamkan moral dan perilaku yang baik kepada mereka, serta mengurus rumah. Mereka juga harus taat kepada suami mereka selama mereka tidak diminta untuk bertindak melawan perintah Allah. Pembedaan peran ini diperlukan agar unit keluarga dapat berfungsi secara efektif, karena Allah menciptakan sistem dengan keseimbangan dan keteraturan. Keluarga adalah sebuah sistem dan berfungsi paling efisien ketika hukum alam dan hukum Allah diterapkan. Ketika keseimbangan terganggu, manusia akan menanggung akibatnya.</p><p style="text-align: justify;">Meskipun konsep peran gender tradisional ini juga ditemukan dalam kelompok agama dan budaya dunia lainnya, tren (atau bahkan norma) di banyak daerah di dunia mengarah pada penghapusan pembedaan tersebut. Di Barat, khususnya, ada upaya untuk menggantikan peran tradisional ini dengan konsep 'kesetaraan' atau kesamaan. Perempuan telah didorong untuk berpartisipasi secara 'setara' dengan laki-laki dalam semua aspek kehidupan, dan peran sebagai ibu dipandang kurang berharga dibandingkan dengan karier di luar rumah. Fenomena ini terjadi bahkan di negara-negara Muslim. Umat Islam harus menyadari hal ini dan waspada terhadap upaya-upaya yang dilakukan untuk mengganggu peran gender tradisional yang telah ditetapkan oleh Allah.</p><p style="text-align: justify;"><b>Peran terhormat sebagai seorang ibu</b></p><p style="text-align: justify;">Peran sebagai ibu sangat dihormati dalam Islam dan merupakan sarana bagi seorang wanita untuk memperoleh pahala spiritual yang sangat besar. Dalam sebuah hadits Nabi ﷺ yang terkenal, hal ini diriwayatkan: "Suatu ketika seorang laki-laki mendatangi Nabi ﷺ dan bertanya: Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak mendapatkan kebaikan dan pergaulan yang baik dari saya? Nabi menjawab: Ibumu. Kemudian orang itu bertanya lagi: Siapa yang berikutnya? dan Nabi menjawab: Ibumu. Orang itu kembali bertanya: Siapa yang berikutnya? dan lagi-lagi Nabi menjawab: Ibumu. Orang itu bertanya sekali lagi: Siapa yang berikutnya? dan Nabi menjawab: Ayahmu." Hadits ini menyoroti signifikansi khusus yang diberikan kepada peran ibu. Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang paling berharga dalam kehidupan duniawi, karena ia akan membesarkan generasi berikutnya dan membangun fondasi yang kokoh bagi masyarakat. Waktunya akan dihabiskan untuk mengasuh, mengajar, dan membimbing - tugas utamanya sebagai seorang ibu. Untuk alasan ini, ia diberi kehormatan dan penghormatan yang layak diterimanya.</p><p style="text-align: justify;">Allah telah menciptakan peran ini secara khusus untuk perempuan sebagai bagian dari kasih sayang-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah menciptakan, pada hari yang sama ketika Dia menciptakan langit dan bumi, seratus bagian rahmat. Setiap bagian dari rahmat itu sama dengan jarak antara langit dan bumi, dan Dia, dari rahmat itu, menganugerahkan satu bagian kepada bumi, dan karena itulah seorang ibu menunjukkan kasih sayang kepada anaknya." Untuk tujuan ini, Allah telah menganugerahkan kepada wanita kualitas dan karakteristik unik yang diperlukan untuk memenuhi peran ini secara efektif. Wanita cenderung lebih mengayomi, penyayang, sensitif, dan sabar: semua kualitas yang dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang hangat, penuh kasih, dan damai di dalam rumah.</p><p style="text-align: justify;">Menjadi seorang ibu adalah karier penuh waktu, yang meliputi kehamilan, melahirkan, menyusui, dan pengasuhan anak selama bertahun-tahun. Ini adalah tanggung jawab yang sudah cukup bagi seorang individu tanpa menambah beban tambahan karena harus menafkahi keluarga. Merupakan bagian dari rahmat Allah bahwa wanita tidak diharuskan bekerja di luar rumah untuk mencari nafkah bagi anak-anak mereka. Beban tersebut, dalam banyak kasus, akan lebih dari yang dapat ditanggungnya. Situasi yang ideal memungkinkannya untuk memenuhi tanggung jawab utamanya dengan sebaik-baiknya.</p><p style="text-align: justify;"><b>Perempuan dan pekerjaan</b></p><p style="text-align: justify;">Meskipun demikian, menjadi seorang ibu tidak selalu menghalangi wanita untuk bekerja di luar rumah. Bagi seorang wanita yang memiliki anak kecil dan tidak memiliki kebutuhan mendesak untuk bekerja, akan lebih ideal baginya untuk tetap berada di dalam rumah untuk menjalankan perannya sebagai ibu dengan sebaik-baiknya. Perempuan harus memahami bahwa pahala terbesar akan datang kepadanya melalui peran keibuannya. Membangun keluarga harus didahulukan, karena ini adalah kewajiban utama bagi perempuan. Gagasan ini harus selalu ada dalam pikirannya.</p><p style="text-align: justify;">Namun, ada beberapa situasi di mana seorang ibu mungkin perlu bekerja, seperti untuk membantu memenuhi kebutuhan keuangan keluarga atau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (misalnya, dokter, bidan, dan guru). Yang terakhir ini dianggap sebagai kewajiban komunal yang harus dipenuhi oleh beberapa anggota masyarakat agar kewajiban tersebut dapat dihilangkan. Dalam hal ini, manfaatnya harus ditimbang dengan cermat terhadap kerugian yang mungkin timbul. Penting untuk diingat bahwa tanggung jawab pribadi lebih diutamakan daripada tanggung jawab komunal.</p><p style="text-align: justify;">Dari perspektif Islam, perempuan tidak sepenuhnya dilarang untuk bekerja, tetapi masalah ini adalah salah satu hal yang harus dipertimbangkan dan didiskusikan secara serius sebelum mengambil keputusan. Ada beberapa pedoman utama yang harus diikuti ketika membuat keputusan ini:</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>seorang perempuan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari suaminya, terutama karena ia mungkin memiliki perspektif yang lebih luas tentang bagaimana pekerjaannya dapat memengaruhi keluarga dan fungsinya;</li><li>seorang perempuan harus memastikan bahwa rumah dan anak-anaknya diurus dengan baik dan tidak ada pengabaian dalam aspek ini; ketidakhadirannya tidak boleh menyebabkan kerugian bagi keluarganya;</li><li>harus berhati-hati dalam memilih pekerjaan yang sesuai dan cocok dengan sifat khusus perempuan sesuai dengan norma-norma hukum Islam;</li><li>harus berhati-hati untuk menghindari pekerjaan yang dapat menyebabkan pelanggaran batas-batas Islam (seperti percampuran gender yang berlebihan);</li><li>dia harus mematuhi prinsip-prinsip Islam sehubungan dengan pakaian dan sikapnya.</li></ol><p><b>Peran sebagai ayah</b></p><p style="text-align: justify;">Seperti yang telah disebutkan, suami bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan nafkah dan kebutuhan istri dan anak-anaknya. Hal ini termasuk penyediaan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya sesuai dengan pendapatan finansial dan norma-norma sosial. Secara umum, ia bertanggung jawab atas kesejahteraan fisik dan kesehatan mereka, yang juga mencakup keselamatan dan keamanan. Pentingnya hal ini tidak dapat diabaikan, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: "Cukuplah dosa bagi seseorang jika ia mengabaikan orang-orang yang wajib ia nafkahi."</p><p style="text-align: justify;">Karena tanggung jawab ini, ayah adalah otoritas dalam keluarga dan pemimpin unit keluarga. Tidak ada organisasi yang dapat berfungsi secara efektif tanpa seorang manajer, dan dalam keluarga, ayah mengambil peran penting ini. Pada intinya, ini berarti bahwa dia layak mendapatkan kepatuhan dari semua anggota keluarga dan dia memiliki keputusan akhir dalam semua masalah. Hal ini tidak mengesampingkan diskusi dan kompromi dalam hal-hal yang penting, tetapi ayah harus dihormati dan ditaati.</p><p style="text-align: justify;">Bekerja sama dengan ibu, ayah juga memperhatikan aspek spiritual, psikologis, dan intelektualitas anak-anak mereka. Dia harus memastikan bahwa mereka menerima pendidikan Islam yang tepat, dan dia harus membantu mereka dalam mengembangkan sifat-sifat terpuji dan sopan santun. Hal ini, tentu saja, berarti bahwa ia harus terlibat dalam pendidikan dan pengasuhan anak-anaknya. Banyak ayah yang melalaikan tugas ini karena terlalu bersemangat untuk memenuhi kewajiban nafkah lahir. Agar keluarga dapat berfungsi secara efektif, harus ada keseimbangan antara berbagai hak dan tanggung jawab ini.</p><p style="text-align: justify;">Anak-anak membutuhkan interaksi dan waktu dengan ayah mereka seperti halnya dengan ibu mereka. Hal ini terutama berlaku untuk anak laki-laki, yang membutuhkan panutan laki-laki yang sesuai. Menjadi ayah yang aktif merupakan hal yang penting bagi peran seorang pria dalam kehidupan dan perkembangan anak-anaknya. Anak-anak perlu tahu bahwa ayah mereka mencintai dan peduli pada mereka, dan bahwa ayah mereka memikirkan kepentingan terbaik mereka. Ayah Muslim adalah panutan yang menginspirasi, guru, teman, dan sumber nasihat nyata.</p><p style="text-align: justify;">Ada banyak penelitian tentang pengaruh keterlibatan ayah terhadap anak. Sebuah tinjauan tentang dampak peran ayah oleh Institut Nasional Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia AS menunjukkan bahwa anak yang ayahnya terlibat memiliki keterampilan sosial yang lebih baik pada saat ia mencapai usia taman kanak-kanak, berprestasi lebih baik secara akademis, dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami masalah perilaku di masa depan. Sekali lagi, penelitian ilmiah membuktikan hikmah ajaran Islam.</p><p style="text-align: justify;"><b>Memelihara iman diri sendiri</b></p><p style="text-align: justify;">Sangatlah penting untuk menyebutkan bahwa agar para orang tua dapat berhasil secara maksimal dalam misi mereka, mereka harus memfokuskan waktu untuk meningkatkan keimanan mereka sendiri. Pelajaran yang diperoleh selama membaca buku ini tidak hanya berlaku bagi anak-anak, tetapi juga bagi mereka yang memegang buku ini. Inilah, pada kenyataannya, salah satu tujuan dari usaha ini. Sebuah prinsip yang sudah lama berlaku di bidang pendidikan adalah bahwa kita cenderung belajar paling banyak melalui mengajar orang lain. Mengasuh anak memberikan kesempatan yang tak ternilai harganya. Selain materi ini, orang tua perlu mengeksplorasi cara-cara lain untuk meningkatkan keimanan mereka, apakah itu melalui mencari pengetahuan ( esensial ), meningkatkan ibadah, atau berkontribusi pada komunitas Muslim. Dengan melakukan hal ini, tugas untuk memupuk iman pada anak-anak akan menjadi lebih mudah.</p><p style="text-align: justify;"><b>Hak-hak dasar anak (Kewajiban orang tua)</b></p><p style="text-align: justify;">Berikut ini adalah beberapa hak dasar anak yang tercermin dalam tugas dan tanggung jawab orang tua:</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak untuk mendapatkan nafkah dan perlindungan sampai dewasa</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Ini termasuk makanan, pakaian, dan tempat tinggal sebagai bekal. Hal ini juga mencakup perlindungan terhadap bahaya fisik, emosional, intelektual dan moral. Aspek ini dimulai sejak pembuahan dan berlanjut selama masa kehamilan, masa kanak-kanak, dan hingga dewasa.</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak atas cinta dan kasih sayang</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Anak-anak memiliki kebutuhan psikologis yang harus dipenuhi. Ini termasuk cinta, kasih sayang, belas kasihan, dan persahabatan. Ini adalah peran dasar pengasuhan anak untuk memenuhi kebutuhan ini melalui ciuman, pelukan, kata-kata yang baik, dan waktu yang dihabiskan bersama. Hal ini sangat penting untuk pengasuhan dan disiplin yang efektif.</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak untuk mendapatkan hak asuh dan warisan</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Setiap anak memiliki hak untuk mengetahui garis keturunan dan orang tuanya. Karena alasan inilah kesucian ikatan perkawinan sangat dilindungi dan penggunaan materi reproduksi asing dilarang. Karena alasan ini pula, adopsi dilarang dalam Islam*, dan untuk alasan yang sama seorang anak membawa nama ayahnya. Hak untuk mendapatkan warisan dijamin oleh hukum Islam.</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak atas pendidikan yang layak</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Dasar dari pendidikan adalah pelatihan moral dan agama karena ini adalah jenis pendidikan yang paling penting (seperti yang akan dibahas di bab berikutnya). Hal ini memerlukan pendidikan Islam yang tepat untuk membangun aqidah, tauhid, dan iman. Ilmu pengetahuan dan informasi keduniaan juga harus diberikan dalam proporsi yang tepat. Pertumbuhan kepribadian dan potensi seorang anak bergantung pada pendidikan yang tepat.</p><p style="text-align: justify;"><b>Hak-hak dasar orang tua (Kewajiban anak)</b></p><p style="text-align: justify;">Anak juga memiliki kewajiban yang menjadi hak orang tua:</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak untuk dihormati dan dipatuhi</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Orang tua umumnya memberikan perintah dan instruksi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban anak untuk menghormati dan mematuhi orang tua dalam segala hal. Mereka tidak boleh mempertanyakan otoritas ini atau mengikuti keinginan mereka sendiri yang bertentangan dengan orang tua mereka. Hal ini tentu saja tidak berlaku jika orang tua mereka meminta anak untuk melakukan tindakan maksiat kepada Allah.</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak untuk menegur dan mengingatkan</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Merupakan kewajiban orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dari bahaya. Jika anak tergoda untuk melakukan perbuatan yang membahayakan, maka orang tua berkewajiban untuk mencegahnya dari perbuatan tersebut. Jika perlu, mereka dapat menggunakan cara menasihati, menegur, atau memperingatkan. Anak tidak boleh membalas dengan kasar atau berdebat dengan orang tua. Nasihat orang tua harus didengarkan dan diikuti, meskipun bertentangan dengan keinginan anak.</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak atas kata-kata yang baik dan perilaku yang baik</li></ul><div style="text-align: center;">وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَـٰنًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ كُرْهًۭا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًۭا ۖ وَحَمْلُهُۥ وَفِصَـٰلُهُۥ ثَلَـٰثُونَ شَهْرًا ۚ</div><p style="text-align: center;"><i>"Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan..." (QS Al-Ahqaf: 15)</i></p><p style="text-align: center;">وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَـٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّۢ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًۭا كَرِيمًۭا ٢٣</p><p style="text-align: center;"><i>"Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS Al-Isra': 23)</i></p><p>Ayat-ayat Al-Qur'an ini mendorong anak-anak untuk bertutur kata lembut kepada orang tua dan menunjukkan rasa hormat dan kebaikan kepada mereka. Mereka tidak boleh melupakan jasa dan pengorbanan orang tua mereka, tetapi harus membalasnya dengan kata-kata yang lembut dan kebaikan. Hal ini memerlukan kesabaran, kasih sayang, rasa syukur, dan kerendahan hati.</p><p></p><ul><li>Hak untuk dibantu</li></ul><p></p><p></p><p style="text-align: justify;">Anak-anak diwajibkan untuk membantu orang tua mereka dalam pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab lainnya sesuai kemampuan mereka. Misalnya, mereka dapat membantu mengasuh adik-adik mereka. Seiring bertambahnya usia orang tua, bantuan juga dapat diberikan di bidang lain.</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Hak untuk dirawat</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Anak-anak yang sudah dewasa harus membalas budi orang tua mereka dengan merawat mereka di hari tua. Hal ini termasuk menjaga kebutuhan fisik dan keuangan, serta kebutuhan psikologis dan persahabatan. Sebagaimana orang tua mereka merawat mereka selama orang tua mereka lemah di usia tua. Hal ini harus diwujudkan dengan keadilan, kedermawanan, dan ihsan.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Pentingnya menyusui, ikatan batin, dan keterikatan awal</b></span></p><p style="text-align: justify;"><b>Menyusui</b></p><p style="text-align: center;"> وَٱلْوَٰلِدَٰتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَـٰدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَ ۚ</p><p style="text-align: center;"><i>"Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS Al-Baqarah: 233)</i></p><p style="text-align: justify;">Menyusui adalah perpanjangan alami dari kehamilan dan penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa menyusui adalah cara terbaik untuk memberi makan bayi. Selain manfaat fisik yang bervariasi dan tak terbantahkan, menyusui juga menawarkan manfaat psikologis dan emosional bagi ibu dan bayi. Hal ini terutama terjadi melalui proses yang dikenal sebagai ikatan atau kelekatan, sebuah faktor penting dalam dasar pengasuhan anak. Karena alasan inilah menyusui sangat dianjurkan dalam Islam. Faktanya, menyusui merupakan hak penting bagi bayi.</p><p style="text-align: justify;"><b>Ikatan dan keterikatan</b></p><p style="text-align: justify;">Hari-hari dan minggu-minggu setelah kelahiran adalah periode sensitif di mana ibu dan bayi secara unik siap untuk ingin dekat satu sama lain. Keterikatan yang erat setelah kelahiran dan seterusnya memungkinkan perilaku alamiah yang mendorong keterikatan dari bayi dan kualitas intuitif dan pemberian perhatian dari ibu untuk bersatu. Kedua anggota pasangan biologis ini memulai dengan awal yang tepat pada saat bayi paling membutuhkan dan ibu paling siap untuk mengasuh. Menyusui dan kedekatan yang menyertainya memainkan peran penting dalam proses ini.</p><p style="text-align: justify;">Manfaat utama dari kelekatan adalah bahwa bayi mengembangkan kepercayaan pada pengasuh dan orang dewasa lainnya dalam dunianya. Ia percaya bahwa kebutuhannya akan terpenuhi dan bahwa dunia adalah tempat yang aman. Ia juga percaya bahwa bahasanya (tangisannya) didengarkan dan dengan demikian percaya pada kemampuannya sendiri untuk memberikan isyarat. Hubungan antara ibu dan bayi menjadi sinkron dan harmonis karena bayi memberikan isyarat dan ibu merespons dengan tepat.</p><p style="text-align: justify;">Pekerjaan mengasuh anak menjadi lebih mudah karena sinkronisasi ini dan kepercayaan pada bayi. Dengan hubungan yang kuat melalui ikatan dan keterikatan, hubungan orang tua dan anak menjadi lebih alami dan menyenangkan. Pola asuh kelekatan juga membantu anak dalam mengembangkan kemandirian, karena mendorong keseimbangan yang tepat antara ketergantungan dan kemandirian. Karena anak yang memiliki kelekatan mempercayai orangtuanya untuk membantunya merasa aman, maka ia akan merasa lebih aman untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, penelitian menunjukkan bahwa balita yang memiliki kelekatan yang aman dengan ibunya cenderung lebih mudah beradaptasi dengan situasi bermain yang baru dan bermain lebih mandiri daripada balita yang kurang memiliki kelekatan. Ikatan dan kelekatan dini memiliki implikasi positif bagi perkembangan hubungan orangtua-anak seiring dengan tumbuh kembang anak. Manfaat ini terbawa hingga masa kanak-kanak awal dan menengah, yang mengarah pada disiplin dan pengasuhan yang lebih mudah. Penelitian telah menunjukkan pentingnya peran hubungan orang tua-anak dalam disiplin yang efektif.</p><p style="text-align: justify;"><b>Berdoa untuk anak yang saleh</b></p><p style="text-align: justify;">Orang tua Muslim harus senantiasa mendoakan anak-anak mereka. Allah ﷻ menyebutkan,</p><p style="text-align: center;">وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا</p><p style="text-align: center;"><i>"Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqan: 74)</i></p><p style="text-align: justify;">Orang tua harus mendoakan anak-anak mereka agar menjadi anak yang saleh dan salehah serta menyejukkan mata. Mereka kemudian akan menjadi sumber kebahagiaan karena kesalehan mereka. Pahala akan diberikan kepada orang tua atas doa mereka dan upaya yang dilakukan untuk membesarkan anak-anak mereka dalam Islam.</p><p style="text-align: justify;">Para nabi sendiri mendoakan anak-anak mereka. Nabi Zakariya ؑ berdoa,</p><p style="text-align: center;">هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةًۭ طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ٣٨</p><p style="text-align: center;"><i>"Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS Ali Imran: 38)</i></p><p style="text-align: justify;">Nabi Ibrahim ؑ berdoa kepada Allah ﷻ</p><p style="text-align: center;">رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ ١٠٠ فَبَشَّرْنَـٰهُ بِغُلَـٰمٍ حَلِيمٍۢ ١٠١</p><p style="text-align: center;"><i>(Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh." Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun." (QS Ash-Shaffat: 100-101)</i></p><p style="text-align: justify;">Pada saat melakukan hubungan seksual, suami dan istri dianjurkan untuk berdoa kepada Allah untuk mendapatkan perlindungan-Nya atas anak yang mungkin dikandung. Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian hendak mendatangi istrinya, maka hendaklah ia berdoa: Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, lindungilah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Kau anugerahkan kepada kami." Dengan demikian pengasuhan anak sebenarnya dimulai dengan niat pada saat pembuahan dengan doa ini untuk melindungi anak dari gangguan setan, Doa ini harus dilanjutkan sepanjang hidup anak. Pada saat-saat tertentu, orang tua mungkin menyadari, pada kenyataannya, hanya doa dan kehendak Allah yang akan mengubah situasi. Alhamdulillah, sebagai Muslim kita selalu memiliki harapan ini.</p><p></p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-21445216664645884092024-03-09T10:49:00.134+07:002024-03-09T10:49:00.149+07:00Ramadhan yang tak terlihat<p></p><p style="text-align: left;">Ramadhan sebentar lagi tiba. <i>(sambil nyanyi-nyanyi marhaban tiba, marhaban tiba, marhaban tiba) </i>🎤</p><p style="text-align: justify;">Pagi ini saya buka email dan beberapa <i>subscription </i>mengirim notifikasi blogpost dengan tema yang sama; menyiapkan anak menyambut Ramadan. Keduanya memberi saran dan perspektif yang bagus, seperti biasanya. Tapi kemudian saya mengenang masa-masa kecil dan pengalaman pribadi saya selama Ramadhan, lalu bertanya-tanya dalam hati "<i>hubungan apa yang saya miliki dengan Ramadhan ketika masih kecil? Apa yang membuat bulan ini istimewa bagi saya yang masih anak-anak? Apakah itu mempengaruhi diri saya setelah dewasa?</i>"</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyMNU4ouY6ft0j12gGgEUG9N1GE7fnjRu3aY8vwQE10V9lkrHDo3XxDeKuy6Iii588LeG5jcKgi8ojAUz98mYCs06rCOKF8J1dZuUbGZg0BF7awurCDrbrWqtFACpJ8WmEUZAoCWkzeEGBXN_aZFo08LlLwTOsPzRRC4I-EKgZA7x37ZnGvWOnyEc0bTM/s5760/rachael-gorjestani-evsoUV1EyXY-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3840" data-original-width="5760" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyMNU4ouY6ft0j12gGgEUG9N1GE7fnjRu3aY8vwQE10V9lkrHDo3XxDeKuy6Iii588LeG5jcKgi8ojAUz98mYCs06rCOKF8J1dZuUbGZg0BF7awurCDrbrWqtFACpJ8WmEUZAoCWkzeEGBXN_aZFo08LlLwTOsPzRRC4I-EKgZA7x37ZnGvWOnyEc0bTM/w640-h426/rachael-gorjestani-evsoUV1EyXY-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@rachaelgorjestani?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Rachael Gorjestani</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/three-bowls-of-nuts-evsoUV1EyXY?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Pertanyaan-pertanyaan itu makin menguat karena memang belakangan perbincangan parenting makin simpang siur, terutama di kalangan orang tua muslim. Saya sebagai orang tua apa adanya, selalu jadi penonton setiap ada dialog-dialog mengenai pendidikan agama diangkat disetiap obrolan grup atau komunitas. Bahkan kalau ada postingan Instagram tentang parenting, saya selalu rajin menyimak kolom komentar hanya demi memantau respon para orang tua dan cerita-cerita mereka. Tidak jarang perdebatan mana yang benar dan salah membuat keributan makin menarik disimak.</p><p style="text-align: justify;">Tentang Ramadhan, sejak kecil saya tidak pernah merasakan ada penyambutan yang luar biasa di rumah. Justru perayaan menyambut Ramadhan itu saya rasakan sebagai komunitas masyarakat. Tradisi saling mengirim makanan dan menabuh bedug seharian menjelang malam Ramadhan menjadi momen paling saya tunggu setiap tahun. Tidak ada aktivitas membersihkan rumah apalagi dekorasi ulang, justru perhatian kami terpusat pada masjid. Anak-anak akan berkumpul di masjid dan mencuci lantai masjid (<i>literally </i>mencuci pakai deterjen dan main plesetan di dalam masjid) serta membersihkan apapun yang bisa dibersihkan pagi hari menjelang Ramadhan.</p><p style="text-align: justify;">Pengalaman puasa pun tidak saya anggap istimewa. Satu hal yang mungkin agak berbeda bagi saya adalah bahwa saya tidak diwajibkan berpuasa oleh orang tua sampai saya mau sendiri berpuasa. Seingat saya, yang agak galak nyuruh saya puasa itu kakak. Saya pernah dimarahi ketika ketahuan makan siang waktu bulan puasa, padahal Mamak dan Bapak saja nggak pernah marah walaupun mereka tahu saya nggak puasa.</p><p style="text-align: justify;">Orang tua saya tidak pernah menyuruh saya berpuasa. Mungkin memang agak aneh, berbeda dengan orang tua kebanyakan. Saya tidak pernah diajari berpuasa setengah hari dulu buat latihan dan seterusnya. Tapi saya tetap merasakan pengalaman bangun sahur, berangkat tarawih dan tadarus Al-Qur'an bersama teman-teman di masjid. Setelah dewasa pernah saya bertanya kepada Mamak, kenapa tidak menyuruh saya berpuasa waktu saya masih kecil. Beliau bilang, '<i>Kan sudah ngaji, kalau sudah paham pasti nanti puasa sendiri. Lagian masih anak-anak kan memang belum wajib.</i>' Sampai hari ini pun saya masih bingung dengan jawaban itu, tapi memang begitulah adanya.</p><p style="text-align: justify;">Mamak tidak pernah menyuruh berpuasa, tapi selalu membangunkan saya sahur dan memaksa saya ikut makan sahur. Saya masih ingat diejek oleh teman-teman karena tidak berpuasa dan makan cemilan ketika sedang bermain. Tapi saya yang memang dasarnya cuek tidak menggubris ejekan mereka dan melanjutkan makan sambil pamer. Baru sekitar kelas 4 SD kalau tidak salah ingat, saya mulai puasa karena buku laporan puasa saya yang sebelumnya selalu jadi masalah ketika diserahkan kembali ke wali kelas. 😂</p><p style="text-align: justify;">Apakah didikan orang tua saya itu benar? Saya tidak tahu. Faktanya sejak saya memutuskan untuk puasa memang saya tidak pernah batal. Tapi teman-teman saya sepertinya juga mendapatkan pengalaman yang tidak terlalu jauh berbeda dengan saya(?!) </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfDxoKN76BR6vkt0_TEGC7_v-1FpcXC16CVbulNIQV7r6rTcygZQZM1BpMrzXbkqtv18BOtbg3hajBNww7HbHFDq404y3SYo2_F96QTtdd6RHbUaAhC5urYBFSwR3xGI9ey5O9Z39ShLPDmtxBfZYPsSH1BFb9Jf0fNCvSbyDPcYbHSvOmBucRTinJh0o/s3326/arham-t98qmYtQjgk-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3326" data-original-width="2224" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfDxoKN76BR6vkt0_TEGC7_v-1FpcXC16CVbulNIQV7r6rTcygZQZM1BpMrzXbkqtv18BOtbg3hajBNww7HbHFDq404y3SYo2_F96QTtdd6RHbUaAhC5urYBFSwR3xGI9ey5O9Z39ShLPDmtxBfZYPsSH1BFb9Jf0fNCvSbyDPcYbHSvOmBucRTinJh0o/w428-h640/arham-t98qmYtQjgk-unsplash.jpg" width="428" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@iamarham?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Arham</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/a-group-of-people-sitting-in-a-room-t98qmYtQjgk?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Setelah jadi orang tua, sebenarnya saya ingin mempraktikkan pengalaman saya itu kepada anak-anak tapi tentu saja suami tidak setuju. Suami memutuskan membesarkan anak seperti orang-orang kebanyakan dan saya memilih untuk mematuhinya karena pasti akan sangat berat untuk dia menjadi anomali diantara teman-temannya. Dia nggak akan sanggup. 😆 Tapi sekarang yang menyebalkan adalah kami harus membuat dekorasi menyambut Ramadhan setiap tahun sebagai tugas sekolah. Hal yang nggak pernah kami lakukan ketika kami masih kecil.</p><p style="text-align: justify;">Dan yang makin memalaskan adalah alasan dibalik tugas itu; katanya supaya anak-anak menganggap Ramadhan lebih menyenangkan dibanding ulang tahun. <span style="background-color: #ead1dc;"><b>Masalahnya, kami nggak pernah merayakan apapun</b></span>. Kami bukan tipe keluarga yang suka perayaan. Kami adalah keluarga yang santai, dan merayakan keberhasilan atau kebahagiaan dengan berkumpul bersama di kamar dan menceritakan pengalamannya sambil menertawakan kesalahan-kesalahan kecil. Dekorasi-dekorasi yang nantinya akan dihapus lagi kami anggap mubazir, dan bukannya mubazir itu salah satu kebiasaan setan?!</p><p style="text-align: justify;">Tapi tentu saja kami tidak bisa mempertahankan prinsip itu karena ada tuntutan dari sekolah. Mau bagaimana lagi. Dan kalau tugas itu tidak kami laksanakan, kemeriahan Ramadhan mungkin benar-benar tidak akan anak-anak rasakan sama sekali karena sekarang di tempat mereka tinggal tidak ada tradisi penyambutan Ramadhan yang bersifat komunal seperti yang saya rasakan ketika masih kecil. Satu-satunya cara untuk membuat mereka merasakan dan melihat Ramadhan adalah dengan mengenalkan Ramadhan di dalam rumah.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p></p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-4350714819457549982024-03-06T13:47:00.010+07:002024-03-07T07:11:14.229+07:00Tanggung jawab pengasuhan anak<p>Sebagai umat Muslim, penting untuk memahami betapa pentingnya peran dan tanggung jawab sebagai orang tua, pentingnya mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan akhirat, dan kewajiban melindungi mereka dari api neraka. Allah ﷻ berfirman,</p><p style="text-align: center;">يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًۭا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَـٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌۭ شِدَادٌۭ</p><p style="text-align: center;"><i>"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras..." (QS At-Tahrim: 6)</i></p><p style="text-align: justify;">Apa makna dan implikasi dari ayat ini? Secara umum ayat ini merupakan pengingat yang jelas bagi orang-orang beriman untuk melindungi diri mereka sendiri, anak-anak mereka, dan keluarga mereka dari api neraka; api yang sudah menyala dan bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Ini adalah peringatan yang mengerikan dan harus ditanggapi dengan serius. Hal ini harus menjadi fokus utama dalam pengasuhan anak dari sudut pandang Islam.</p><p style="text-align: justify;">Allah melanjutkan dalam ayat-ayat berikutnya,</p><p style="text-align: center;">يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَا تَعْتَذِرُوا۟ ٱلْيَوْمَ ۖ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ٧</p><p style="text-align: center;">يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةًۭ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّـٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى ٱللَّهُ ٱلنَّبِىَّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ ۖ</p><p style="text-align: center;"><i>"Wahai orang-orang yang kufur, janganlah kamu mencari-cari alasan pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan (sesuai dengan) apa yang selama ini kamu kerjakan. Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya..." (QS At-Tahrim: 7-8)</i></p><p style="text-align: justify;">Orang-orang kafir tidak akan memiliki alasan pada hari itu atas kekafiran mereka. Orang-orang beriman diminta untuk bertobat kepada Allah dengan tulus agar mereka dapat dimasukkan ke dalam surga yang telah disiapkan-Nya. Tempat tinggal kekal seseorang akan ditentukan oleh keyakinan dan tindakannya dalam kehidupan ini. Hasil perbuatan orang tua dan anak-anak mereka yang kekal akan bergantung pada faktor-faktor ini. Hasil mana yang lebih disukai, dan yang mana yang sedang dipersiapkan?</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxogj99C5GTQPY0TZetYPjAVqaLsc-bMmRWG0j9ydJEvX3sPnU7lW9k4FUvK8eHJjioQf7KGCLt6MXbeGX2lu8m4OqzqWbdFsyK5dptMUx-W-GYfXdYopF97mC8Oe7xizbda-o5onnLAmGe1KvVIuvP3L5RF4d_hPVHcUt-TOvvCdzmtiNoZG19Es2BzE/s3131/nik-z1d-LP8sjuI-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3131" data-original-width="2565" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxogj99C5GTQPY0TZetYPjAVqaLsc-bMmRWG0j9ydJEvX3sPnU7lW9k4FUvK8eHJjioQf7KGCLt6MXbeGX2lu8m4OqzqWbdFsyK5dptMUx-W-GYfXdYopF97mC8Oe7xizbda-o5onnLAmGe1KvVIuvP3L5RF4d_hPVHcUt-TOvvCdzmtiNoZG19Es2BzE/w524-h640/nik-z1d-LP8sjuI-unsplash.jpg" width="524" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@helloimnik?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Nik</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/difficult-roads-lead-to-beautiful-destinations-desk-decor-z1d-LP8sjuI?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"><b>Tanggung jawab dan pertanggungjawaban</b></span></p><p style="text-align: justify;">Rasulullah ﷺ bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang istri adalah pemimpin di dalam rumah tangga suaminya dan terhadap anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka... Ketahuilah, bahwa setiap kalian adalah pemimipin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas siapa yang dipimpinnya.” (HR Bukhari & Muslim)</p><p style="text-align: justify;">Hadits Nabi ﷺ ini menekankan fakta bahwa mengasuh anak adalah tanggung jawab penting yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus. Orang tua mengasuh, membesarkan, dan melindungi anak-anak mereka dalam kehidupan ini, dan fokus untuk mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang akan datang. Tanggung jawab memerlukan pertanggungjawaban, seperti yang diuraikan dalam ayat Al-Qur'an di atas. Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua atas bagaimana mereka menjalankan tanggung jawab ini dan ini akan menjadi timbangan amal mereka di akhirat. Karena itulah, mengasuh anak bisa menjadi pintu masuk surga bagi seseorang atau bisa juga menjadi pintu masuk neraka.</p><p style="text-align: justify;">Mengasuh anak bukan hanya sebuah tanggung jawab, tetapi juga merupakan tugas yang paling penting di dunia. Orang tua membesarkan generasi penerus yang akan berhasil atau gagal dalam menegakkan kembali Islam di muka bumi ini. Tugas ini memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap masa depan umat Islam, dan hasilnya akan bergantung pada kemampuan orang tua untuk sukses. Orang tua memiliki kemampuan untuk mempengaruhi seorang anak lebih dari orang lain. Pengaruh ini, pada gilirannya, mempengaruhi komunitas tempat mereka tinggal. Keluarga adalah fondasi masyarakat, dan masyarakat hanya sekuat fondasinya. Karena alasan ini, sangat penting bagi orang tua untuk menghargai pentingnya peran ini dan menerima tanggung jawab yang menyertainya.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Anak sebagai ujian dari Allah</b></span></p><p style="text-align: justify;">Salah satu konsep yang paling mendasar yang harus dipahami oleh orang tua adalah bahwa anak adalah ujian dan melalui ujian ini mereka akan dimintai pertanggungjawaban di Hari Kiamat. Begitu hal ini disadari, seharusnya ada perubahan besar dalam cara mereka berhubungan dan menangani anak-anak mereka. Allah <span style="text-align: left;">ﷻ</span><span style="text-align: left;"> </span>berfirman,</p><p style="text-align: center;">وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَـٰدُكُمْ فِتْنَةٌۭ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌۭ ٢٨</p><p style="text-align: center;"><i>"Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar." (QS Al-Anfal: 28)</i></p><p style="text-align: justify;">Dia <span style="text-align: left;">ﷻ</span> juga menunjukkan,</p><p style="text-align: center;">إِنَّمَآ أَمْوَٰلُكُمْ وَأَوْلَـٰدُكُمْ فِتْنَةٌۭ ۚ وَٱللَّهُ عِندَهُۥٓ أَجْرٌ عَظِيمٌۭ ١٥</p><p style="text-align: center;"><i>"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Di sisi Allahlah (ada) pahala yang besar." (QS At-Taghabun: 15)</i></p><p style="text-align: justify;">Kata Arab yang digunakan dalam ayat-ayat ini adalah <i>fitnah</i>, yang diterjemahkan sebagai 'cobaan' atau 'ujian'. Dunia ini penuh dengan cobaan karena bagian dari rencana Allah adalah untuk menguji hamba-hamba-Nya dengan berbagai cobaan dan nikmat. Anak-anak dan keluarga adalah bagian dari ujian ini. Allah melakukan hal ini agar orang yang beriman dapat dibedakan dari orang kafir, dan orang yang jujur dan ikhlas dari para pembohong dan munafik.</p><p style="text-align: justify;">Allah <span style="text-align: left;">ﷻ</span> menyebutkan,</p><p style="text-align: center;">أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ ٢</p><p style="text-align: center;">وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَـٰذِبِينَ ٣</p><p style="text-align: center;"><i>"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta." (QS Al-'Ankabut: 2-3)</i></p><p style="text-align: justify;">Allah menguji manusia dengan musibah dan nikmat untuk menentukan siapa yang akan bersabar dan bersyukur dan siapa yang tidak sabar dan tidak bersyukur. Dia juga ingin menentukan siapa yang akan menjadi hamba-Nya yang taat dan siapa yang tidak taat dan membangkang. Dia kemudian akan memberi pahala atau hukuman yang sesuai pada Hari Kiamat.</p><p style="text-align: justify;">Musibah yang digunakan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya sangatlah banyak. Dia menguji mereka dengan rasa takut, kelaparan, dan kehilangan harta, nyawa, dan tempat tinggal. Dia menguji mereka dengan ketidakmampuan untuk memiliki anak, di antaranya. Allah <span style="text-align: left;">ﷻ</span> menyatakan,</p><p style="text-align: center;">وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍۢ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ ١٥٥ ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ ١٥٦ أُو۟لَـٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌۭ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌۭ ۖ وَأُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ ١٥٧</p><p style="text-align: center;"><i>"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS Al-Baqarah: 155-157)</i></p><p style="text-align: justify;">Sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya, Dia mengirimkan cobaan dan ujian agar mereka kembali dan bertaubat kepada-Nya, meninggalkan apa yang diharamkan-Nya, dan agar Allah mengampuni mereka. Merupakan bagian dari rahmat Allah bahwa ujian terjadi dalam kehidupan ini agar jiwa kita dapat disucikan dan kembali kepada Allah sebelum kita mati. Allah <span style="text-align: left;">ﷻ</span> berfirman,</p><p style="text-align: center;">وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَدْنَىٰ دُونَ ٱلْعَذَابِ ٱلْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ٢١</p><p style="text-align: center;"><i>"Kami pasti akan menimpakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat) agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS As-Sajdah: 21)</i></p><p style="text-align: justify;">Allah juga dapat menguji hamba-hamba-Nya untuk mengangkat derajat mereka dan memungkinkan mereka untuk menghapuskan dosa-dosa mereka, seperti yang dikatakan oleh Nabi ﷺ: "Tidaklah seorang Muslim ditimpa musibah atau penyakit, tidak pula ditimpa kekhawatiran, kesedihan, bahaya, dan kesusahan, bahkan tidak pula ditimpa duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dosa-dosanya." Nabi ﷺ juga bersabda: "Seorang Muslim laki-laki atau perempuan diuji atas dirinya, anak-anaknya, dan hartanya hingga ia menghadap Allah (pada hari kiamat) dalam keadaan diampuni semua dosa-dosanya."</p><p style="text-align: justify;">Yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah bahwa berkah bisa juga merupakan ujian atau cobaan dari Allah. Kekayaan dan anak-anak, misalnya, adalah ujian dan amanah yang dengannya Allah menguji hamba-hamba-Nya untuk mengetahui siapa yang akan bersyukur dan siapa yang akan lalai dari Allah karenanya. Mudahnya manusia terlena dengan kekayaan, harta benda, dan anak-anak mereka menunjukkan betapa besar ujian ini. Semua itu merupakan aspek kehidupan yang dapat melalaikan manusia dari ibadah dan mengingat Allah.</p><p style="text-align: justify;">Ujian ini tidak hanya untuk menunjukkan siapa yang akan bersyukur dan siapa yang tidak bersyukur, tetapi juga untuk menentukan bagaimana orang tua akan membesarkan anak-anak mereka. Apakah mereka akan memperlakukan anak-anak mereka dengan kebaikan, cinta dan penghargaan? Apakah mereka akan membesarkan anak-anak mereka dalam Islam dengan segala ilmu dan keberkahan yang dikandungnya? Apakah mereka akan mempersiapkan generasi penerus mereka untuk kehidupan akhirat dan surga? Atau akankah mereka membesarkan anak-anak mereka dengan sistem kepercayaan dan praktik-praktik lain (seperti agama-agama lain atau sekularisme) yang bertentangan dengan Islam? Apakah mereka akan mengirim anak-anak mereka ke neraka, bersama dengan diri mereka sendiri? Inilah hakikat ujian yang sebenarnya, sebagaimana halnya dengan semua ujian yang Allah berikan kepada kita.</p><p style="text-align: justify;">Sayangnya, di zaman sekarang ini, terlalu banyak orang yang gagal dalam ujian yang Allah berikan kepada mereka, atau mereka berusaha sebisa mungkin untuk menghindari ujian tersebut. Mereka mungkin menitipkan anak-anak mereka di tempat penitipan anak selama 40 jam atau lebih dalam seminggu atau mempekerjakan pembantu untuk mengurus kebutuhan fisik dan emosional anak-anak mereka. Aspek-aspek lain mungkin lebih diutamakan daripada anak-anak, seperti karier, uang, hobi, atau pertemanan. Mereka mungkin menghabiskan waktu dan tenaga untuk proyek-proyek lain, tetapi anak-anak sering tidak diperhatikan. Di dunia saat ini, banyak anak yang tidak mendapatkan waktu dan perhatian yang semestinya dari orang tua mereka dan masyarakat dirugikan akibat hal ini.</p><p style="text-align: justify;">Apa yang tidak disadari oleh para orang tua adalah bahwa dengan mengabaikan anak-anak mereka dan gagal dalam ujian dari Allah ini, mereka mungkin telah melewatkan kesempatan emas untuk mendapatkan pahala yang kekal dan bernilai. Kesempatan itu ada di depan mata mereka, tetapi mereka gagal memanfaatkannya. Pekerjaan ini memang membutuhkan banyak usaha dan kerja keras, tetapi juga merupakan salah satu ujian paling berharga yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya. Mengasuh anak, di atas segalanya, adalah ujian kesabaran, ketulusan, dan pengorbanan. Allah <span style="text-align: left;">ﷻ</span> berfirman,</p><p style="text-align: center;">أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ مِنكُمْ وَيَعْلَمَ ٱلصَّـٰبِرِينَ ١٤٢</p><p style="text-align: center;"><i>"Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran: 142)</i></p><p style="text-align: justify;">Ketika seseorang unggul dalam ujian, kualitas-kualitas ini menjadi kokoh dan tertanam. Ini adalah kualitas iman yang ingin dipupuk oleh para orang tua, bukan hanya pada anak-anak mereka, tetapi juga pada diri mereka sendiri. Sungguh menakjubkan bahwa dalam proses mendidik anak-anak yang beriman, orang tua juga 'mendidik' diri mereka sendiri. Peningkatan iman yang dialami melalui pengasuhan anak akan membawa seseorang lebih dekat kepada Allah dan lebih dekat kepada pemahaman akan kebijaksanaan dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Kesempatan apa lagi yang lebih baik untuk merasakan nikmatnya surga di dunia ini?</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Penghargaan dan kegembiraan mengasuh anak</b></span></p><p style="text-align: justify;">Seperti halnya tanggung jawab apa pun, ada imbalan dan kegembiraan dalam menjadi orang tua. Imbalan ini jauh lebih besar daripada tantangan, tanggung jawab, dan upaya pengasuhan anak. Faktanya, mengasuh anak memiliki beberapa pahala terbesar dari Allah <span style="text-align: left;">ﷻ</span> di dunia ini: cinta tanpa syarat, ikatan dan kedekatan emosional, momen-momen bersama, wajah yang tersenyum dengan mata yang penuh kasih, serta pelukan yang penuh cinta dan perhatian. Tataplah mata anak Anda, rasakan kulitnya, dan dengarkan suaranya, dan Anda akan memahami keindahan sejati dari anugerah ini. Seolah-olah Allah memberi kita sedikit contoh surga di sini, di kehidupan dunia ini.</p><p style="text-align: justify;">Di atas segalanya, orang tua yang taat akan merasakan kepuasan tersendiri ketika melihat anaknya tumbuh menjadi hamba Allah yang taat; seorang mukmin yang akan mencintai dan menaati Allah, serta berkontribusi kepada masyarakat di sekitarnya. Hamba Allah ini juga dapat memberikan amal saleh yang kekal bagi orang tua melalui doa. Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila seseorang meninggal dunia, maka tidak akan ada tambahan amal yang akan ditambahkan pada catatan amalnya kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariyah yang terus menerus, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang selalu mendoakannya." Anak saleh yang mendoakan adalah salah satu dari tiga cara yang dapat digunakan seseorang untuk mendapatkan amal saleh yang terus menerus untuk dibawa pada Hari Kiamat. Semua usaha pasti akan terbayar pada akhirnya.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Tujuan pengasuhan anak</b></span></p><p style="text-align: justify;">Bagaimana orang tua menyelamatkan diri mereka sendiri dan anak-anak mereka dari api neraka? Bagaimana mereka memenuhi tanggung jawab mereka di hadapan Allah? Bagaimana mereka mencapai keberkahan dan kebahagiaan yang dijamin bagi hamba-hamba Allah yang taat? Apa saja tujuan yang harus mereka miliki untuk anak-anak mereka? Poin-poin ini akan diuraikan dalam buku ini. Hal ini tentu saja dimulai dengan menetapkan tujuan untuk diri kita sendiri dan anak-anak kita.</p><p style="text-align: justify;"><b>Kisah Luqman</b></p><p style="text-align: justify;">Dalam surat Luqman, kita dapat menemukan hikmah yang diberikan Luqman kepada anaknya:</p><p style="text-align: center;">وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَـٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌۭ ١٢</p><p style="text-align: center;">وَإِذْ قَالَ لُقْمَـٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَـٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌۭ ١٣</p><p style="text-align: center;">وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَـٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍۢ وَفِصَـٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ ١٤</p><p style="text-align: center;">وَإِن جَـٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌۭ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًۭا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ١٥</p><p style="text-align: center;">يَـٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍۢ مِّنْ خَرْدَلٍۢ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌۭ ١٦</p><p style="text-align: center;">يَـٰبُنَىَّ أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ وَأْمُرْ بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱنْهَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَٱصْبِرْ عَلَىٰ مَآ أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ ٱلْأُمُورِ ١٧</p><p style="text-align: center;">وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍۢ فَخُورٍۢ ١٨</p><p style="text-align: center;">وَٱقْصِدْ فِى مَشْيِكَ وَٱغْضُضْ مِن صَوْتِكَ ۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلْأَصْوَٰتِ لَصَوْتُ ٱلْحَمِيرِ ١٩</p><p style="text-align: center;"><i>"Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan. (Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti. Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan. Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. Berlakulah wajar dalam berjalan dan lembutkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS Luqman: 12-19)</i></p><p style="text-align: justify;">Luqman adalah seorang yang bijaksana yang dianugerahi oleh Allah dengan hikmah. Dia mengajarkan kebijaksanaan ini kepada anaknya demi kebaikannya di dunia dan akhirat. Dapat dimengerti bahwa prioritas utama yang diberikan adalah mengajarkan tauhid dan memperingatkan dari kemusyrikan, karena hal ini merupakan fondasi dari akidah Islam. Setelah kewajiban seseorang kepada Allah, beliau memerintahkan kebaikan dan ketaatan kepada orang tua. Materi ini sangat penting dalam hal pengasuhan anak, karena akan memudahkan tugas ketika anak-anak mengasimilasi prinsip ini ke dalam kepribadian mereka.</p><p style="text-align: justify;">Setelah memberitahukan kewajiban kepada Allah dan orang tua melalui ungkapan syukur, Luqman mengingatkan anaknya akan kehadiran Allah dalam segala hal, baik yang bersifat publik maupun pribadi:</p><p style="text-align: center;">يَـٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍۢ مِّنْ خَرْدَلٍۢ فَتَكُن فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ أَوْ فِى ٱلْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا ٱللَّهُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌۭ ١٦</p><p style="text-align: center;"><i>"(Luqman berkata,) “Wahai anakku, sesungguhnya jika ada (suatu perbuatan) seberat biji sawi dan berada dalam batu, di langit, atau di bumi, niscaya Allah akan menghadirkannya (untuk diberi balasan). Sesungguhnya Allah Maha Lembut lagi Maha Teliti." (QS Luqman: 16)</i></p><p style="text-align: justify;">Allah mengetahui semua yang kita lakukan dan karena itu kita harus takut kepada Allah. Kita juga harus berhati-hati dalam menganggap enteng dosa. Kemudian disebutkan kewajiban untuk melaksanakan shalat dan menunaikannya dengan sempurna. Beliau mendorong putranya untuk menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, bersabar terhadap apa yang terjadi, dan menghindari kesombongan dan membanggakan diri.</p><p style="text-align: justify;">Beberapa ayat ini mengandung banyak sekali hikmah bagi para orang tua. Dari sini, orang tua dapat menggambarkan tujuan-tujuan penting bagi anak-anak mereka:</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Keyakinan (iman) kepada Allah dengan tauhid yang murni dan menghindari menyekutukan Allah</li><li>Kebaikan, penghormatan dan ketaatan kepada orang tua</li><li>Takut kepada Allah dan kesadaran akan kehadiran-Nya yang meliputi segalanya</li><li>Mendirikan shalat, tepat waktu dan dengan cara yang benar</li><li>Amar ma'ruf nahi mungkar </li><li>Menjalani hidup dengan penuh kesabaran</li><li>Kerendahan hati dan kelemahlembutan</li><li>Moderat dan menghindari hal-hal yang ekstrem</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Selain itu, berikut ini dapat ditambahkan:</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Kekuatan dalam keyakinan dan iman</li><li>Keterikatan pada Al-Qur'an dan hadits-hadits shahih</li><li>Kecintaan dan ketulusan kepada Allah, Rasul-Nya, dan Kitab-Nya</li><li>Kepatuhan kepada Sunnah Nabi</li><li>Pemahaman tentang segala sesuatu dari sudut pandang Islam</li><li>Kepribadian, nilai-nilai, dan identitas Islam</li><li>Kesetaraan dan keadilan dalam berhubungan dengan orang lain</li><li>Kebaikan, kasih sayang, dan karakter yang baik terhadap semua orang</li><li>Kepedulian terhadap urusan semua Muslim (membantu mereka, memenuhi hak-hak mereka)</li><li>Mengajak orang lain kepada Allah dan Islam</li><li>Kebanggaan menjadi seorang Muslim</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Karakteristik kepribadian lain yang diharapkan adalah sebagai berikut:</p><p style="text-align: justify;"></p><ul><li>Percaya diri dan berpendirian positif</li><li>Memiliki motivasi</li><li>Bertanggung jawab</li><li>Gigih, pekerja keras</li><li>Cakap dan terampil</li><li>Merasa cukup dan bahagia</li><li>Jujur dan dapat dipercaya</li><li>Berani</li><li>Pemimpin</li></ul><p></p><p style="text-align: justify;">Landasan dari tujuan-tujuan ini adalah pengembangan 'aqidah, iman dan rasa takut kepada Allah. Pada intinya, tiap individu mengembangkan kepribadian Islam dan identitas Islam. Hal ini menjadi pusat hati dan jiwa. Semua upaya akan dikedepankan untuk menjalani kehidupan yang Islami, iman, dan ihsan. Kesuksesan sejati kemudian akan diraih di dunia dan akhirat. Pada akhirnya, tujuan tertinggi bagi orang tua dan anak adalah surga.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-81745070379692244362024-03-02T21:00:00.069+07:002024-03-05T12:33:58.629+07:00Dasar-dasar Penanaman Iman pada Anak<p style="text-align: justify;">Dasar-dasar dari Menumbuhkan Iman pada Anak berpusat pada pengetahuan tentang prinsip-prinsip Islam, pengasuhan anak, sifat dasar manusia, dan pengetahuan itu sendiri. Bagian ini mencakup hal-hal berikut: <i>'aqidah</i>, iman, dan ihsan; tanggung jawab dan dasar-dasar pengasuhan anak; pengetahuan dan pendidikan dalam Islam; dan fitrah: sifat bawaan manusia yang belum rusak pada anak-anak. Dengan pemahaman akan konsep-konsep ini, para orang tua akan membangun fondasi yang kuat untuk mengasuh dan mengembangkan anak-anak mereka.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgftckyOo8uuis3PAQgbcETIjiLTUpb2b1ZyT1-UfrcPvDV8MS40QrMazvoEOl5erUIargdKR3MAsDdHIw7HMQh5FVNgKHNWl0JcvdKRLMYIL1d4x6SrwZvQ-m70fQYrzpM7HuSzw8gxNAYRuH2BQi5DiSDpWZpRiV78jyDtlnDPSv3yDNi2UczZKMlZig/s5760/markus-spiske-sFydXGrt5OA-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="5760" data-original-width="3840" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgftckyOo8uuis3PAQgbcETIjiLTUpb2b1ZyT1-UfrcPvDV8MS40QrMazvoEOl5erUIargdKR3MAsDdHIw7HMQh5FVNgKHNWl0JcvdKRLMYIL1d4x6SrwZvQ-m70fQYrzpM7HuSzw8gxNAYRuH2BQi5DiSDpWZpRiV78jyDtlnDPSv3yDNi2UczZKMlZig/w426-h640/markus-spiske-sFydXGrt5OA-unsplash.jpg" width="426" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@markusspiske?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Markus Spiske</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/person-watering-plant-sFydXGrt5OA?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;"><b><span style="font-size: large;">BAB 1</span></b></p><p style="text-align: left;"><b><span style="font-size: large;">AQIDAH, IMAN, DAN IHSAN</span></b></p><p style="text-align: justify;">Prinsip-prinsip aqidah dan akhlak merupakan fondasi agama kita. Keduanya juga penting dalam tugas pengasuhan anak. Makna dari istilah-istilah ini dan hubungannya dengan pengasuhan anak akan dibahas pada bagian berikut.</p><p style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"><b>Makna 'Aqidah</b></span></p><p style="text-align: justify;"><i>'Aqa'id</i> (bentuk jamak dari 'aqidah) adalah hal-hal yang diyakinkan dan diyakini oleh hati seseorang; hal-hal yang diterima sebagai sesuatu yang benar. Ini adalah keyakinan yang pasti dan teguh, tanpa keraguan. Akidah adalah pengetahuan yang diyakini di dalam hati. Dalam Islam, ini adalah hal-hal yang telah disampaikan dalam <i>nash </i>dari Allah dan Rasulullah <span face="-apple-system, system-ui, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, "Helvetica Neue", sans-serif" style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>. Allah <span face="-apple-system, system-ui, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, "Helvetica Neue", sans-serif" style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ </span>menyebutkan,</p><p style="text-align: center;">ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَـٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍۢ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ ٢٨٥</p><p style="text-align: justify;"><i>"Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Mereka juga berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.” (QS Al-Baqarah: 285)</i></p><p style="text-align: justify;">Orang-orang di seluruh dunia memiliki sistem kepercayaan yang berbeda-beda, namun aqidah yang benar hanya ada di dalam agama Islam, karena Islam adalah agama yang paling lengkap, sempurna, dan terjaga. Allah <span face="-apple-system, system-ui, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, "Helvetica Neue", sans-serif" style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ</span> berfirman,</p><p style="text-align: center;">ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَـٰمَ دِينًۭا ۚ</p><p style="text-align: justify;"><i>"...Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu..." (QS Al-Maidah:3)</i></p><p style="text-align: justify;">Dan:</p><p style="text-align: center;"> وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ ٱلْكِتَـٰبَ تِبْيَـٰنًۭا لِّكُلِّ شَىْءٍۢ</p><p style="text-align: justify;"><i>"...Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu..." (QS An-Nahl: 89)</i></p><p style="text-align: justify;">Nabi <span face="-apple-system, system-ui, BlinkMacSystemFont, "Segoe UI", Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, "Helvetica Neue", sans-serif" style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> berkata: <i>"Tidaklah aku tinggalkan sesuatu yang diperintahkan Allah kepada kalian kecuali aku perintahkan kalian untuk melakukannya. Dan aku tidak meninggalkan sesuatu yang diharamkan Allah untuk kalian kecuali aku telah mengharamkannya untuk kalian". (HR Al-Baihaqi & Ath-Thabarani)</i></p><p style="text-align: justify;">Allah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ </span>telah menjamin untuk melindungi Al-Qur'an dan Islam hingga akhir zaman. Allah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ </span>menegaskan,</p><p style="text-align: center;">إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ ٩</p><p style="text-align: justify;"><i>"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya." (QS Al-Hijr: 9)</i></p><p style="text-align: justify;">Aqidah ini, seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits, meyakinkan pikiran dengan bukti-bukti dan memenuhi hati dengan iman, keyakinan dan cahaya. Agama-agama lain didasarkan pada kebohongan atau telah menyimpang, meskipun mungkin mengandung beberapa butir kebenaran di sana-sini.</p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: medium;">Pentingnya aqidah Islam</span></b></p><p style="text-align: justify;">Aqidah Islam yang benar sama pentingnya bagi manusia seperti air dan udara. Tanpanya, manusia akan tersesat dan bingung. Ini adalah satu-satunya aqidah yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah membingungkan umat manusia selama berabad-abad: Dari manakah saya berasal? Dari mana alam semesta ini berasal? Siapakah Sang Pencipta? Mengapa Dia menciptakan kita dan alam semesta? Apa peran kita di alam semesta ini? Apa hubungan kita dengan Sang Pencipta? Adakah dunia lain yang tak terlihat di luar dunia yang dapat kita lihat? Apakah ada kehidupan lain setelah kehidupan ini? Pertanyaan-pertanyaan yang tak henti-hentinya muncul sejak awal waktu dan hanya dapat dijawab oleh Islam.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Hubungan antara 'aqidah dan iman</b></span></p><p style="text-align: justify;">'Aqidah (keyakinan) membentuk fondasi dan dasar dari iman (keimanan atau keyakinan yang teguh). Iman didasarkan pada 'aqidah yang tertanam kuat di dalam hati. Iman diucapkan dengan lisan dan dikukuhkan dengan perbuatan yang sesuai dengan perintah-perintah aqidah. Aqidah yang benar adalah penting agar iman seseorang dapat diterima dan kuat. Semakin banyak pengetahuan tentang aqidah yang dimiliki seseorang, maka semakin bertambah dan kuat imannya.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Makna iman dan mukmin</b></span></p><p style="text-align: justify;">Iman adalah keyakinan yang tulus yang berkembang dari sistem kepercayaan seseorang. Iman ini berdampak pada pikiran, perasaan, ucapan, dan tindakan seseorang. Sistem kepercayaan Islam bersifat komprehensif, tetapi dibangun di atas enam pilar dasar: kepercayaan kepada Allah, para malaikat, para nabi, kitab-kitab, Hari Kebangkitan dan akhirat, dan takdir (ketetapan Ilahi). Untuk memahami arti sebenarnya dari iman dan mukmin, ada baiknya kita melihat sebuah hadits yang terkenal tentang topik ini. Dalam hadits tersebut, <a href="https://sunnah.com/nawawi40:2" target="_blank">Malaikat Jibril meminta Nabi Muhammad </a><span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span><a href="https://sunnah.com/nawawi40:2" target="_blank"> untuk menjelaskan makna Islam, iman, dan ihsan. Nabi </a><span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span><a href="https://sunnah.com/nawawi40:2" target="_blank"> menjawab dengan bijak</a>.</p><p style="text-align: justify;">Dari hadits Umar (رضي الله عنه) berkata: "Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya. Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.” </p><p style="text-align: justify;">Judul Menumbuhkan Iman pada Anak telah dipilih untuk tujuan tertentu. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits ini, ada perbedaan antara Islam dan Iman, dan antara Muslim dan Mukmin. Secara umum, seorang Muslim adalah orang yang menyatakan bahwa dia percaya pada pesan Islam (dia percaya bahwa tidak ada yang layak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> adalah utusan Allah). Seorang mukmin, atau orang yang beriman, di sisi lain, adalah seseorang yang benar-benar dan dengan teguh percaya pada Islam dan mencoba menerapkannya dalam hidupnya. Dapat juga dikatakan bahwa seorang Muslim adalah seseorang yang menyatakan bahwa ia menyerahkan dirinya kepada Allah, sementara seorang mukmin adalah seseorang yang memenuhi persyaratan penyerahan diri dalam perkataan dan perbuatan. Seorang mukmin adalah orang yang imannya sempurna dan tak tergoyahkan; orang yang tidak memiliki keraguan dan siap untuk berjuang keras, mengorbankan harta dan nyawanya demi Allah.</p><p style="text-align: justify;">Seseorang bisa saja mengaku sebagai Muslim dan menjalankan rukun Islam, namun hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki iman di dalam hatinya. Ia mungkin saja seorang munafik yang berpura-pura menjadi seorang Muslim. Di zaman sekarang ini, ada lebih dari satu miliar orang yang mengaku sebagai Muslim. Berapa banyak dari kita yang benar-benar Muslim sejati yang tunduk kepada Allah dan melaksanakan rukun Islam? Berapa banyak dari kita yang benar-benar <i>mukminin</i>: penganut agama yang tulus dan berniat murni karena Allah yang tercermin dalam semua perilaku kita? Sayangnya, jawabannya mungkin "sangat sedikit". Untuk alasan ini, sangat penting untuk mengajarkan kepada orang tua apa arti iman dan bagaimana memupuknya dalam diri mereka dan anak-anak mereka.</p><p style="text-align: justify;">Iman adalah istilah yang lebih komprehensif daripada Islam, dan pada kenyataannya, rukun Islam dianggap sebagai bagian dari iman. Inti dari iman adalah hati, karena inilah pusat dari iman. Iman juga mencakup perkataan lisan dan tindakan anggota tubuh dan memiliki banyak bagian. Rasulullah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> bersabda: "Iman memiliki lebih dari tujuh puluh bagian; yang paling tinggi adalah pengakuan bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan benda yang membahayakan dari jalan." Shalat, zakat, puasa, dan haji adalah komponen-komponen dari iman, begitu juga dengan akhlak seperti kesederhanaan, kejujuran, dan ketulusan.</p><p style="text-align: justify;">Islam (ketundukan), dengan demikian, hanyalah salah satu bagian dari iman. Ibnul Qayyim menulis bahwa iman terdiri dari beberapa komponen berikut:</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>memiliki pengetahuan tentang apa yang diajarkan oleh Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>,</li><li>memiliki keyakinan yang utuh dan teguh terhadap apa yang dibawa oleh Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>,</li><li>secara lisan menyatakan keyakinan seseorang terhadap apa yang dibawanya,</li><li>tunduk pada apa yang dibawanya dengan penuh cinta dan kerendahan hati, dan</li><li>bertindak sesuai dengan apa yang dibawa oleh Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>, baik secara lahir maupun batin, menerapkannya dan mengajak orang lain ke jalannya.</li></ol><p></p><p style="text-align: justify;">Tiga komponen penting dari iman, seperti yang dinyatakan oleh banyak ulama, adalah:</p><p style="text-align: justify;"></p><ol><li>keyakinan di dalam hati,</li><li>pengakuan dengan lisan (pernyataan seseorang), dan</li><li>pelaksanaan amal perbuatan oleh tubuh (tindakan seseorang).</li></ol><p></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE1xzZJQLtAEiclXFN3gFKKrvEjxUgGJRCfxHzKoRpTZs2wODhUy918rRT9D3EPkLRFhHw77bOuRb0ydO92qYHH-JBFqkTQ4Q9RqBWVEIxFhu9i4jXhcoXLUURVUWWeELg_Kc0eOXmsZ-rNsOiF2lbFNPp9_Ga-SgEwJhAs1qrwQCBDIsQp7RbjrQqHwk/s4057/zach-callahan--i51Ke0ROTo-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4057" data-original-width="2705" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE1xzZJQLtAEiclXFN3gFKKrvEjxUgGJRCfxHzKoRpTZs2wODhUy918rRT9D3EPkLRFhHw77bOuRb0ydO92qYHH-JBFqkTQ4Q9RqBWVEIxFhu9i4jXhcoXLUURVUWWeELg_Kc0eOXmsZ-rNsOiF2lbFNPp9_Ga-SgEwJhAs1qrwQCBDIsQp7RbjrQqHwk/w426-h640/zach-callahan--i51Ke0ROTo-unsplash.jpg" width="426" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@callis60?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Zach Callahan</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/green-trees-and-plants-during-daytime--i51Ke0ROTo?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: left;"><span style="font-size: medium;"><b>Keyakinan dalam hati</b></span></p><p style="text-align: justify;">Hati adalah inti dan fondasi iman. Hati harus sehat dan benar agar semua yang lain juga demikian. Rasulullah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> bersabda: "Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota tubuh, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota tubuh. Sesungguhnya (bagian itu) adalah hati." Salah satu aspek dari hal ini adalah apa yang disebut oleh para ulama sebagai 'pernyataan hati'. Hal ini mencakup pengakuan, pengetahuan, dan penegasan. Aspek kedua adalah apa yang disebut sebagai 'perbuatan hati'. Ini mencakup komitmen, penyerahan diri secara sukarela, dan penerimaan. Unsur-unsur penting lainnya termasuk cinta kepada Allah, kekaguman kepada Allah, takut kepada Allah, tawakkal kepada Allah, dan harapan kepada Allah. Tanpa syarat-syarat iman yang diperlukan ini, seseorang tidak dapat dengan jujur mengaku sebagai mukmin. Menyatakan pengakuan iman dan percaya kepada Allah dan Rasul <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>, tidak cukup untuk menjadi iman yang sempurna.</p><p style="text-align: justify;">Keyakinan dalam hati adalah komponen yang paling penting dalam iman, karena merupakan fondasi yang berpengaruh pada elemen-elemen lainnya. Untuk mengembangkan iman yang benar dan melindunginya, komponen-komponen ini harus diberikan perhatian yang diperlukan. Seorang mukmin sejati harus mengenali, menginginkan, dan mencintai kebenaran serta membenci kebatilan dan kekufuran. Ia harus mencintai Allah dan menaruh kepercayaan, harapan, dan rasa takut hanya kepada-Nya.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Pernyataan iman dengan lisan</b></span></p><p style="text-align: justify;">Komponen kedua dari iman adalah pengakuan iman 'dengan lisan', sebuah pernyataan yang memberikan kesaksian akan kebenaran keyakinannya. Ini adalah kesaksian "Saya bersaksi bahwa tidak ada yang layak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah," yang diucapkan oleh seseorang untuk menjadi seorang Muslim dan diulangi setiap hari dalam shalat lima waktu. Pernyataan ini bukan hanya sekedar ucapan, tetapi sebuah komitmen terhadap agama Islam dengan niat untuk mengikuti persyaratan dan kewajibannya.</p><p style="text-align: justify;">Jika seseorang percaya di dalam hatinya tetapi tidak menyatakan kepercayaan ini secara lisan (meskipun ia memiliki kemampuan untuk melakukannya), maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang yang percaya. Ia tidak akan diperlakukan seperti itu di dunia maupun di akhirat. Pengakuan iman secara lisan merupakan aspek penting untuk alasan ini. Seseorang yang memiliki kemampuan untuk membuat pernyataan ini tetapi tidak melakukannya dianggap kafir. Mereka yang takut akan nyawanya atau dipaksa untuk tetap diam tidak termasuk dalam kategori ini.</p><p style="text-align: justify;">Agar pernyataan tersebut menjadi benar, pernyataan tersebut harus disertai dengan ketulusan, keyakinan yang benar kepada Allah, meninggalkan segala bentuk mempersekutukan Allah dan menerapkan hukum-hukum Islam. Pada intinya, keyakinan di dalam hati harus ada agar pengakuan iman menjadi lengkap dan jujur. Orang-orang munafik adalah mereka yang membuat pengakuan dan berpura-pura menjadi Muslim, tetapi amalan hatinya tidak ada.</p><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: medium;">Pelaksanaan ibadah</span></b></p><p style="text-align: justify;">Sebagai perluasan yang alami, tingkat keimanan di dalam hati akan tercermin dalam perilaku seseorang. Hati yang dipenuhi dengan iman (kepercayaan, harapan, dan rasa takut kepada Allah) akan menuntun tubuh untuk melakukan tindakan ketaatan dan menghindari perbuatan yang dilarang atau bahkan syubhat. Tidak dapat dibayangkan bahwa akan ada iman yang kuat di dalam hati yang tidak ditunjukkan dalam perbuatan lahiriah. Oleh karena itu, amal perbuatan merupakan komponen fundamental lain dari iman. Ada juga hubungan timbal balik, di mana amal ketaatan kepada Allah akan meningkatkan iman batin seseorang, sedangkan amal kemaksiatan akan menurunkan iman.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Makna ihsan</b></span></p><p style="text-align: justify;">Dalam hadits tentang Islam, iman, dan ihsan, Malaikat Jibril bertanya kepada Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>:"Beritahukanlah kepadaku tentang ihsan (kebaikan, kesempurnaan, dan keunggulan). Dia (Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span>) menjawab: "Ihsan adalah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Dan meskipun kamu tidak melihat-Nya, (kamu tahu) bahwa Dia melihatmu."</p><p style="text-align: justify;">Ihsan adalah tingkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang manusia. Ini berarti melakukan sesuatu dengan cara terbaik untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dalam sesuatu. Dalam konteks hukum Islam, hal ini berarti melakukan ibadah dengan baik dan dengan cara yang diperintahkan oleh Allah. Tujuan akhir dari ihsan adalah untuk memenuhi kewajiban seseorang kepada Allah dan melakukannya dengan cara yang terbaik. Esensi dari ihsan adalah cinta kepada Allah, yang memotivasi manusia untuk berusaha mencapai keridhaan Allah.</p><p style="text-align: justify;">Dalam pengertian umum, ihsan juga berarti berhubungan dengan orang lain dengan cara yang baik dan melakukan tindakan kebaikan dan kasih sayang. Dalam konteks agama Islam, ihsan mencakup semua tindakan kebaikan terhadap orang lain. Seseorang yang memiliki ihsan akan berusaha untuk memberikan manfaat dan bukannya merugikan orang lain. Harta, kedudukan, pengetahuan dan kemampuan fisiknya digunakan untuk membantu dan memberi manfaat bagi manusia lainnya.</p><p style="text-align: justify;">Menurut hadits yang terkenal, faktor pendorong di balik ihsan adalah kenyataan bahwa orang tersebut sadar bahwa Allah mengawasi semua tindakannya. Seseorang yang selalu menyadari fakta ini akan berusaha untuk menyenangkan Allah dan menghindari perbuatan yang tidak menyenangkan-Nya. Hal ini akan menuntun seseorang untuk mencintai Allah dan memuliakan serta menghormati-Nya. Untuk semua tindakan, niatnya akan diarahkan demi Allah, yang mengarah pada kemurnian dan ketulusan hati. Karena niatnya semata-mata untuk Allah, orang tersebut juga akan berusaha melakukan segala sesuatu dengan cara yang paling baik. Hasilnya adalah orang tersebut akan unggul dalam ketundukan dan ketaatannya kepada Allah dan juga dalam hubungannya dengan manusia lain.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGBijKOqVicJWYiEkkMnwdkesYHoOlHKenQf4VZp4pGvqn_0MI1DizsHPTsMEJKpFT72Kd9kcgOk29COQoFDaNAIVIRUPVp6lx0_lN3gemNdkuy6Xe8qkz6gg-2GzUukFvmJ0T7689NpFN5HKvJvYLShhbjTHynkJlS0k1BrD-y8S4g-Kadx1X02vRopk/s3898/suzi-kim-AdPvazshqDU-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3898" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGBijKOqVicJWYiEkkMnwdkesYHoOlHKenQf4VZp4pGvqn_0MI1DizsHPTsMEJKpFT72Kd9kcgOk29COQoFDaNAIVIRUPVp6lx0_lN3gemNdkuy6Xe8qkz6gg-2GzUukFvmJ0T7689NpFN5HKvJvYLShhbjTHynkJlS0k1BrD-y8S4g-Kadx1X02vRopk/w496-h640/suzi-kim-AdPvazshqDU-unsplash.jpg" width="496" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@kimsuzi08?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Suzi Kim</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/2-person-walking-on-gray-concrete-pavement-AdPvazshqDU?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;"><b><span style="font-size: medium;">Hubungannya dengan pengasuhan anak</span></b></p><p style="text-align: justify;">Maksud dari semua ini adalah bahwa tujuan orang tua tidak hanya mendidik anak-anak mereka sebagai seorang Muslim, tetapi juga untuk menumbuhkan aqidah dan iman yang kuat di dalam hati mereka. Jika sebuah keluarga menghabiskan banyak waktu untuk mengajarkan anak-anak mereka aspek-aspek praktis dari agama daripada berfokus pada 'aqidah, kemungkinan besar perilaku mereka tidak akan bertahan lama. Hal ini mirip dengan membangun rumah dengan fondasi yang sangat lemah; rumah tersebut kemungkinan besar akan runtuh. Anak-anak mungkin tahu bagaimana cara salat, berpuasa, dan sebagainya, tetapi mungkin tidak ada keinginan dalam hati mereka untuk melakukannya. Mereka mungkin melakukan semua itu untuk menyenangkan keluarga mereka atau untuk pamer kepada teman-teman Muslim, tetapi itu tidak akan bertahan lama. Yang dibutuhkan adalah pemahaman tentang makna sebenarnya dari menjadi seorang Muslim, menjadi seorang mukmin, dan bahkan mencapai tingkat ihsan.</p><p style="text-align: justify;">Orang tua harus menanamkan iman ini di dalam hati anak-anak mereka, dimulai sejak lahir. Mereka harus mengajarkan anak-anak mereka untuk tunduk secara tulus kepada Allah dengan hati mereka, dengan lisan mereka, dan dengan perbuatan mereka. Anak-anak harus belajar untuk memiliki rasa takut kepada Allah, cinta kepada Allah, dan tawakal kepada Allah. Kecintaan mereka kepada Allah harus melebihi kecintaan mereka kepada orang atau benda lain di dunia ini. Allah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ </span> berfirman,</p><p style="text-align: center;">وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّۭا لِّلَّهِ ۗ</p><p style="text-align: justify;"><i>"...Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah..." (QS Al-Baqarah: 165)</i></p><p style="text-align: justify;">"Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> tentang hari kiamat, ia berkata, 'Kapan terjadinya kiamat? Nabi bertanya: "Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Orang itu menjawab, "Tidak ada, kecuali aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi bersabda, "Engkau akan bersama orang-orang yang engkau cintai." Anak-anak harus mencintai kebenaran Islam dan membenci kekufuran dan kemunafikan. Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> bersabda: "Barangsiapa yang memiliki tiga sifat berikut ini, maka ia akan merasakan manisnya iman: Seseorang yang Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada yang lainnya, seseorang yang mencintai saudaranya semata-mata karena Allah, dan seseorang yang benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api." Mereka harus memiliki harapan akan pertolongan dan pahala dari Allah dan takut akan kemarahan dan hukuman-Nya. Ketika orang tua telah menyelesaikan tugas ini, mereka akan membina orang-orang yang beriman dan pembawa pesan para Nabi. Bayangkan sebuah dunia dengan satu miliar orang beriman (mukminin).</p><p style="text-align: justify;">Seharusnya sudah jelas bahwa blok bangunan yang paling penting dalam formula ini adalah sistem kepercayaan - fondasi iman. Iman dibangun di atas pengetahuan tentang Allah dan keesaan-Nya, tentang Nama-nama dan sifat-sifat-Nya, tentang keagungan dan kekuasaan-Nya, tentang rahmat dan pengampunan-Nya, tentang kehendak dan ketetapan-Nya, tentang para nabi dan rasul-Nya, dan seterusnya. Dari perspektif Islam, pentingnya aqidah yang benar dan teguh tidak dapat diabaikan, karena keyakinan akan mengarahkan praktik. Nabi <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷺ</span> mengajarkan para sahabatnya tentang 'aqidah selama tiga belas tahun sebelum memperkenalkan aspek-aspek praktis Islam. Pendekatan ini dilakukan untuk memastikan iman yang teguh dan komitmen terhadap agama Allah. Jika orang tua hanya mengajarkan anak-anak mereka tentang aqidah yang benar dan tidak ada praktik, mereka akan memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk masuk surga daripada mereka yang salat, berpuasa, dan berzakat, tetapi juga menyembah kuburan, misalnya. Hal ini disebabkan oleh kesadaran bahwa keyakinan yang benar terhadap Allah dan agama-Nya adalah penting untuk membangun hubungan dengan-Nya dan untuk mengembangkan kemampuan membedakan yang akan menuntun kita untuk memilih yang halal dalam setiap keadaan. Pilihan ini akan dibuat terlepas dari tekanan untuk bertindak sebaliknya.</p><p style="text-align: justify;">Karena itulah, seorang anak yang memiliki iman dan takwa yang kuat akan membuat pekerjaan mengasuh anak menjadi lebih mudah. Pilihan-pilihan yang diambil oleh seorang anak akan datang dari dalam dirinya sendiri, dengan rasa cinta dan takut kepada Allah, bukan karena paksaan dari luar. Prinsip-prinsip psikologi modern berfokus pada penerapan konsekuensi atas perilaku: hadiah untuk perilaku positif dan hukuman untuk perilaku negatif. Meskipun teknik-teknik ini mungkin berguna pada saat-saat tertentu, namun tidak seharusnya menjadi dasar pengasuhan anak. Jika orang tua membantu anak-anak mereka dalam mengembangkan kekuatan internal, teknik-teknik ini jarang diperlukan, jika tidak sama sekali. Fokus seorang anak yang beriman adalah mencari ridha dan pahala dari Allah dengan kesadaran yang mendalam bahwa hal tersebut lebih besar daripada imbalan materi atau sosial yang dapat diperoleh dalam kehidupan ini.</p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya, orang tua memupuk iman dalam diri anak-anak mereka agar mereka sukses, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Ini harus menjadi tujuan utama bagi anak-anak mereka. Karena kesuksesan dalam Islam tidak diukur dari harta atau jabatan, tetapi diukur dari ketaatan yang tulus kepada Allah dan pencapaian surga di akhirat kelak. Allah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ </span>berfirman:</p><p style="text-align: center;">لَـٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّـٰتٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَا نُزُلًۭا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌۭ لِّلْأَبْرَارِ ١٩٨</p><p style="text-align: justify;"><i>"Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di dalamnya sebagai karunia dari Allah. Apa yang di sisi Allah itu lebih baik bagi orang-orang yang selalu berbuat baik." (QS Ali Imran: 198)</i></p><p style="text-align: justify;">Allah <span style="background-color: white; color: #282829; font-size: 15px; text-align: left;">ﷻ </span>juga mengisyaratkan,</p><p style="text-align: center;">قَالَ ٱللَّهُ هَـٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ ٱلصَّـٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّـٰتٌۭ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًۭا ۚ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ ١١٩</p><p style="text-align: justify;"><i>"Allah berfirman, “Ini adalah hari yang kebenaran orang-orang yang benar bermanfaat bagi mereka. Bagi merekalah surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS Ali Imran: 119)</i></p><p style="text-align: justify;">Sungguh, itulah pencapaian yang luar biasa.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-7353590310369280252024-03-01T11:14:00.004+07:002024-03-05T12:37:29.244+07:00Preface & Introduction<h4 style="text-align: justify;"></h4><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b>Kata Pengantar</b></span></p><p style="text-align: justify;"><i>Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang</i></p><p style="text-align: justify;">Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, dan memohon hidayah-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa kami dan kejahatan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang dibiarkan-Nya tersesat, maka tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepada mereka. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sesuai dengan hak-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. Wahai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, lalu Dia menciptakan daripadanya pasangannya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan selalu berkata benar. Dia akan mengarahkanmu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang benar dan akan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mencapai kemenangan yang besar.</p><p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEHPAOWYkgpizq1oT87SbJgj-dSNf_MpxwWB2VBa9Y3azpvHbXUNK0KA71mU19NjwQDchMlaLHyjzehyphenhyphenZxhT4_fKjli2_mGnzve1Ps6J8izY2NGzuIgAHVTynj4TAYA8FhKcB-0DccjXUsKxzejcyet9n5lKvaJA9F5VMokMKv0_IdoVZ4nEJiB0RwC20/s5472/daiga-ellaby-7edWO30e32k-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3648" data-original-width="5472" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEHPAOWYkgpizq1oT87SbJgj-dSNf_MpxwWB2VBa9Y3azpvHbXUNK0KA71mU19NjwQDchMlaLHyjzehyphenhyphenZxhT4_fKjli2_mGnzve1Ps6J8izY2NGzuIgAHVTynj4TAYA8FhKcB-0DccjXUsKxzejcyet9n5lKvaJA9F5VMokMKv0_IdoVZ4nEJiB0RwC20/w640-h426/daiga-ellaby-7edWO30e32k-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@daiga_ellaby?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Daiga Ellaby</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/two-person-step-on-gray-soil-7edWO30e32k?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Pendahuluan</b></span></p><p style="text-align: justify;">Gambaran umum tentang kondisi anak-anak dan keluarga di dunia saat ini membuat orang bingung dan sedih. Struktur keluarga berantakan, dengan perceraian, perpisahan, orang tua tunggal, dan keluarga tanpa ayah menjadi hal yang lumrah, bukan keanehan. Teknologi telah menyebabkan keluarga menghabiskan lebih sedikit waktu bersama dibandingkan dengan titik mana pun dalam sejarah. Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton program televisi dan bermain game komputer (lebih dari 20 jam per minggu) dibandingkan dengan percakapan yang bermakna dengan orang tua mereka (kurang dari 30 menit per minggu). Para ibu memasuki dunia kerja dalam jumlah yang terus meningkat, sering kali meninggalkan anak-anak mereka yang masih kecil dalam pengasuhan orang asing untuk waktu yang lama. Daftarnya tak ada habisnya.</p><p style="text-align: justify;">Tren yang paling signifikan dalam keluarga saat ini adalah penurunan moral dan nilai-nilai dasar. Amoralitas menjadi cara hidup yang dapat diterima dan akrab bagi masyarakat. Perselingkuhan, perjudian, konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, hubungan pranikah dan di luar nikah, dan lainnya telah menjadi norma di banyak negara di dunia. Dalam kaitannya dengan anak-anak dan keluarga, ketidaktaatan (<i style="background-color: #ead1dc;"><b>disobedience</b></i>), penipuan (<span style="background-color: #ead1dc;"><i><b>deceit</b></i></span>), dan ketidakhormatan (<i style="background-color: #ead1dc;"><b>disrespect</b></i>) adalah <i style="background-color: #ead1dc;"><b>Three dangerous Ds</b></i> di era ini. Anak-anak dan remaja tidak lagi menganggap penting atau perlu untuk mematuhi dan menghormati orang tua mereka. Mereka akan tidak taat atau menipu untuk menyenangkan teman-teman mereka atau untuk mendapatkan kesenangan duniawi. Mereka melakukan hal ini tanpa berpikir panjang atau merasa bersalah. Ini adalah masalah yang berbahaya dan tidak menyenangkan yang harus ditanggapi dengan serius.</p><p style="text-align: justify;">Sayangnya, keluarga Muslim tidak kebal terhadap kekhawatiran dan fenomena ini. Banyak Muslim di Barat bergumul dengan isu-isu ini setiap hari. Dan, ketika globalisasi menancapkan giginya di setiap bagian bumi, Muslim di seluruh dunia terkena dampak yang lebih besar. Meskipun globalisasi sebenarnya adalah istilah yang dimaksudkan untuk menggambarkan kekuatan ekonomi, namun globalisasi memiliki dampak yang luas pada struktur sosial dan moral masyarakat. Bangsa-bangsa tidak hanya mengimpor barang dan jasa, tetapi mereka juga membawa cita-cita, nilai, dan moral yang sering kali bertentangan dengan kepercayaan dan praktik tradisional masyarakat. Rute utama transmisinya adalah media, termasuk televisi, internet, dan majalah. Seorang anak di belahan dunia lain terpapar dengan materi yang mematikan pikiran, tidak bernilai, dan merusak moral yang sama dengan anak di Amerika. Ketika anak-anak dan remaja berebut untuk menjadi '<u>kebarat-baratan</u>', generasi yang lebih tua berjuang untuk mempertahankan identitas etnis, budaya, dan agama mereka. Hal ini tak pelak lagi menimbulkan berbagai macam konflik antargenerasi dan, tentu saja,<i style="background-color: #ead1dc;"><b> three dangerous Ds</b></i>.</p><p style="text-align: justify;">Kekhawatiran yang paling signifikan adalah dampak dari peristiwa-peristiwa ini terhadap nilai-nilai Islam dalam keluarga dan masyarakat; karena nilai-nilai inilah yang paling menderita. Kekhawatiran jangka panjangnya adalah bahwa setiap generasi, nilai-nilai ini akan menjadi semakin lemah. Bukan hal yang aneh di negara-negara Muslim, misalnya, untuk melihat remaja laki-laki dan perempuan nongkrong bersama di mal: gadis-gadis tanpa penutup kepala, berdandan lengkap dan memakai parfum. Anak laki-laki dan perempuan berkomunikasi bersama melalui ruang <i>chatting </i>Internet, email, dan <i>smartphone</i>. Merokok, penggunaan narkoba, dan kenakalan remaja meningkat di banyak negara. Tingkat penyakit yang lebih tersembunyi, seperti hubungan tidak sah, tidak diketahui.</p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><b>Solusinya</b></span></p><p style="text-align: justify;">Kita semua sudah tidak asing lagi dengan gambaran-gambaran tersebut; namun fokus buku ini bukan pada masalahnya, melainkan pada solusinya. Karena solusi untuk penyakit dan masalah sosial ini ada di tangan dan hati setiap Muslim. Solusi itu ada dalam jangkauan dan dapat dicapai dengan dedikasi yang tulus. Jawabannya, tentu saja, adalah Islam dan kembali kepada prinsip-prinsip yang mulia dan terhormat dari cara hidup ini. Ini adalah, pada kenyataannya, satu-satunya solusi yang nyata dan layak; karena telah ditetapkan oleh Tuhan dan Pencipta kita, yang mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Solusi lain yang telah dicoba telah gagal mencapai tujuannya.</p><p style="text-align: justify;">Ini bukanlah gagasan atau usulan baru, karena orang-orang sejak awal umat manusia telah mengusulkan hal yang sama. Para nabi, orang-orang saleh, dan para cendekiawan sepanjang sejarah telah menyeru manusia kepada makna dan tujuan hidup yang sebenarnya dan memperingatkan mereka tentang penipuan yang ada di dalamnya. Buku ini dimaksudkan untuk mengulangi seruan untuk memperbaharui dan kembali kepada nilai-nilai Islam yang abadi dan cara hidup Islam yang kekal. Ini adalah satu-satunya obat sejati untuk semua penyakit sosial yang ada di dunia saat ini; satu-satunya perlindungan yang tegas terhadap Setan. Penyimpangan dari hukum-hukum Allah hanya akan membawa kehancuran dan kekacauan, sementara pemulihan cara hidup-Nya akan membawa keharmonisan dan stabilitas yang sangat dibutuhkan. Tantangannya adalah membujuk setiap orang untuk meminum obatnya, karena hal ini membutuhkan usaha dan komitmen yang sungguh-sungguh. Selain itu, ini adalah proses pengobatan seumur hidup yang tidak akan berakhir sampai saat kematian.</p><p style="text-align: justify;">Fokus dari buku ini adalah untuk membina generasi penerus dan menanamkan nilai-nilai Islam dan Iman kepada mereka sejak usia dini. Mereka yang telah mengambil obat sejak lahir tidak akan merasa sulit atau aneh untuk melanjutkannya sepanjang hidup mereka. Hal ini akan secara alami mengalir dan berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan seseorang melalui setiap fase kehidupan. Pada kenyataannya, anak-anak memiliki benih yang sangat istimewa dalam diri mereka yang dikenal sebagai fitrah. Fitrah adalah kecenderungan bawaan untuk mengenal Allah, percaya pada keesaan Allah, dan mengembangkan iman. Benih-benih iman telah tertanam dan hanya perlu dipupuk dengan penuh kasih sayang agar tumbuh menjadi tanaman yang indah dan berbunga. Untuk itulah buku ini diberi judul Menumbuhkan Keimanan pada Anak.</p><p style="text-align: justify;">Diharapkan juga bahwa selama proses ini, mereka yang mencoba untuk memberikan pengobatan akan belajar dan bertumbuh dalam Islam. Orang pada umumnya belajar paling banyak dengan mengajari orang lain, dan ini adalah salah satu hasil yang paling signifikan dari pengasuhan anak. Ketika kita melihat anak-anak kita dan berpikir ingin mereka menjadi apa dan bagaimana dikemudian hari, pertanyaan-pertanyaan ini juga akan muncul mengenai diri kita sendiri. Ketika kita melihat mereka meniru perilaku kita, kita harus bertanya apakah ini yang kita inginkan dari anak-anak kita. Apakah ini perilaku yang terbaik bagi kita sebagai orang dewasa? Apa yang benar-benar kita inginkan untuk anak-anak kita dan keluarga kita di dunia dan di akhirat?</p><p style="text-align: justify;">Buku ini bukan sekadar buku tentang pengasuhan anak dari sudut pandang Islam, karena sudah banyak buku semacam itu yang tersedia. Ini bukan buku tentang bagaimana menjadi seorang Muslim, karena sebagian besar dari kita sudah mengetahui hal ini. Kita semua tahu bagaimana cara berpuasa, shalat, zakat, dan sebagainya. Namun, buku ini adalah sebuah upaya untuk mendidik para orang tua tentang bagaimana membawa anak-anak mereka dan diri mereka sendiri ke tingkat berikutnya. Tingkat berikutnya adalah tingkat iman: keimanan, pengabdian yang tulus kepada Allah, dan rasa takut kepada Allah. Ini adalah upaya untuk mempengaruhi hati dan jiwa setiap Muslim, karena penguatan iman dan hati adalah satu-satunya perlindungan terhadap kejahatan masyarakat dan bisikan setan. Ini adalah panggilan untuk mengajar anak-anak kita bagaimana menjadi orang beriman yang sejati dan bukan hanya sekedar Muslim secara nama. Kita harus mendidik mereka tentang apa arti sebenarnya dari beriman kepada Allah, memahami makna tauhid, dan sadar akan Allah dalam setiap keputusan dan tindakan. Impian kami untuk mereka adalah menjadi penyeru Islam yang teladan, pencari ilmu yang tulus, tentara yang tak kenal takut, pembaharu masyarakat, istri yang salihah, dan ibu yang penuh perhatian.</p><p style="text-align: justify;">Keimanan yang tulus inilah yang akan menuntun orang-orang yang beriman untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan: dalam diri mereka sendiri, dalam keluarga mereka, dan dalam masyarakat. Penerapan ini akan mengarah pada pemulihan nilai-nilai dalam masyarakat dan kembali kepada perdamaian sejati yang diwakili oleh Islam.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-8840854926238415972024-02-16T08:23:00.002+07:002024-02-16T08:23:40.111+07:00Catatan setelah Pemilu tahun ini<p> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjVP116qOlBl5iNCRl1r50JoIoT1BDAoE1p3b0VYYmb52OE27Glca8Vyg-15lSY0PmybVyAABu1-mF25K-M40LwQZPaHFQd9Ft0yKLbf9igTtCB5tkIaYD7XiUQ9PurJGhKlXmrOoL5ItOvnXhGTOQac-HG7F8k1fLHjtYxVWLJw3BxJKuH0WTCJOI-g0/s4000/element5-digital-T9CXBZLUvic-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2667" data-original-width="4000" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjVP116qOlBl5iNCRl1r50JoIoT1BDAoE1p3b0VYYmb52OE27Glca8Vyg-15lSY0PmybVyAABu1-mF25K-M40LwQZPaHFQd9Ft0yKLbf9igTtCB5tkIaYD7XiUQ9PurJGhKlXmrOoL5ItOvnXhGTOQac-HG7F8k1fLHjtYxVWLJw3BxJKuH0WTCJOI-g0/w640-h426/element5-digital-T9CXBZLUvic-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@element5digital?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Element5 Digital</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/a-person-is-casting-a-vote-into-a-box-T9CXBZLUvic?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /></p><p style="text-align: justify;">Waktu saya masih kuliah, orang tua angkat saya pernah berseloroh kepada saya, "kuliah jurusan politik berarti nanti jadi politisi, dong?" </p><p style="text-align: justify;">Saya yang masih semester 3, tertawa mendengar pertanyaan itu. Sejujurnya saya sempat berpikir untuk berkarir di dunia politik, hanya karena terpengaruh oleh buku-buku bacaan saat itu. Kayaknya kok hebat bisa membuat nasib banyak orang berubah hanya lewat beberapa kalimat atau sebuah tanda tangan. Begitu mulai kuliah, saya langsung tergabung ke organisasi mahasiwa untuk belajar dan memahami cara kerja organisasi dengan lebih baik. Dan di semester 3 itu, tahun 2009 memang kebetulan sedang masanya Pemilu.</p><p style="text-align: justify;">"Daftar Pemilu di sini lho, <i>nduk</i>. Buat latihan." Mamak saya menyarankan, tentu saja hanya bercanda. Syarat menjadi anggota legislatif memang hanya lulusan SMA.</p><p style="text-align: justify;">Saya santai saja menjawab, "nanti lah, Mak. Kalau sudah lulus, tinggal mainkan pasar-pasar di Lampung Tengah." Lalu Mamak menyahut, "nyalon lewat PDI-P, nanti Mamak kenalkan sama ketua DPCnya."</p><p style="text-align: justify;">"Yah, kalo sama PDI-P ya sama aja, nanti aku jadi koruptor!" Dengan cepat saya menyahut perkataan Mamak sambil tetap berusaha santai. Mamak pun balas menjawab, "Ya kalau mau menang di sini harus lewat PDI-P. Kalau lewat partai lain ya susah, lama. Keburu bangkrut."</p><p style="text-align: justify;">Saya tertawa lebih keras mendengar alasan Mamak. Mamak angkat saya adalah pedagang besar. Hampir seluruh pasar di Lampung dikuasai, Kakak angkat saya yang menjalankan bisnis, punya banyak sekali kenalan orang penting. Ketika tawaran seloroh dari Mamak itu terlontar, yang saya pikirkan saat itu adalah bahwa Mamak memang <i><span style="background-color: #f9cb9c;">hanyalah </span></i>seorang pedagang. Beliau sangat tahu bagaimana caranya memenangkan persaingan di pasar. Tapi mestinya politik tidak boleh disamakan dengan bisnis. Ada idealisme yang harus diperjuangkan.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Seiring berjalannya waktu, saya belajar makin banyak lewat kuliah dan organisasi. Lalu saya mulai mendengar teman-teman saya yang kuliah di jurusan keguruan sering membicarakan sebuah gerakan baru bernama Indonesia Mengajar. Beberapa diantaranya berhasil bergabung menjadi Pengajar Muda di sana. Dari situlah saya mulai mendengar nama Anies Baswedan.</p><p style="text-align: justify;">Pada waktu yang sama, beberapa teman di fakultas tiba-tiba menghilang dan diberitakan mendapat beasiswa ke Paramadina. Nama Anies Baswedan kembali saya dengar. Dan seterusnya, saya mengenal namanya sebagai salah satu aktor pendidikan baru yang berpengaruh saat itu.</p><p style="text-align: justify;">Tapi postingan blog ini bukan hanya tentang Anies Baswedan, kok. Namanya saya sebut karena memang punya peran penting bagi saya dalam menentukan pilihan di Pemilu kemarin.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Ternyata setelah menjalani kuliah dan menjadi pengurus organisasi mahasiswa minat saya terhadap dunia politik justru menurun. Saya suka belajar teori-teori politik. Saya suka membaca cerita pemimpin-pemimpin besar dengan ideologi-ideologi mereka. Tapi saya jijik setiap kali hadir di acara-acara yang menghadirkan pejabat atau praktisi politik. Saya makin yakin untuk tidak menjadikan dunia politik sebagai pilihan karier setelah menyaksikan sendiri seperti apa kursi kekuasaan selevel kampus pun bisa menelan korban dan diperebutkan dengan cara yang sangat licik. Belum lagi pengelolaan anggaran dana yang membuat saya hampir ribut dengan teman, membuat saya berpikir '<i>kalau masih di kampus saja mereka bisa berbuat seperti ini apalagi nanti ketika mengurus negara?</i>'</p><p style="text-align: justify;">Lalu berita tentang mobil Esemka mencuat. Saya dan teman-teman di kosan pernah membicarakan berita itu dan salah satu diskusi ringan kami yang masih saya ingat adalah komentar teman saya saat itu, "Dia (Jokowi) diberitakan di mana-mana, pasti mau naik ke istana."</p><p style="text-align: justify;">Saya <a href="https://www.zuzusyuhada.my.id/2023/07/catatan-membaca-six-thinking-hats.html" target="_blank">si topi hitam</a> yang instingnya hampir selalu benar kalau melihat wajah orang cuma nyeletuk, "manipulatif banget ya orangnya." Dan perjalanan panjang dihantui wajah Jokowi pun dimulai hari itu.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Awalnya saya berpikir kalau pilihan ketika Pemilu itu harus logis dan adil. Tapi setelah melihat perilaku pemilih di Indonesia selama ini dan menimbang pengalaman saya sendiri, sepertinya memang benar kalau memilih itu selalu berdasarkan kecenderungan hati. Sejak menjadi pemilih tahun 2007, saya sering sekali golput terutama pada pemilihan daerah. Di Lampung, siapapun calonnya pemenangnya sudah ditentukan oleh sang ratu. Jadi buat apa saya memilih?</p><p style="text-align: justify;">Satu-satunya pemilihan umum yang saya benar-benar perhatikan hanyalah pemilihan presiden. Tahun 2009 pilihannya cukup mudah. SBY tidak punya riwayat buruk seperti kedua lawannya sehingga saya dengan mudah menentukan pilihan.</p><p style="text-align: justify;">Saya sama sekali nggak menyangka kalau Jokowi akan masuk istana sebagai presiden. Dan percaya nggak percaya, hal itu sudah kami prediksi sejak dia mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta. Kami -saya dan teman-teman kosan-- yang saat itu menonton beritanya bereaksi macam-macam, tapi yang paling epic adalah salah satu teman saya yang kuliah di jurusan Hukum mengatakan, "<i><b>seenaknya aja dia belum selesai tugasnya maju ke Jakarta, bisa-bisa nanti belum beres di Jakarta maju ke Presiden!</b></i>" <i>And guess what</i>?! <i>We know how the story goes</i> 😌</p><p style="text-align: justify;">Jujur, sejak pencalonan dirinya menjadi gubernur Jakarta saya langsung menutup hati pada Jokowi. Dan ketika dia benar-benar mencalonkan diri menjadi presiden, ucapan teman saya itulah yang terngiang di kepala saya. Tapi ada satu hal yang sangat mengganggu pikiran saya saat itu, adalah kemunculan Anies Baswedan di tim pemenangan Jokowi.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Kembali ke masa kuliah, salah satu teman saya ada yang bergabung menjadi Pengajar Muda di Indonesia Mengajar lalu meninggal. Saya sudah lupa apakah dia meninggal ketika menjalankan tugas atau ketika sudah selesai, tapi yang saya ingat Anies Baswedan hadir di pemakamannya. Dia datang ke Lampung untuk memberikan penghormatan kepada teman saya itu, Adit namanya.</p><p style="text-align: justify;">Lalu ketika sedang field trip fakultas, salah satu tujuan perjalanan kami adalah ke Universitas Paramadina. Di sana kami bertemu Anies Baswedan. <i style="background-color: #f4cccc;"><b>Iya, saya pernah ketemu Anies Baswedan</b></i>. 😆 Mendengar dia bicara secara langsung, membahas tentang filsafat, pendidikan dan politik dalam kapasitasnya sebagai seorang rektor, bukan politisi. </p><p style="text-align: justify;">Saya kurang ingat persis urutan 2 peristiwa itu, mana yangg lebih dulu, tapi sepertinya inilah yang membuat saya punya kesan positif kepada Anies. Mendengar ide-idenya tentang dunia pendidikan tinggi dan filsafat, rasanya memang seperti mendapat pencerahan. Membaca tulisan-tulisannya ketika masih menjadi rektor, saya benar-benar mengenalnya hanya sebagai seorang guru.</p><p style="text-align: justify;">Dan melihatnya berkampanye di pemilihan presiden tahun 2014 membuat saya berpikir, '<i><b>kok bisa dia jadi timsesnya Jokowi? Aku yang bodoh aja tahu lho kalau itu orang nggak bener.</b></i>' Tapi selorohan Mamak angkat saya tiba-tiba kembali teringat dan menyadarkan saya, kalau ternyata setelah sekian lama saya belajar di kampus saya tetaplah orang yang naif dan karenanya sudah tepat saya nggak memilih dunia politik untuk berkarier setelah lulus kuliah.</p><p style="text-align: justify;">Anies Baswedan adalah orang baru di dunia politik. Dia tentunya sadar, menjadi terkenal hanya di kalangan akademisi tidak akan membuat dia naik daun dengan cepat. Dia butuh panggung, dan PDI-P adalah alat yang paling tepat. Persis seperti Mamak saya bilang, 'kalau mau menang harus lewat PDI-P.' Dan ketika melihat Anies Baswedan di kubu Jokowi saat itu, saya bilang ke suami, "<i><b>pasti dia pengen jadi menteri pendidikan.</b></i>"</p><p style="text-align: justify;">Kalau kamu merasa saya sok pintar dengan dugaan-dugaan yang kebetulan benar-benar terjadi, kamu salah. Bukan saya yang pintar, tapi karena sebenarnya permainan politik yang muncul di permukaan memang semudah itu dipahami kalau kita mau sedikit berpikir dan menonton berita dari berbagai macam saluran. Sehingga pikiran kita tidak diracuni oleh satu media yang dikendalikan orang tertentu. Lihat saja bagaimana Metro TV dan TV One menyajikan beritanya. Lihat bedanya antara 5 tahun yang lalu dengan sekarang.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Maka pemilihan umum tahun ini menjadi cukup istimewa bagi saya. Setelah dua kali memilih dengan alasan '<i><b>asal bukan Jokowi</b></i>' akhirnya saya kali ini bisa memilih dengan <span style="background-color: #f4cccc;">tambahan</span> alasan '<b><i>saya percaya Anies</i>'</b>. Meskipun di awal saya agak kecewa kenapa bukan Prof. Mahfud pasangannya, tapi kemudian saya segera sadar kalau mereka tidak mungkin bisa dipasangkan. Biarlah Prof. Mahfud menjadi penjaga dan penyambung mata kita di pemerintahan.</p><p style="text-align: justify;">Anies Baswedan mungkin bukan orang yang baik-baik amat, karena saya hanya mengenalnya hanya lewat buku dan diskusi satu jam. Sama seperti saya mengenal Muhaimin Iskandar dan Prof. Mahfud MD. Sebagai gubernur pun, saya tidak menafikan beberapa kritikan terhadap kebijakan Anies memang valid. Tapi kalau dibanding dengan masa lalu Prabowo dan kebohongan Jokowi, ooooh tentu saja wajar kalau banyak yang memperlakukan Anies seperti penyelamat.</p><p style="text-align: justify;">Mungkin Anies akan memenangkan pemilu seperti keajaiban di Jakarta. Mungkin juga akan kalah. Tapi yang jelas saya mulai optimis bahwa perbaikan negeri ini sedang berada di jalan yang benar. Kita memang melihat kurikulum pendidikan yang amburadul, tapi makin banyak lembaga pendidikan independen yang berdiri dan bebas dari kebrobrokan itu. Kalau memang Jokowi menang lagi tahun ini (karena memang majunya Gibran jadi cawapres intinya itu) berarti memang mayoritas masyarakat kita yang masih sama seperti dia. Penuh tipu daya, bermental feodal dan suka korupsi.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-67817238768421383152024-01-31T12:02:00.002+07:002024-01-31T12:04:04.931+07:00Beberapa kerandoman suami yang selalu bikin saya emosi<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXfTgJUOxvPg70ObMcyIkflPC15oWZIQnRE--61UyiKEv-p8eickaXjo-z5czGIipIvAR4zbDVaLmwFU1g0eWM9w_Nbf5f_ZedMDjEKzXBY9PXGMxNQwFZy25qGE6OJV9IXb8pjRfwAqf7cTorJub-DeDq2EuZgWmwSN6Q2HZKotqaD_4iQmoHopml/s8000/20230510_150331.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXfTgJUOxvPg70ObMcyIkflPC15oWZIQnRE--61UyiKEv-p8eickaXjo-z5czGIipIvAR4zbDVaLmwFU1g0eWM9w_Nbf5f_ZedMDjEKzXBY9PXGMxNQwFZy25qGE6OJV9IXb8pjRfwAqf7cTorJub-DeDq2EuZgWmwSN6Q2HZKotqaD_4iQmoHopml/w480-h640/20230510_150331.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"></td></tr></tbody></table><div><br /></div><p style="text-align: justify;">Kadang, peristiwa paling random bisa bikin saya mikir ke arah yang aneh banget. Judul tulisan ini udah kepikiran sejak lama, tapi waktu itu idenya muncul karena suatu hal yang saya udah lupa. Terus kejadian tadi pagi tiba-tiba bikin saya pengen nulis di blog. Nah, lihat draft judul ini belum saya apa-apain, kok malah kepikiran untuk menyatukan ide-ide aneh di kepala jadi tulisan.</p><p style="text-align: justify;">Gara-garanya tadi pagi waktu lagi masak buat anak-anak sebelum mereka berangkat sekolah. Seperti biasa suami saya manasin air untuk ngopi, pakai salah satu panci kami yang gagangnya sudah lepas. Lalu saya nyeletuk, "seneng amat pakai barang rusak. Itu lho ada 2 panci yang bener."</p><p style="text-align: justify;">Terus suami njawab, "emang kenapa?"</p><p style="text-align: justify;">"Pakai barang rusak tuh bisa bikin <i>fakir</i>, tau!" Dan sedetik kemudian saya langsung menyesal bilang begitu. Karena seperti 10 tahun ini, setiap saya menyampaikan sesuatu yang ada dalilnya pasti suami saya langsung jadi orang paling nggak masuk akal di dunia dan akhirnya semua bantahan-bantahan anehnya terhadap semua omongan saya sejak hari pertama kami menikah akan terngiang-ngiang di kepala saya selama berhari-hari. Dan kalau sudah seperti itu, dada saya langsung nyesek dan sakit banget. Bukan karena dibantah sama dia, tapi karena sedih kok bisa...? Nah kan saya aja bingung mau nulisin perasaan saya.</p><p style="text-align: justify;">Nih, biar jelas apa yang saya maksud dan mudah-mudahan bikin lega saya ceritain ya beberapa hal yang saya ingat tentang ketidakjelasan suami saya yang kadang-kadang bikin saya mempertanyakan kewarasan dia. <i>Pertama</i>, waktu resepsi pernikahan kami. Karena di susunan acara cuma sampai dzuhur waktu itu saya rencananya mau sholat dzuhur. Eh, ternyata dilarang sama keluarga suami. Biasalah, sayang makeupnya kalau luntur. Saya yang sendirian di rumah keluarga suami waktu itu berusaha minta dukungan suami supaya bisa sholat dzuhur. Dan suami saya jawabnya, "yaudah lah, sekali ini aja ngalah dulu. Kalau pun kamu dosa biar saya yang nanggung." Seketika waktu itu saya langsung nyesel nikah sama dia, tapi ternyata tetep lanjut sampai 10 tahun lebih 😂. </p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya saya sholat jama' sih, tapi yang bikin nyesek itu jawaban dia itu lho. Kayak orang nggak pernah ngaji. Dia tuh sekolah Islam sejak SMP, kuliah di kampus Islam jurusan Syariah terus kok bisa-bisanya bilang mau nanggung dosa saya tuh konsepnya dari mana?! </p><p style="text-align: justify;">Kejadian <i>kedua</i>, waktu dia tiba-tiba beli TV. Saya waktu itu keberatan karena merasa kami sebenarnya nggak butuh TV dan khawatir nanti efeknya nggak baik untuk anak-anak. Terus jawaban dia sebenarnya bikin saya mau ketawa tapi khawatir nanti dia tersinggung. Dia bilang saya sok idealis dan bilang 'emangnya kamu sanggup di rumah terus nggak ada hiburan?' Dalam hati sih saya jawab, "Lha aku emang nggak pernah ada TV sejak tinggal jauh dari orang tua. Yang selalu punya TV kan kamu." Tapi kalau saya bilang gitu pasti nanti rumah berubah jadi neraka. Jadi saya diam aja. Dan akhirnya sekarang setelah lebih dari 10 tahun menikah, anak-anak kami nggak bisa jauh-jauh dari TV 😌.</p><p style="text-align: justify;">Setelah bertahun-bertahun menikah, saya mulai paham tentang suami yang nggak pernah mau menerima masukan dari saya dan selalu memutar subjek obrolan ke saya kalau sedang membicarakan apapun. Dari pilihan tentang mendidik anak, memilih rumah, sampai keputusan-keputusan besar lainnya setiap kata-kata <u>'memangnya kamu'</u> mulai muncul dari dia, saya langsung mengerti kalau dia sedang ingin curhat tentang keadaan dirinya sendiri. Dan sayangnya saya nggak bisa mengubah kebiasaan itu, nggak ada energinya.</p><p style="text-align: justify;"><i>Ketiga</i>, adalah salah satu hal yang paling bikin saya menyesal tapi yaaaa... mau gimana lagi. Jadi dulu di awal-awal menikah saya selalu protes dengan kebiasaan dia yang tidur lagi setelah shalat subuh. Dan setiap kali saya mulai protes, dia akan cerita tentang Eteknya yang selalu ngomelin dia setiap habis subuh. Yang membuat saya nggak habis pikir waktu itu adalah, kalau dia sudah terbiasa diomelin Eteknya setiap habis subuh karena nggak boleh tidur lagi, kenapa sekarang setelah menikah dia jadi selalu tidur lagi setelah subuh? Kami pernah berdebat agak keras gara-gara hal itu, dan setelah cukup lama saya pikirkan sepertinya memang sungguh nggak ada gunanya mendebat dia kalau itu adalah saya. Karena mau saya keluarkan dalil dari hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim sekalipun dia akan bilang saya yang sok tahu, walaupun sebenarnya kami sama-sama tahu. Dan itu sudah sifatnya yang tidak ingin dia ubah. Akhirnya sekarang kadang-kadang saya jadi ikut tidur lagi habis subuh, bahkan anak-anak pun kalau nggak sekolah akan tidur lagi setelah subuh.</p><p style="text-align: justify;">Kebiasaan dia menceritakan pengalaman dengan orang tua atau Eteknya itu kemudian membuat saya jadi mengerti bahwa memang kita nggak akan pernah tahu apa efek atau hasil dari didikan kita ke anak-anak nantinya. Suami saya yang penurut sekali sebagai anak, ternyata dalam hatinya menyimpan dendam sehingga ketika sudah nggak sama orang tuanya lagi merasa bisa berbuat semaunya. Tapi di sisi lain, ternyata dia malah menjadi seperti orang tuanya yang langsung frustrasi ketika nggak dituruti sama anaknya. Padahal kan logikanya, kalau dia nggak suka dengan ajaran orang tua yang selalu ingin dituruti, mestinya dia bisa memilih menjadi orang tua yang lebih demokratis untuk anaknya. Sementara saya yang pemberontak, ternyata justru menyadari kesalahan-kesalahan saya sewaktu kecil dan baru mengerti kalau apa yang dilakukan orang tua saya itu banyak benarnya. Dan ketika berusaha memutus rantai kesalahan-kesalahan yang dulu dilakukan orang tua saya, suami malah mengira kalau itu adalah tradisi yang ingin saya teruskan ke anak-anak. Bikin stress nggak tuh? Nikah sama orang yang sok tahu, tapi selalu nuduh kita sok tahu.</p><p style="text-align: justify;">Nah, balik ke kejadian tadi pagi, saya bilang kalau ada kitabnya yang jelasin tentang hal-hal kayak gitu. Dia jawab apa? "Itu pasti karena salah menafsirkan." Saya tuh langsung misuh-misuh dalam hati, <b><i>"are you saying that the ulama created books without thinking and in the end those books were taught to the students with the wrong interpretation? Dude!!! Seriously????"</i></b></p><p style="text-align: justify;">Jadi gimana? Udah ngerti sebab nyeseknya saya setiap kejadian-kejadian seperti ini saya alami di rumah? Kalau dipikir mendalam, sebenarnya ini sangat miris. Bagaimana bisa orang yang terdidik dengan baik dalam agama mengomentari hal-hal yang punya dalil, bahkan seringkali dari nash utama (al-Quran dan Hadits) dengan komentar-komentar yang mengerdilkan hal-hal itu. Kayak ngundang laknat Allah, gitu lho. Tapi karena saya sudah mengenal suami saya selama 10 tahun, saya paham kalau kebiasaannya itu tampil hanya karena 2 hal; <i>pertama</i>, gengsinya sama saya yang sebenarnya nggak tahu kenapa sepertinya ini penyakit rata-rata para suami yang punya istri lebih pintar. </p><p style="text-align: justify;"><i>Kedua</i>, karena memang kebiasaan suami saya yang bicara atau bertindak tanpa berpikir dulu. Dan hal kedua inilah yang selalu sukses bikin saya merasa agak lega, karena memang seringkali suami saya tuh sesederhana itu mikirnya sampai-sampai bikin orang di sekitarnya nggak habis pikir. </p><p style="text-align: justify;">Contohnya, suatu hari kami beli jajanan di Indomaret dan dia masukin salah satu merk marshmellow ke keranjang belanja. Saya coba ingatkan, "itu nggak ada label halalnya lho." Dan dengan entengnya dia menjawab,</p><p style="text-align: justify;">"Kan yang makan Qia, bukan kita."</p><p style="text-align: justify;">Inilah suami saya saudara-saudara, mantan santri yang kuliah Syariah bilang kalau makanan tanpa label halal nggak pa-pa dimakan anak yang belum baligh. Dan teman-teman kerja kami waktu itu langsung ketawa menyaksikan keluguan suami saya 😑.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-59068158086731108982024-01-31T08:00:00.215+07:002024-01-31T08:00:00.142+07:00Catatan Akhir Bulan di Awal Tahun<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFLRmuPo-sttX7tf0scRQG_yyYhVrcybPmWHZEdlYtCm_ommyYsba_oj2xV62dBoxjYqb2WUG9IYSlZAEiIOjSPKT0Ro07DMkP03h_AWE_VPXhW_07Lc6_F3_hmZW3eWzvMjV8DDs7ocaVGX8mViD9WzVmN_9WcGPJW57CeaSCDDMAVta8VEyCl2ruuCo/s768/pixai-1707450586872918471-2.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="512" data-original-width="768" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFLRmuPo-sttX7tf0scRQG_yyYhVrcybPmWHZEdlYtCm_ommyYsba_oj2xV62dBoxjYqb2WUG9IYSlZAEiIOjSPKT0Ro07DMkP03h_AWE_VPXhW_07Lc6_F3_hmZW3eWzvMjV8DDs7ocaVGX8mViD9WzVmN_9WcGPJW57CeaSCDDMAVta8VEyCl2ruuCo/w640-h426/pixai-1707450586872918471-2.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pertama kali nyobain AI, lha kok <i>ngeri</i> hasilnya.</td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Untunglah tahun ini saya nggak bikin resolusi. Jadi ketika <i>ujug-ujug</i> sudah akhir bulan saya nggak merasa rugi sama sekali walaupun belum mencapai apa-apa 😅. Bahkan yang biasanya saya mengakhiri tahun dengan bikin journal setup, saya malah sibuk ngapain ya kemarin itu?! Akhirnya saya baru bikin setup sekitar tanggal 3 atau 4 Januari dan bikinnya sesimpel mungkin. Gara-garanya juga cuma karena baca-baca journal tahun-tahun sebelumnya, terus kok ngerasa sayang kalau nggak diterusin ngejournalnya. Ternyata walaupun hidup saya gini-gini aja, aktifitas harian juga cuma gitu-gitu aja, tetep aja rasanya gimanaaa gitu baca jadwal berantakan yang terus berulang di buku-buku lama itu. Jadi terbayang-bayang momen pas keselnya gagal eksekusi program, senyum sendiri baca ungkapan emosi di <i>monthly spread</i> atau gemes sama bahasa <i>cringe </i>di <i>daily spread</i>.</p><p style="text-align: justify;">Untuk tahun ini saya cuma bikin <i>yearly</i> & <i>monthly spread</i> karena untuk journal pekanan sudah saya pindahkan ke Google Calendar dan <i>daily spread</i> saya hilangkan. Kalau memang ada yang mau dicurhatin cukup tulis di sini aja, dan kalau ada kenangan-kenangan yang bentuknya analog macam foto cetak atau struk belanja ya tinggal tempel-tempel aja lah di halaman kosong. Nanti mungkin kalau saya sudah punya rumah yang ada kamar khusus buat saya sendiri, baru saya bisa punya journal fisik lagi. Baru 6 tahun journalan aja udah tebel banget tumpukannya. Takutnya nanti sama suami diloakin gara-gara ngeliat tumpukan buku yang kayak udah nggak dipake, kan bisa-bisa saya jadi gila.</p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: #d5a6bd;"><b><i>Jadi selama Januari ini saya ngapain aja?!</i></b></span> Ooooh ternyata banyak yang saya lakukan 😎. Awalnya tuh saya cuma mau lebih <i>mindful </i>aja menjalani hidup, karena dari tahun ke tahun setiap bikin target kok nggak pernah ada yang tercapai. Bosen aja gitu gagal terus tiap tahun, makanya akhir tahun kemarin jadi agak males-malesan. Tapi setelah saya periksa, walaupun gagal terus sebenernya selalu ada progress baik di tiap tahun kehidupan saya. Jadi tahun ini saya nggak bikin target apa-apa buat diri sendiri, tapi memastikan saya harus punya niat yang bener setiap melakukan sesuatu. Dan setelah sebulan, kayaknya saya bisa lihat ada beberapa hal baik yang saya lakukan.</p><p style="text-align: justify;"><b style="background-color: #d5a6bd;">Dapet beasiswa belajar Tahsin Kitabah.</b> Ini sebenernya mulainya sejak Desember. Dan kejadiannya bener-bener diluar prediksi BMKG. Kan ceritanya pertengahan tahun lalu saya buka kelas nulis Arab, dan promosinya di instagram. Ternyata ada salah satu master kaligrafi yang lihat postingan saya itu dan sepertinya melihat potensi dalam diri saya😆. Lalu beliau nge-DM nanya-nanya kenapa saya bikin kelas imla' dll, terus nawarin saya belajar gratis di kelasnya. Alhamdulillah sampai sekarang sudah 8 kali setoran dan ternyata saya beneran bisa dong nulis rapi. Kalau lancara harusnya pertengahan tahun nanti bisa lah dapet ijazah. Eh, kan nggak boleh narget, gimana sih?! Pokoknya ya dijalanin aja dulu. Mudah-mudahan nggak ngambekan, soalnya ini belajar udah digratisin masa mau banyak tingkah kan malu.</p><p style="text-align: justify;"><b style="background-color: #b4a7d6;">Belajar Bahasa Jepang lagi. </b>Yeeeaaay!!! 🎉🥳 Karena tahun lalu saya banyak nonton anime, kayaknya kok beberapa kosakata yang sering diucapkan mulai ketangkep di kepala dan rasanya sayang buku belajar bahasa Jepang dari NHK kalau nggak dimanfaatkan dengan baik. Jadi awal tahun ini saya mulai lagi latihan setiap hari, sedikit-sedikit aja yang penting rutin sambil nyalin materi-materinya di buku khusus. Dan yang bikin saya suka belajar Bahasa Jepang tuh, selalu ngasih saya inspirasi untuk nyusun materi belajar Bahasa Arab padahal saya bukan guru Bahasa Arab. Pokoknya sekarang saya masih harus fokus namatin buku NHK dulu dan ngapalin Hiragana sama Katakana. Sama beberapa Kanji yang populer, <i>kali ya?!</i></p><p style="text-align: justify;"><b style="background-color: #ea9999;">Merapikan catatan tadabbur.</b> BTW ternyata belum pernah bahas <a href="https://www.instagram.com/rahmahstudyclub/" target="_blank">Rahmah Study Club</a> di blog ini. Padahal saya adalah foundernya. Founder macam apa sih yang nggak koar-koar tentang anaknya?! Pantesan temen-temen saya sering <i>ngempet </i>sama kelakuan saya, mungkin karena saya emang seenaknya banget orangnya. Nah, Alhamdulillah saya mulai merapikan catatan tadabbur juz 30 yang berserakan di satu binder. Rencananya binder ini nanti akan jadi folder juz 30 aja dan untuk juz-juz berikutnya juga akan saya buatkan binder khusus, biar rapi. Oh ya, salah satu hal lagi yang saya niatkan untuk selalu diingat di tahun ini adalah membangun lagi mental penuntut ilmu dalam diri saya.</p><p style="text-align: justify;"><b style="background-color: #f9cb9c;">Saya adalah murid.</b> Kalimat ini selalu saya wiridkan di dalam kepala setiap memulai belajar. Dan kalau sudah ingat kata <b><i><u><span style="color: #45818e;">'murid'</span></u></i></b> yang terbayang dalam pikiran saya ya kehidupan sekolah; jadwal pelajaran, PR, buku-buku catatan dan belajar. Makanya saya bikin jadwal belajar setiap hari kayak anak sekolah. Hari Senin dan Kamis belajar Tahsin Kitabah, Selasa waktunya ngerapiin catatan bahasa Jepang dan baca buku Kebebasan Wanita untuk dibahas hari Rabunya. Hari Rabu dan/atau Kamis waktunya nyimak kajian tafsir, tapi kalau waktu latihan Tahsin Kitabah lebih lama dari biasanya, tadabbur pindah ke Jumat. Sabtu dan Ahad waktunya santai karena saya selalu pusing kalau anak-anak dan suami ada di rumah. Seintrovert itu sampai nggak nyaman sama keluarga sendiri tuh, aneh banget memang. Saya tahu, nggak usah komen!</p><p style="text-align: justify;">Dari tiga rutinitas itu aja udah bisa bikin saya bahagia, lho. Dan ternyata saya merasa enjoy menjalaninya. Jadi untuk bulan depan rencananya saya mau nambah rutinitas baru. Ceritanya sekarang saya lagi ngulik-ngulik aplikasi gambar. Karena ternyata saya udah mulai terbiasa sama latihan nulis Arab yang indah, saya mulai penasaran sama <i>handlettering </i>dan gambar. Siapa tahu nanti ada produk yang dihasilkan. Selain itu, saya juga mau mereview lagi buku Baina Yadaik yang mangkrak. Sepertinya kalau saya lanjutkan belajar pakai buku itu, suatu saat saya bisa jadi guru Bahasa Arab beneran 😁. Apalagi guru Tahsin Kitabah saya bilang, nanti kalau sudah selesai belajar nulisnya harus diajarkan lagi. Nggak boleh disimpan sendiri ilmunya. Makanya saya pikir akan sangat bagus kalau saya mulai bikin-bikin kombinasi silabus atau kurikulum belajar bahasa Arab yang menyeluruh. Nggak parsial kayak pembelajaran Bahasa Arab yang selama ini diajarkan di sekolah-sekolah. Saya pengen mengadopsi struktur belajar Bahasa Jepang ke proses belajar Bahasa Arab, mungkin cocok.</p><p style="text-align: justify;">Apa lagi ya?! Oh iya, harusnya buku Secrets of Divine Love juga segera saya tuntaskan. Kasihan orang-orang yang sudah nunggu lama banget buat ulasan buku itu di <a href="https://www.youtube.com/channel/UCQZ-kxoiWfJIT399CC-XF8A" target="_blank">Youtube</a>. Pelan-pelan mau saya cicil deh, video reviewnya. Dan untuk itu, sepertinya bacaan fiksi harus minggir dulu karena saking banyaknya hal-hal nyeleneh di buku itu yang penting banget untuk dikroscek sana-sini.</p><p style="text-align: justify;">Udah kayaknya, ulasan awal tahun ini. Terus terang saya puas banget sama bulan Januari ini. Dari semua aktifitas yang saya lakukan, rasanya nggak ada yang terlalu berlebihan. Bahkan nonton anime juga sekarang jadi ada tujuan belajarnya. <i>Ihiiiw</i>, alesan... 😂 Mudah-mudahan tetap <i>on track</i> dan nggak pake <i>burn out</i> lagi. Saya tahu ini masih sangat awal untuk tahun 2024, tapi dengan <i>mindset </i>dan mental yang ini saya berharap apapun yang akan saya lakukan dan hadapi ke depan nggak akan membuat saya kebingungan lagi kayak tahun-tahun sebelumnya.</p><p style="text-align: justify;">Perjalanan menuju usia 40 makin mendekati batasnya, dan saya nggak mau ketika sudah sampai di usia itu saya nggak punya bekal apa-apa untuk saya hadapkan kepada Allah. Saya yang selama ini selalu rakus ketika bikin targetan, harus mulai sadar kalau kemampuan saya ya hanya sebatas ini. Bisanya dikit-dikit, nggak bisa langsung banyak. Ngerjain satu-satu, nggak bisa <i>multitasking</i>. Punya mimpi pun yang sewajarnya, karena saya bukan Maudy Ayunda. <i>#eh </i>Intinya, saya harus punya niat yang benar untuk setiap hal baru yang saya lakukan dan menganggap diri sebagai murid ketika melakukannya. ✌</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-46952028053278434282024-01-23T08:07:00.187+07:002024-01-23T08:07:00.141+07:00Anime-anime yang sudah pernah saya tonton #2<p style="text-align: justify;">Melanjutkan obrolan kita seputar anime yang saya tonton tahun 2023 kemarin, di postingan kali ini masih ada 5 anime lagi yang perlu dibahas;</p><h4 style="text-align: justify;">1. Hunter x Hunter</h4><p style="text-align: justify;">Saya nonton anime ini karena salah satu Youtuber favorit saya yang membahas manganya beberapa kali, dan ketika mendengar sinopsisnya akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menonton. Hal yang paling menarik dari cerita tentang Hunter x Hunter adalah konsep tentang keluarga.</p><p style="text-align: justify;">Tokoh utama kita, Gon adalah anak 12 tahun yang diasuh oleh bibinya di sebuah pulau kecil. Selama ini dia tahunya orang tuanya sudah meninggal. Tapi ternyata suatu saat dia baru menyadari bahwa ayahnya pergi meninggalkan dirinya yang masih kecil untuk mengejar ambisi menjadi seorang Hunter. Normalnya ketika anak mengetahui bahwa orang tua pergi meninggalkannya, pasti akan marah karena merasa tidak dicintai. Tapi Gon merespon kenyataan itu dengan mengatakan, "<b><i>Bukankah itu hebat? Meninggalkan anaknya dan memilih menjadi Hunter. Aku ingin mencari tahu. Ayah mendedikasikan hidupnya untuk pekerjaan ini. Aku ingin mencobanya juga.</i></b>"</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSkqrTwRXJ-dgi6pm6Khw1UGaczqJDslPSFWt2uNZMAl1ABdbfSHSgy-GOMsYuls_S1UYLowfDaesBtalv3ZB6HrOG3RzZydNElO48MxncwBuY2hM8G7Z9g6CqdxExUnNSQgnfsUdJiGy8h50aLAAMPvjSym68SJtOh6poB74cxfSFu8P5CHzpOnDL7u8/s1426/hunter.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1426" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSkqrTwRXJ-dgi6pm6Khw1UGaczqJDslPSFWt2uNZMAl1ABdbfSHSgy-GOMsYuls_S1UYLowfDaesBtalv3ZB6HrOG3RzZydNElO48MxncwBuY2hM8G7Z9g6CqdxExUnNSQgnfsUdJiGy8h50aLAAMPvjSym68SJtOh6poB74cxfSFu8P5CHzpOnDL7u8/w448-h640/hunter.jpg" width="448" /></a></div><p style="text-align: justify;">Cara berpikir seperti itu mungkin tidak banyak ditemukan pada orang-orang Indonesia, kan? Atau orang lain pada umumnya. Tapi saya pernah mendengar perkataan serupa ketika menonton Masterchef Australia, seorang kontestan yang meninggalkan anaknya demi mengikuti lomba itu, mengatakan, "<b><i>Aku tidak ingin anakku nanti menjadikanku sebagai alasannya tidak mengejar mimpinya.</i></b>" Untuk kita ketahui, Masterchef Australia punya reputasi yang sangat baik di dunia, yang saking bagusnya bahkan 50 besarnya bisa diterima kerja di restoran beneran setelah dieliminasi. Jadi bukan <i>reality show</i> ala-ala macam yang di Amerika atau negara kita. </p><p style="text-align: justify;">Dari pembukaan itu saja, saya langsung tertarik pada karakter Gon dan cerita anime ini seluruhnya. Konsep fantasinya memang absurd, tapi saya memutuskan untuk tidak mempedulikannya. <i>Belajar dari pengalaman nonton AoT</i> 😅. </p><p style="text-align: justify;">Gon bertemu dengan Leorio, Kurapika dan Killua dalam perjalanannya mengikuti ujian Hunter. Pada akhirnya, Killua-lah yang selalu mendampinginya sampai di episode terakhir. Leorio dan Kurapika menjalani kehidupannya masing-masing setelah ujian berakhir, dan nanti di akhir-akhir episode mereka muncul lagi sebentar untuk membantu Gon. </p><p style="text-align: justify;">Saya nggak terlalu ingat pada alur cerita Hunter x Hunter, tapi saya sangat tertarik pada Killua dan Kurapika. Sayang sekali karakter Kurapika nggak mendapat <i>exposure</i> lebih banyak, padahal justru kepribadiannya sangat saya sukai. Dan Killua, saya sempat mengasosiasikan diri seperti dia apalagi ketika dia mulai meragukan sifatnya yang sangat hati-hati dan penuh perhitungan sebagai sebuah tindakan pengecut. Penggambaran karakter yang baik, tidak berlebihan, dan alur cerita yang runut membuat anime ini menjadi salah satu yang saya sukai. Kalau suatu saat akan dilanjutkan, saya pasti akan menontonnya.</p><h4 style="text-align: justify;">2. Black Clover</h4><p style="text-align: justify;">Ini adalah anime yang temanya klise, konsep fantasinya klise, karakter-karakternya klise, tapi tetap saya tonton sampai akhir karena saya hanya ingin bersenang-senang 😂. Kata suami sih ini ceritanya persis seperti Naruto, tapi karena saya belum pernah nonton Naruto, jadi saya nggak bisa berkomentar sama.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-uqCseHY6Vto8Rggm6-sdjykAJ7eE3p3g_u3Nrz9oihqUj-wM0wi3FeoAbA5ddV7WNeP8soI7oiCn8C04rOrXOr_r3c_FvJnVTqrouOCQXyDjyToCRr2k-8Pjs7PJ5f5f8o1aoXTESEG7GjJw1JlI56NBw8C67aAOfpbYKgFXzx7g1ZUBBHowy4ij8CI/s1426/black%20clover.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1426" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-uqCseHY6Vto8Rggm6-sdjykAJ7eE3p3g_u3Nrz9oihqUj-wM0wi3FeoAbA5ddV7WNeP8soI7oiCn8C04rOrXOr_r3c_FvJnVTqrouOCQXyDjyToCRr2k-8Pjs7PJ5f5f8o1aoXTESEG7GjJw1JlI56NBw8C67aAOfpbYKgFXzx7g1ZUBBHowy4ij8CI/w448-h640/black%20clover.jpg" width="448" /></a></div><p style="text-align: justify;">Ceritanya tentang Asta dan Yuno, anak yatim piatu yang diasuh di sebuah gereja pinggiran kota terpencil di Kerajaan Semanggi. Di dunia anime ini, setiap orang secara natural memiliki kekuatan sihir dengan berbagai level. Ada yang cukup untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari, sampai yang sangat hebat. Yuno sejak kecil sudah menunjukkan kemampuan sihirnya yang hebat, sementara diluar dugaan, Asta yang pendek sama sekali tidak memiliki kekuatan sihir. Dia sering diejek karena hal itu, tapi tidak pernah menyerah untuk berlatih bahkan bercita-cita menjadi Raja Sihir.</p><p style="text-align: justify;">Karena sejak awal nggak berminat untuk terlalu serius menonton, saya juga nggak terlalu fokus untuk mengkritisi. Saya cuma menikmati tiap pertarungan dengan santai, menertawakan kebodohan Asta dan interaksinya dengan teman-temannya. Walaupun begitu, sebenarnya karakter-karakter pendukungnya punya <i>backstory </i>yang menarik untuk diulas. Kalau saya tulis review ini langsung setelah nonton, sepertinya saya bisa cerita banyak. Sayangnya sudah cukup lama sejak itu, jadi yang saya ingat cuma cerita Noelle, Yami dan Vanessa yang menarik perhatian. Kalau anime ini ada lanjutannya, saya juga pasti akan menonton, untuk bersenang-senang.</p><h4 style="text-align: justify;">3. Dr. Stone</h4><p style="text-align: justify;">Anime ini bertema sains, yang merupakan genre paling tidak saya sukai <i>simply </i>karena otak saya yang <u>lola</u>. Saya tonton karena waktu itu bingung memilih setelah nonton Black Clover, dan asal klik saja di Netflix.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgShxxXbaxFqQlJSK-cpsEPO1KEx8mcY8hp-pa-rERy17mBwm5zRyhR4bIARpHbG6BwsxtLwhVkVO72U2syrsuR9sIDvwdT6DkcXZWj7oO2GfypagXd3N-elNrmc96DMXykLAYQfOLa5kvPpEF0SyiiWHMbFrwp-Jezgf2rgOWuFVuyFD-BhQA3KsOxRQQ/s1500/stone.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1500" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgShxxXbaxFqQlJSK-cpsEPO1KEx8mcY8hp-pa-rERy17mBwm5zRyhR4bIARpHbG6BwsxtLwhVkVO72U2syrsuR9sIDvwdT6DkcXZWj7oO2GfypagXd3N-elNrmc96DMXykLAYQfOLa5kvPpEF0SyiiWHMbFrwp-Jezgf2rgOWuFVuyFD-BhQA3KsOxRQQ/w426-h640/stone.jpg" width="426" /></a></div><p style="text-align: justify;">Ceritanya, pada suatu hari yang tenang di Jepang tiba-tiba sebuah cahaya hijau menyinari bumi dan semua orang menjadi batu. Tokoh utama kita, Senku berusaha tetap sadar selama diselimuti lapisan batu itu dan 3000 tahun kemudian lapisan batu itu akhirnya pecah. Dia langsung berinisiatif untuk mencari cara menghidupkan orang lainnya dan diawali dari teman terdekatnya, Taiju. Awalnya mereka akan menghidupkan perempuan gebetannya Taiju, Yuzuriha, tapi kehadiran singa-singa kelaparan menyadarkan mereka bahwa kebutuhan bertahan hidup lebih utama dibanding berkembang biak pada saat itu. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membangkitkan salah satu orang terkuat yang mereka kenal dengan harapan menjadi pelindung mereka nantinya; Shishio. Tapi tidak disangka, Shishio punya pikiran yang <i>nyeleneh</i>. Bukannya berniat menghidupkan lagi semua orang, dia malah ingin menghancurkan orang-orang yang dianggapnya tidak layak dan hanya menghidupkan lagi orang-orang kuat. Ini bertentangan dengan niat Senku yang berpikir bahwa semua orang berhak dihidupkan lagi, apapun alasannya. Kayak ilmuwan-ilmuwan normal pada umumnya, lah.</p><p style="text-align: justify;">Yang menarik dari anime ini tentu saja adalah latar belakang sains pada setiap tindakan Senku. Meskipun konsep pretifikasi --<i>yang baru saya tahu ketika nonton</i>-- sangat nggak masuk akal buat otak jongkok saya, dan frasa '<i>satu milyar persen</i>'nya Senku sangat mengganggu, saya tetap suka dengan alur dan karakter Senku yang cerdas. Saya suka Senku yang selalu tampak egois tapi sebenarnya peduli. Dan Taiju yang bodoh dan sadar akan kebodohannya, mendukung apapun yang menjadi tindakan Senku.</p><p style="text-align: justify;">Pas nulis ini saya cek di Netflix ternyata season 3 sudah tayang, jadi saya akan nonton lanjutannya segera setelah menyelesaikan tulisan ini. Mungkin nanti akan saya tulis juga reviewnya di postingan lain.</p><h4 style="text-align: justify;">4. My Happy Marriage</h4><p style="text-align: justify;">Saya nggak pernah menyangka, cerita <i>retelling </i>macam Cinderella bisa bikin saya nangis sesenggukan. Benar-benar bikin malu 😆, tapi saya nggak peduli untuk yang satu ini. Saya bahkan niat nabung untuk bisa beli manganya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixiyg-FbEqajv0duWi_kBu9_xBKjImsZD1MYsruECCvFX8aGKI7bEUSG5l34899i0K5XuvCDD0nUy_sqI5G2-UPS-eYW7z2mnB4dWgb68U5DoywgolJshMfHWUXEw5mb0hnOGMQYe5aNwi8aooi-3nCgVdZRWf4HMQ7aBdoiKrWgo35khzPFfhre_hb-E/s2048/my%20happy.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2048" data-original-width="1449" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixiyg-FbEqajv0duWi_kBu9_xBKjImsZD1MYsruECCvFX8aGKI7bEUSG5l34899i0K5XuvCDD0nUy_sqI5G2-UPS-eYW7z2mnB4dWgb68U5DoywgolJshMfHWUXEw5mb0hnOGMQYe5aNwi8aooi-3nCgVdZRWf4HMQ7aBdoiKrWgo35khzPFfhre_hb-E/w452-h640/my%20happy.jpg" width="452" /></a></div><p style="text-align: justify;">Saya nonton anime ini karena beberapa kali muncul di FYP Tiktok. Saya pikir bolehlah jadi selingan nonton supaya perasaan saya hidup lagi. Eh nggak tahunya baru episode pertama saya sudah sesak nafas. Karakter Miyo, tokoh utama cerita ini adalah anak pertama dari keluarga Saimori yang cukup terpandang. Ketika masih kecil, ibu kandungnya meninggal dan ayahnya menikah lagi, lalu memiliki satu anak lagi. Sayang sekali, Miyo nggak punya kekuatan supranatural seperti adiknya sehingga dia diperlakukan dengan jahat oleh keluarganya. Miyo menjadi pembantu di rumahnya sendiri.</p><p style="text-align: justify;">Di usia 19 tahun, ayahnya menjodohkannya dengan seorang pemuda dari keluarga Kudo. Ternyata perjodohan itu direncanakan hanya dengan niat untuk membuangnya dari rumah, karena Kudo Kiyoka, laki-laki yang dijodohkan kepadanya itu memiliki reputasi yang buruk karena sudah berkali-kali gagal menikah. Meskipun memiliki kekuatan supranatural terkuat, Kudo tampaknya tidak bisa bersikap baik kepada perempuan. Tapi ternyata Miyo berbeda dengan perempuan lain.</p><p style="text-align: justify;">Miyo yang lugu langsung naksir Kudo sejak pertama kali melihat, dan Kudo langsung kaget waktu mendengar jawaban "<i>Iya</i>" dari Miyo untuk semua syaratnya yang <i>agak</i> aneh. Miyo yang terbiasa menjadi pembantu, langsung disayang oleh pengasuh Kudo, dan penampilannya yang seperti pembantu membuat Kudo penasaran dengan latar belakang Miyo yang seharusnya berasal dari keluarga terpandang. Dari situlah satu per satu rahasia Miyo terungkap dan pelan-pelan mereka berdua makin dekat.</p><p style="text-align: justify;">Setelah menonton animenya, saya langsung nonton Live Action adaptasinya dan menurut saya casting untuk karakter Miyo dan Kudo sangat cocok. Walaupun unsur fantasi di Live Action nggak terlalu enak dilihat mata saya, tapi karena kedua tokoh utama berhasil memerankan peran mereka dengan sangat baik, saya nggak peduli. Tetep nangis tiap lihat wajah lugu dan polosnya Miyo.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKBCuIh43rc8r6_VLXjwSDfHs1jhefvtfPvnNK9bfONM7q29JyvqRAcJiRBNNLK-M3XCgivSqr52L-LuKq3ufjSAecmDmBjPePnUF-vIYQAuayTOeeEdoW78sdJ5V0lykN-h1dGFB8M2E2UbTzA_bezAl9Suf1uEP9VV3cxCa5vhsErIQ6tdhPKYaZeTI/s905/My_Happy_Marriage-p1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="905" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKBCuIh43rc8r6_VLXjwSDfHs1jhefvtfPvnNK9bfONM7q29JyvqRAcJiRBNNLK-M3XCgivSqr52L-LuKq3ufjSAecmDmBjPePnUF-vIYQAuayTOeeEdoW78sdJ5V0lykN-h1dGFB8M2E2UbTzA_bezAl9Suf1uEP9VV3cxCa5vhsErIQ6tdhPKYaZeTI/w452-h640/My_Happy_Marriage-p1.jpg" width="452" /></a></div><br /><h4 style="text-align: justify;">5. One Piece</h4><p style="text-align: justify;">Sekarang saya sampai di episode 416, ketika Luffy berada di Amzon Lily bertemu dengan Boa Hancock. Dan sampai hari ini saya masih terus takjub sama Eiichiro Oda dengan kemampuannya mengambil inspirasi dari cerita-cerita yang sudah populer di dunia dan mengembangkannya menjadi ceritanya sendiri. Kemampuan Hancock yang bisa mengubah manusia menjadi batu misalnya, kan jelas-jelas itu terinspirasi dari Medusa. Lalu Dr. Hogback langsung mengingatkan saya pada Victor Frankenstein. Beberapa episode sebelumnya ada karakter yang mulai dikenalkan sebentar bernama Don Quixote, membuat saya pengen baca novelnya yang sudah bertahun-tahun nangkring di rak dan masih belum terbuka segelnya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq0qBDyGym_jy901hnYFaPb97dZGk5UkYtQQmUdRZQYOfl1kV9teITrgE-eV5t9hKr6yN6G2Fy7ShDYYtCoPv1FbEAsVoz3yWdxpYGb7WwmqO_1VOD_mt-zTohs627E0Z9OwJgrWZjNlN9gHQI42hiYrUA_-4WOWoP5t5axUSIBZPgMOCsMG4vNrYfYWY/s2100/op.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2100" data-original-width="1400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq0qBDyGym_jy901hnYFaPb97dZGk5UkYtQQmUdRZQYOfl1kV9teITrgE-eV5t9hKr6yN6G2Fy7ShDYYtCoPv1FbEAsVoz3yWdxpYGb7WwmqO_1VOD_mt-zTohs627E0Z9OwJgrWZjNlN9gHQI42hiYrUA_-4WOWoP5t5axUSIBZPgMOCsMG4vNrYfYWY/w426-h640/op.jpg" width="426" /></a></div><p style="text-align: justify;">Ada banyak sekali yang bisa dibahas dari anime ini. Dari plot cerita, inspirasi, sampai kerumitan karakter-karakternya. Dan setelah menontonnya sendiri, saya jadi menyadari kenapa para fans nggak merasa bosan dengan One Piece. Karena One Piece bukanlah cerita tentang Luffy. One Piece menceritakan orang-orang yang bertemu dengan Luffy, sehingga ceritanya selalu baru. Karakter Luffy yang bodoh membuat keunggulan teman-temannya jadi terlihat, sehingga kata-kata Luffy <i>"Aku tidak akan bisa menjadi Raja Bajak Laut tanpa kalian"</i> menjadi sangat bermakna karena memang benar. Luffy hanyalah anak bodoh berhati tulus dan bersemangat baja yang kebetulan berhasil menarik orang-orang terbaik menjadi krunya. Dan tanpa mereka, Luffy tidak bisa apa-apa. Menurut saya, satu bagian ini dari One Piece yang membuat One Piece selalu menarik untuk ditonton.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-55484308017594256062024-01-16T10:12:00.003+07:002024-01-16T10:18:00.393+07:00Anime-anime yang sudah pernah saya tonton<p style="text-align: justify;">Tahun 2023 kemarin saya banyak menonton anime, dan ternyata setelah dipikir-pikir banyak karakter-karakternya yang saya sukai. Jadi daripada nanti kelupaan, mending saya tuliskan saja di sini. Siapa tahu ada yang jadi ingin nonton juga setelah baca ulasan ini.</p><h4 style="text-align: justify;">1. Inuyasha</h4><p style="text-align: justify;">Inuyasha bukanlah anime yang saya tonton di tahun 2023, tapi bisa dibilang adalah anime yang pertama saya tonton sampai selesai. Awalnya dulu karena suami yang ngajakin nonton waktu liburan sekolah, karena backsound dan soundtracknya yang bagus dan saya juga nggak ada tontonan, jadilah Inuyasha yang ditonton.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCkBnRaZjs1Zn1zd2pBpiPLtf0V4WybYAb6Ac6TFRiO0UBkk-GscuuTzTmGAexDMfDf9k5uDGmYfypJXaW6jYWhoJq2lZzUHwOl0rwVEBZwk2T7sIvZ-T2-Lz_ETnTLeea7xWk__JZyVXBFNzuNyXFDa8Sc87U8N8HnIR8wwvnxsKAVpTyTm_XcUG38cw/s1440/inuyasha.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1440" data-original-width="960" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCkBnRaZjs1Zn1zd2pBpiPLtf0V4WybYAb6Ac6TFRiO0UBkk-GscuuTzTmGAexDMfDf9k5uDGmYfypJXaW6jYWhoJq2lZzUHwOl0rwVEBZwk2T7sIvZ-T2-Lz_ETnTLeea7xWk__JZyVXBFNzuNyXFDa8Sc87U8N8HnIR8wwvnxsKAVpTyTm_XcUG38cw/w426-h640/inuyasha.jpg" width="426" /></a></div><p style="text-align: justify;">Bercerita tentang Kagome, gadis kelas 3 SMP yang secara tidak sengaja tersedot ke dalam sumur tua di kuil terlarang milik keluarganya lalu berpindah ke masa feodal Jepang. Di zaman dimana masih banyak siluman berkeliaran, Kagome nggak sengaja ketemu manusia setengah siluman yang tersegel di sebuah pohon keramat, Inuyasha. Karena pada saat itu kondisinya yang sedang dikejar-kejar silluman, Kagome berinisiatif membebaskan Inuyasha dan meminta tolong kepadanya.</p><p style="text-align: justify;">Misteri perpindahan Kagome dari zaman modern ke zaman feodal terpecahkan setelah keluarnya <i>Shikon no Tama</i> dari dalam perutnya. Kaede, <i>miko </i>yang membantu Kagome mencurigai Kagome sebagai reinkarnasi dari kakaknya, Kikyo yang meninggal 50 tahun yang lalu setelah menyegel Inuyasha. Dan karena <i>Shikon no Tama</i> sudah pecah, Kagome mau tidak mau harus berusaha mengumpulkannya kembali agar pecahan itu tidak jatuh ke tangan orang yang salah. Jadilah Inuyasha dan Kagome bersama memulai petualangan mencari pecahan-pecahan <i>Shikon no Tama</i>.</p><p style="text-align: justify;">Seiring bertambahnya episode, Inuyasha dan Kagome yang awalnya saling membenci --<i>menurut saya sebenarnya mereka hanya canggung</i>-- mulai menunjukkan perhatian kepada masing-masingnya. Lalu muncul karakter-karakter lain yang melengkapi cerita ini menjadi lebih menarik. Bagi saya, Sesshomaru, Kikyo dan Kagome adalah tokoh yang sangat istimewa karakternya.</p><p style="text-align: justify;"><b>Kagome</b>, adalah gadis biasa yang ceria. Sejak awal bertemu Inuyasha, dia tidak punya pikiran atau perasaan apa-apa. Tapi karena Inuyasha yang begitu kasar dan menyebalkan, dia jadi sering kesal dengan perlakuan Inuyasha kepadanya. Tapi begitu bertemu dengan jelmaan Kikyo, dia langsung sadar bahwa Inuyasha memendam banyak kenangan dan masa lalu menyakitkan yang membuatnya menjadi seperti itu. Bahkan dia mulai merasa ingin bersama dengan Inuyasha dan menemaninya. Di episode 19-20, saya menangis menyaksikan ketulusan Kagome yang memohon kepada Inuyasha untuk berada di sampingnya. Meskipun dia tahu bahwa Inuyasha tidak akan pernah berhenti mencintai Kikyo, dia tidak peduli. Dia pun tidak berharap Inuyasha balik mencintainya. Dia hanya ingin bersama Inuyasha, tidak lebih. And it's sooo sweeeet yet heartbreaking. Sepanjang cerita, sangat terlihat kedewasaan sikap Kagome menghadapi Inuyasha hingga akhirnya Inuyasha menyadari bahwa dirinya juga mencintai Kagome.</p><p style="text-align: justify;"><b>Kikyo</b>, adalah salah satu karakter paling rumit yang pernah saya temui sepanjang sejarah saya menonton/membaca kisah fiksi. Dia begitu mudah untuk dibenci karena tidak pernah mau menyampaikan isi hatinya kepada siapapun. Kita nggak akan pernah tahu apa maksud dari tindakannya sampai akhirnya dia mati lagi dan semua baru menyadari bahwa selama ini yang dia lakukan adalah mengorbankan dirinya untuk semua orang. Saya senang gambarnya untuk anime dibuat berbeda dengan di manga karena bisa menunjukkan kedewasaan dan perbedaan kepribadiannya dengan Kagome.</p><p style="text-align: justify;"><b>Sesshomaru</b>, adalah kakak tirinya Inuyasha sekaligus bintang sesungguhnya dari cerita ini 😂. Yang nggak mengikuti anime ini sampai selesai pasti mengira bahwa Sesshomaru adalah villain, tapi ternyata dia adalah anti-villain. Mungkin seperti Loki bagi Avengers. Hasratnya untuk merebut pedang warisan ayahnya dari Inuyasha membuat dia selalu bertarung dengan Inuyasha setiap mereka bertemu, tapi itu juga jadi sarana Inuyasha untuk memperkuat dirinya. Sampai pada akhirnya Sesshomaru sadar bahwa dia tidak butuh pedang itu untuk menjadi siluman terkuat di dunia, karena dia sudah mewarisi darah ayahnya. Dan memang Inuyasha yang lebih membutuhkan pedang itu. Karakternya yang dingin dan tanpa ekspresi membuat hubungannya dengan Rin jadi sangat menarik. Untunglah ada Jaken yang selalu menerjemahkan perasaan Sesshomaru untuk kita, sehingga kita bisa tahu apa yang dirasakan Sesshomaru sesungguhnya.</p><p style="text-align: justify;">Membaca beberapa review tentang Inuyasha, saya pernah menemukan salah satu komentar yang mengatakan bahwa Inuyasha adalah tipe cowok <i>red flag</i> dan Sesshomaru bukanlah karakter yang layak dicintai. Apalagi posisi Kagome dan Rin yang seolah-olah paling banyak berkorban dalam hubungan mereka, pasti bikin pejuang kesetaraan perempuan nggak suka sama karakter-karakter laki-laki di anime ini. Tapi saya nggak setuju. Mereka adalah tipe laki-laki yang menunjukkan cinta dengan tindakan karena memang tidak terampil mengatakannya. Beda sama cowok <i>red flag</i> yang memang sudah bejat sejak awal. Dan meskipun Kagome dan Rin seperti tampak mengejar-ngejar Inuyasha dan Sesshomaru, tapi sebenarnya mereka juga nggak yang kegatelan kayak cewek murahan. Apalagi Rin yang memang masih kecil, yang dia tahu hanyalah bersama Sesshomaru dia bisa aman dari gangguan. Sementara Kagome yang memang sudah menyadari cintanya, pun nggak berharap apa-apa ke Inuyasha. Dia cuma nggak tahan aja jauh-jauhan sama Inuyasha, dan menyadari kalau Inuyasha membutuhkan dia yasudah paket lengkap, kan?</p><p style="text-align: justify;">Sampai saat ini, menurut saya Inuyasha adalah salah satu anime terbaik berdasarkan karakter-karakter tokohnya yang unik itu. Secara ide dan alur cerita mungkin memang bukan yang terbaik karena cerita-cerita semacam ini bukan baru di Jepang, tapi karakter seperti Kikyo sepertinya akan sulit ditemukan atau dibuat lagi.</p><h4 style="text-align: justify;">2. Yashahime</h4><p style="text-align: justify;">Sebagai sekuel Inuyasha, Yashahime punya reputasi yang buruk sama seperti sekuel lain pada umumnya. Saya yang hanya penggemar biasa nggak terlalu mempermasalahkan itu, sih. Apalagi sejak awal kan memang sudah dikasih tahu kalau Yashahime ini bercerita tentang anak-anak Inuyasha dan Sesshomaru. Jadi, apa perlunya para bapak ikut tampil, ya kan?!</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJXx_z_dL2I0vP0aleyJXecRA9LmLRYW25wMGlgQ8bjpcxWhRXXd9SvHwM2Hm4Da6LXAUg7DZrCjwy5HPZN2tyrOvYPn9BBoJu2_kP83FvXB-VwC65t6I5gERydxiA33mVo3v8bwBas_dIPkY_p0q2ImFCQxlkX9phOcmDrTNQJPGlaIFl4-QmPRDOnk4/s1499/yashahime.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1499" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJXx_z_dL2I0vP0aleyJXecRA9LmLRYW25wMGlgQ8bjpcxWhRXXd9SvHwM2Hm4Da6LXAUg7DZrCjwy5HPZN2tyrOvYPn9BBoJu2_kP83FvXB-VwC65t6I5gERydxiA33mVo3v8bwBas_dIPkY_p0q2ImFCQxlkX9phOcmDrTNQJPGlaIFl4-QmPRDOnk4/w426-h640/yashahime.jpg" width="426" /></a></div><p style="text-align: justify;">Di anime 2 season ini, ceritanya tentang anak kembarnya Sesshomaru; Towa dan Setsuna dan anak semata wayangnya Inuyasha; Moroha. Mereka bertiga sudah berpisah dengan orang tuanya sejak kecil karena sebuah peristiwa dan hidup masing-masing sampai akhirnya tidak sengaja bertemu saat berusia 14 tahun. Petualangan mereka diawali dengan usaha Towa menyembuhkan Setsuna dari penyakit tidak bisa tidur, lalu dari situ mulailah terungkap latar belakang mereka. Kehadiran Inuyasha dan Sesshomaru yang nggak terlalu banyak memang sedikit mengecewakan, tapi saya lega akhirnya terbukti reputasi Sesshomaru sebagai siluman terkuat di serial ini 😁.</p><p style="text-align: justify;">Saya nggak punya kesan yang gimana-gimana banget sama anime ini. Palingan di apisode terakhir season 1 aja yang bikin agak nangis dikit gara-gara sikap dinginnya Sesshomaru. Tapi selebihnya biasa aja. Lumayan mengobati kerinduan dan rasa penasaran dengan masa depan para karakter di serial Inuyasha sebelumnya. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3yWyTDscLis9DnzrDO_clvDs9oKv-KViIAmwVLN0GdTJLrxfgAyyaUmokcrLXjOC3GtU87B3yz6EJwLpT4XaknWonUjdwYyCyWaQjBQGHrim0jiovmPeE_JDMuCcRyD_f4ap7WsyCi-LfXHS3UfpnGpli0wbJlxCQ5bXJ6XalCgUQC7y4XkZi12qFlJE/s1200/Beautiful%20art%20by_%20twitter%20@maru8890.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="622" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3yWyTDscLis9DnzrDO_clvDs9oKv-KViIAmwVLN0GdTJLrxfgAyyaUmokcrLXjOC3GtU87B3yz6EJwLpT4XaknWonUjdwYyCyWaQjBQGHrim0jiovmPeE_JDMuCcRyD_f4ap7WsyCi-LfXHS3UfpnGpli0wbJlxCQ5bXJ6XalCgUQC7y4XkZi12qFlJE/w332-h640/Beautiful%20art%20by_%20twitter%20@maru8890.jpg" width="332" /></a></div><br /><h4 style="text-align: justify;">3. Attack on Titan</h4><p style="text-align: justify;">Anime paling fenomenal kayaknya ini. Tapi saya belum selesai nontonnya 😅. Saya kehilangan minat meneruskan nonton pas di episode dimana Levi kena bom. Kata suami saya terlalu mencintai Levi sampai nggak rela dia kena bom. Padahal bukan hanya itu alasannya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1NAYpDK6B28r0hC9id_h3aZ140MZPIasrI_ttIO-m1Iyla8UFJ5nN5SVTfDD78vjLaacNgEsvv_VRjdhYOsKeNcxUNTRKh88_eloxBafntoJd-ItO9JwU9DQ8IkJr4L0weFmAMagvULflHmkvw3Oeif131oZKLhjzNDVDFfyfbzdzhdtM639vfKd5v6o/s1450/aot.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1450" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1NAYpDK6B28r0hC9id_h3aZ140MZPIasrI_ttIO-m1Iyla8UFJ5nN5SVTfDD78vjLaacNgEsvv_VRjdhYOsKeNcxUNTRKh88_eloxBafntoJd-ItO9JwU9DQ8IkJr4L0weFmAMagvULflHmkvw3Oeif131oZKLhjzNDVDFfyfbzdzhdtM639vfKd5v6o/w442-h640/aot.jpg" width="442" /></a></div><p style="text-align: justify;">Seperti biasa, saya nonton anime ini karena dukungan dari suami. Di awal saya coba memastikan dulu dengan menanyakan apakah ada karakter yang unik seperti Kikyo di anime ini, dan dia bilang saya akan suka dengan Mikasa. Dan setelah nonton, saya bisa simpulkan kalau suami saya benar-benar nggak paham sama perbedaan karakter manusia 😌. Dia kira Mikasa sama Kikyo itu mirip, dari manaaa??? Jelas-jelas Mikasa cuma cewek bucin yang ngintilin Eren ke mana-mana 😩.</p><p style="text-align: justify;">Saya nggak perlu jelaskan sinopsis anime ini kayaknya saking populernya. Yang jelas, Attack on Titan sudah berhasil bikin saya tertarik langsung di episode pertama. Tanpa ba-bi-bu, saya nggak sadar udah nangis pas ibunya Eren dimakan Titan. Dan cerita berlanjut dengan penjelasan-penjelasan logis yang membuat saya menganggap bahwa segala sesuatu di anime ini sudah dipikirkan dan dirancang dengan baik oleh pembuatnya.</p><p style="text-align: justify;">Sampai di episode itu, ketika Levi kena bom. Saya langsung kecewa luar biasa. Memang Levi adalah karakter favorit saya, tapi bukan kena bomnya yang bikin saya kecewa, tapi alasannya. Karena sejak awal cerita Attack on Titan dibangun dengan logika maka saya juga berharap ada penjelasan logis di setiap kejadian. Dan perisitiwa Levi kena bom itu menurut saya adalah scene paling aneh yang ada di anime ini. </p><p style="text-align: justify;">Ceritanya, Zeke yang sudah kritis dibawa sebagai tahanan dan dikawal sama Levi. Bom itu nempel di badan Zeke, dan tubuh Zeke seharusnya fokus untuk memperbarui diri. Sementara Levi yang sehat punya refleks yang hebat. <i>How come</i>, situasi yang udah nggak ideal buat Zeke dan Levi yang sehat <i>wal afiat</i> kok malah berakhir Zeke baik-baik aja, Levi sekarat?! Logikanya di mana? Saya nggak peduli kalau Levi mau dimatiin pun, tapi <i>mbok </i>ya dibuat yang masuk akal dulu, kan dari awal semuanya dibuat ada penjelasannya, tuh. Gimana sih dedek Hajime?! Mungkin suatu saat saya akan tuntaskan nonton anime ini, tapi untuk saat ini saya masih merasa belum butuh.</p><h4 style="text-align: justify;">4. Demon Slayer</h4><p style="text-align: justify;">Bercerita tentang Tanjiro, yang melakukan perjalanan setelah keluarganya dibunuh oleh iblis terkuat; Muzan dan adiknya, Nezuko berubah menjadi iblis. Misinya adalah untuk membunuh Muzan dan mencari cara supaya Nezuko kembali menjadi manusia. Untuk memenuhi misinya itu Tanjiro berlatih untuk menjadi Demon Slayer dan dalam perjalanannya bertemu dengan orang-orang yang membantunya dan beberapa sahabat baru.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh491qz58ofAQVwV0MrhjBYW4E0OXvlS6wlNPSr1HYhM0j_cukdp4qHgsfbQHRoHrKApAqkzOujfY-cyhll9up1eGw8CbRVoqGpLdKsQcz_SVplgPSueDchWZVXqIcq0lw_pHuvLhGpsiQY-hvAaaNuGoUqgAj_bYbK734AFUDJXQnOfcGPzomEX0DrmRE/s2250/demon%20slayer.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2250" data-original-width="1500" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh491qz58ofAQVwV0MrhjBYW4E0OXvlS6wlNPSr1HYhM0j_cukdp4qHgsfbQHRoHrKApAqkzOujfY-cyhll9up1eGw8CbRVoqGpLdKsQcz_SVplgPSueDchWZVXqIcq0lw_pHuvLhGpsiQY-hvAaaNuGoUqgAj_bYbK734AFUDJXQnOfcGPzomEX0DrmRE/w426-h640/demon%20slayer.jpg" width="426" /></a></div><p style="text-align: justify;">Mungkin Demon Slayer adalah salah satu anime paling overrated yang pernah saya tonton ✌. Bukan berarti saya nggak suka, atau ceritanya jelek, tapi memang berlebihan aja. Secara cerita dan karakter, nggak ada yang istimewa dari anime ini. Yang istimewa cuma gambar dan <i>soundtrack</i>nya. Bahkan kalau fokus sama cerita, season terbarunya kemarin malah bikin saya bosan karena laaaaaambatnya luar biasa. Satu-satunya momen menyenangkan dari Demon Slayer adalah ketika nonton filmnya; Mugen Train. Dan belajar dari pengalaman ini, saya memutuskan untuk nggak terlalu mikirin ketika nonton anime-anime berikutnya kecuali memang karakternya berhasil menarik hati atau ceritanya benar-benar menarik.</p><h4 style="text-align: justify;">5. Spy x Family</h4><p style="text-align: justify;">I loooove Anya!!! Spy x Family bercerita tentang negara-negara di dunia yang terlibat perang informasi. Tokoh utama kita, Twilight adalah seorang mata-mata yang diutus negara Westalis untuk bertugas di negara Ostania Timur dan harus bisa mengambil informasi sebanyak-banyaknya tentang seorang tokoh penting; Donovan Desmond. Untuk tugasnya itu, dia perlu memiliki sebuah keluarga. Tapi karena kekurangan agen akhirnya Twilight 'merekrut' '<b><i>orang biasa</i></b>' untuk membantunya.</p><p style="text-align: justify;">Secara tidak sengaja, rekrutannya yang dia kira orang biasa itu adalah seorang wanita pembunuh bayaran dan anak hasil uji coba genetika. Yor yang butuh seorang kekasih supaya meredakan kekhawatiran adiknya akan status lajangnya, setuju menjadi istri palsu Loid --nama samaran Twilight-- supaya bisa mendaftarkan Anya ke sekolah bergengsi. Anya yang ternyata bisa membaca pikiran, sadar bahwa orang tua barunya adalah orang-orang keren merasa sangat bangga dan berusaha sebaik mungkin untuk membantu mereka.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJuyI6FT5kp8eugRg51JPHaoB_KXDySSogzQeQo4fBqcAuzZxjbzJN84aaMw594KLWv7J6lTh4ZIBrwBckCyThL5I-mr_sxB-x3BY7kChieEqh1IkP4zDyJOVnm_jS-HF28eFK24vxhmkXrTmXl4eqJHIaVlZoz77FLyr1vApSIe2QQEqyoMBlJG1FLrA/s4096/anyaaaa.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4096" data-original-width="2895" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJuyI6FT5kp8eugRg51JPHaoB_KXDySSogzQeQo4fBqcAuzZxjbzJN84aaMw594KLWv7J6lTh4ZIBrwBckCyThL5I-mr_sxB-x3BY7kChieEqh1IkP4zDyJOVnm_jS-HF28eFK24vxhmkXrTmXl4eqJHIaVlZoz77FLyr1vApSIe2QQEqyoMBlJG1FLrA/w452-h640/anyaaaa.jpg" width="452" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Sepanjang cerita kita akan disuguhkan cerita <i>slice of life</i> yang <i>heartwarming</i> dan tingkah lucu Anya yang membuat gemas. Meskipun anime ini bercerita tentang mata-mata dan pembunuh bayaran, tapi saya menontonnya hanya untuk melihat interaksi antar tokohnya yang canggung dan <i>cute</i>. Tidak ada momen atau scene yang menyentuh atau dramatis, tapi karena karakter-karakternya <i>lovable </i>semua jadi saya meniatkan untuk meneruskan menontonnya di season berikutnya.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Masih ada 5 anime lagi yang perlu saya ulas, tapi karena sudah nggak ada waktu hari ini, jadi lanjutannya akan saya bahas di postingan berikutnya. 💗</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-76874756520205543162023-12-31T10:38:00.098+07:002024-01-04T11:53:59.661+07:00Wrapping Up 2023; What an adventurous year to go through<p style="text-align: justify;"><i>It's been a short year but slow</i>. <i>For context</i>, saya memulai paragraf pertama ini di bulan Oktober karena nggak mau kehilangan memori sebelum akhir tahun. Ada banyak hal terjadi selama tahun ini yang membuat perasaan saya naik-turun, tapi juga saya merasakan banyak kekosongan di hati. Pada saatnya nanti, tepatnya bulan Desember, saya ingin merangkum semuanya tanpa ada yangg tertinggal. Makanya mau saya cicil pelan-pelan mulai saat ini.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1r80_7cZoIyqQPA5miw4HiP7VMxBXjyW99bt5XknyjYmgJacN52ktN1YfaXZgB7walAx3nKt5nJ_U0w_SzBSgOpQ7L3RyF1FLmxi7Sc06rarn-AZVjrYPpiZ77p_VB_a1kRUuQ27kcxlaB-wOkwsC9BLGxg88xGhWKreoMnC5jePphu9cCRkOgdTGw7k/s1080/IG%20Pribadi.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1r80_7cZoIyqQPA5miw4HiP7VMxBXjyW99bt5XknyjYmgJacN52ktN1YfaXZgB7walAx3nKt5nJ_U0w_SzBSgOpQ7L3RyF1FLmxi7Sc06rarn-AZVjrYPpiZ77p_VB_a1kRUuQ27kcxlaB-wOkwsC9BLGxg88xGhWKreoMnC5jePphu9cCRkOgdTGw7k/w640-h640/IG%20Pribadi.png" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><i>So, what happened in 2023?</i> Banyak, sebagian menyenangkan dan sebagiannya lagi membuat saya ingin menyerah. Tapi memang seperti itulah hidup, kan?! Kadang sedih, kadang bahagia. Tadinya saya berencana menceritakan semuanya di sini, tapi setelah dipikir-pikir kok ya agak nggak pantes. Apalagi bagian yang sedih-sedihnya. Apa urusannya orang baca cerita sedih saya? Kayak mereka nggak punya masalah sendiri aja kok harus tahu masalah saya juga. Sepertinya saya memang butuh terapi supaya bisa menormalisasi cerita-cerita sedih kayak orang-orang sekarang. </p><h4 style="text-align: justify;">JANUARI</h4><p style="text-align: justify;">Saya memulai 2023 dengan sangat opstimis. Bikin planner sendiri, mulai dari cover, monthly spread sampai daily journal. Baca buku sampai tuntas, nonton First Love dan The Glory dan seperti yang sudah saya duga di pertengahan bulan mulai terlihat tanda-tanda dramanya. Untungnya saya sudah lupa apa hal buruk yang terjadi di bulan ini, tapi karena tercatat suasana hati saya di planner jadi akhirnya tahu deh... Ini sih salah satu manfaat journaling, jadi terdata segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sesuai dengan apa yang kita inginkan.</p><h4 style="text-align: justify;">FEBRUARI</h4><p style="text-align: justify;">Peristiwa besar yang terjadi di bulan ini tentu saja adalah kaos merch Linkin Park saya sampai, di tanggal 13 😂. Saking sayangnya saya sampai nggak mau pakai karena takut kotor. Ya salah saya sendiri kenapa beli kaos warna putih. Selebihnya, nggak ada yang spesial.</p><h4 style="text-align: justify;">MARET</h4><p style="text-align: justify;">Adalah bulan di mana saya sudah benar-benar kehilangan motivasi. Monthly spread saya kosong dan daily journal hanya terisi di tanggal 1, 4, dan 8. Mungkin karena menjelang Ramadhan jadi saya mulai burn out karena pekerjaan. Tapi yang saya ingat dari bulan ini adalah saat saya memutuskan untuk resign. Setelah itu, semua berjalan apa adanya.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3xI5OSgSnyirjJRQHxSDioEJdlykWdHDN9Eyhu5tLBYRpcCz_d2UT3k4Lbeh-w2-Tth8tqIKK0jXfpKvVZaCW5SwVoi-GxBTg-gyn2gSXoSd45RHLJLZFrR6n88nXE8ErhRHBeYs7_xIbE2fnbXeqP-WM-1uw5KVmWNVjEB4JJBQwCVUlgr4CEH7RzWY/s4608/logan-weaver-lgnwvr-LHDQawgNS_I-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4608" data-original-width="3072" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3xI5OSgSnyirjJRQHxSDioEJdlykWdHDN9Eyhu5tLBYRpcCz_d2UT3k4Lbeh-w2-Tth8tqIKK0jXfpKvVZaCW5SwVoi-GxBTg-gyn2gSXoSd45RHLJLZFrR6n88nXE8ErhRHBeYs7_xIbE2fnbXeqP-WM-1uw5KVmWNVjEB4JJBQwCVUlgr4CEH7RzWY/w426-h640/logan-weaver-lgnwvr-LHDQawgNS_I-unsplash.jpg" width="426" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@lgnwvr?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">LOGAN WEAVER | @LGNWVR</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/LHDQawgNS_I?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Karena planner saya berakhir di bulan Maret, maka setelah itu saya nggak punya data lagi apa yang terjadi. Kalau diingat-ingat, hal-hal yang paling memorable sepertinya nggak banyak;</p><h4 style="text-align: justify;">ONE OK ROCK Merchandise</h4><p style="text-align: justify;">Saya beli jaket Luxury Disease Japan Tour dengan memberanikan mengirim DM orang random di Instagram. Hmmm.... Nggak random-random amat sih. Saya pelajari dulu akun dan orang dibaliknya, dan memutuskan untuk nanya. Ternyata ada temennya yang buka jastip merchandise, akhirnya jadilah saya punya produk kedua merchandise dari artis favorit. Dan mungkin karena ketagihan sama kualitasnya (walaupun harganya bikin nangis), bulan November saya beli lagi dong, kaos konsernya ONE OK ROCK & My First Story. Janji, tahun depan nggak gini lagi. Bangkrut rekening orang gara-gara jajan beginian.</p><h4 style="text-align: justify;">Jalan-jalan</h4><p style="text-align: justify;">Yang pertama <a href="https://www.zuzusyuhada.my.id/2023/05/dadakan-ke-padang.html" target="_blank">ke Padang</a>, yang kedua <a href="https://www.zuzusyuhada.my.id/2023/11/tiba-tiba-jalan-jalan.html" target="_blank">ngintilin suami field trip ke Jawa</a>. Masing-masing udah saya ceritain walaupun nggak lengkap. Tahun ini sepertinya bakal balik lagi ke Padang, dan <i>who knows</i> mungkin ada tempat lain yang akan saya kunjungi.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Anehnya, tahun 2024 ini saya justru memulai dengan mood yang sangat buruk. Padahal malah lagi sibuk-sibuknya. Sekarang saya lagi rajin-rajinnya belajar bahasa Jepang lagi, dapet beasiswa belajar nulis khot, dan Alhamdulillah suami dapet pekerjaan baru. <i>We'll see</i>, mungkin anomali ini justru akan diakhiri dengan kebahagiaan di akhir tahun nanti?!</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-2946261326619684722023-12-21T20:03:00.158+07:002023-12-21T20:03:00.161+07:00Drama sakit gigi berlanjut ke rumah sakit<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_dUFUW4TrRUkfUJ6U09jyNkL31XhpelyG88z-3qu32DuZ5rRETg-FxbTJ2eITCh5C0Mp3CTafxYkNh1GqKtHhlAr3I0MEVHZwms4dyE8pPxna4p1xMH3kXTmKNG43htSuyzjkn1ggYwpGIze5e3Dm1VLhZmW86mLogC9QqJorCm_KmDCZi5kzvsd1PHY/s4000/20231206_081949.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4000" data-original-width="3000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_dUFUW4TrRUkfUJ6U09jyNkL31XhpelyG88z-3qu32DuZ5rRETg-FxbTJ2eITCh5C0Mp3CTafxYkNh1GqKtHhlAr3I0MEVHZwms4dyE8pPxna4p1xMH3kXTmKNG43htSuyzjkn1ggYwpGIze5e3Dm1VLhZmW86mLogC9QqJorCm_KmDCZi5kzvsd1PHY/w480-h640/20231206_081949.jpg" width="480" /></a></div><br /><p></p><p style="text-align: justify;">Setelah drama sakit gigi di klinik berakhir di season pertama (karena saya yakin akan ada season berikutnya), petualangan saya berlanjut ke Rumah Sakit yang jarak tempuhnya butuh sekitar 45 menit dari rumah. Saya tahu kalau 45 menit itu nggak lama buat sebagian orang di kota-kota besar, tapi buat saya yang tinggal di Bandar Lampung, waktu tempuh 45 menit itu jauh banget.</p><p style="text-align: justify;">Jadi ceritanya saya dirujuk ke Rumah Sakit Airan Raya, sebuah rumah sakit baru di Bandar Lampung. Awalnya sih katanya mau dirujuk ke Advent, tapi ternyata ketika mau didaftarkan tidak berhasil. Akhirnya dengan pasrah saya mengiyakan saja untuk dirujuk ke rumah sakit di ujung Bandar Lampung itu. Sesuai keterngan mbak resepsionis klinik, saya cukup datang ke rumah sakit dan menunjukkan aplikasi JKN ke petugas rumah sakit. </p><p style="text-align: justify;">Sambil menanti kepastian jadwal kosong suami, saya pun mulai mencari-cari info tentang rumah sakit itu. Karena jaraknya yang jauh, saya nggak mau dong kena zonk. Dari Google sampai instagram, tidak banyak informasi yang saya dapat. DM nggak terbalas, website juga nggak update. Jadi yasudah, bermodal bismillah saya berangkat.</p><p style="text-align: justify;">Sampai di rumah sakit, karena baru pertama kali ke sana kami butuh muter-muter dulu untuk menemukan area lobi rumah sakitnya. Dengan ragu-ragu saya langsung menemui seorang petugas di loket-loket yang berbaris. Ternyata saya salah. Sebelum ke loket harus registrasi dulu untuk mendapatkan nomor antrean. OK, pindah ke petugas registrasi ternyata saya tidak bisa dilayani. 😂</p><p style="text-align: justify;">Untungnya mamas petugasnya dengan sabar dan ramah menjelaskan dengan sangat detil. Waktu saya bilang mau periksa gigi, dia kayaknya langsung tahu kalau saya baru pertama kali ke sana dan seketika saya dipersilakan duduk. Dari mamas inilah saya tahu kalau semua rujukan untuk pemeriksaan gigi di Lampung sekarang hanya ada di rumah sakit Airan Raya. Waktu saya dengar itu, sebenarnya saya pengen nanya, <i>"lho, kok bisa? Aneh banget? Jadi apa gunanya rumah sakit umum sebesar itu ada dua njogrok di sana?"</i> tapi saya tahan karena pasti buang-buang waktu. Saya dikasih tahu kalau saya harus mendaftar dulu di aplikasi, dan dia menyarankan untuk mendaftar sejak pagi sekali karena di rumah sakit hanya ada 2 dokter gigi setiap harinya dan masing-masing mereka hanya bisa menangani 20 pasien. Bayangkan 2 orang dokter harus melayani pasien BPJS se-provinsi dong, itu gimana antrenya? Sejak tengah malam, saudara-saudara. Nggak bisa pagi-pagi.</p><p style="text-align: justify;">Sesuai instruksi mamas registrasi, besoknya saya coba daftar lewat aplikasi. Dan ternyata sang dokter sudah full booked sampai 3 hari ke depan. Besoknya saya coba lagi daftar lewat aplikasi setelah shalat subuh, sudah full booked lagi. Begitu terus sampai akhir pekan dan akhirnya jadwal tindakan untuk gigi saya tertunda karena saya <a href="https://www.zuzusyuhada.my.id/2023/11/tiba-tiba-jalan-jalan.html" target="_blank">tiba-tiba jalan-jalan ke Jawa selama 10 hari</a>. Selama perjalanan inilah saya secara nggak sengaja berhasil mendaftar. Gara-gara nggak bisa tidur di bus, saya coba buka aplikasi dan mendaftar pas jam 12 malam. Akhirnya saya tahu waktu yang tepat untuk mendaftar.</p><p style="text-align: justify;">Pulang dari Jawa, jadilah saya ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang pertama. Kali ini saya nggak berharap gimana-gimana sama dokternya. Sudah pasrah saja lah. Dan jujur, saya cukup kagum dengan pelayanan di rumah sakit ini. Mungkin karena proses pendaftarannya yang harus lewat aplikasi jadi yang datang ke rumah sakit memang orang-orang yang benar-benar akan ditangani jadi rumah sakitnya tidak terlihat sumpek. Dari proses registrasi sampai saya masuk ke ruang poli, semua petugas melayani dengan cekatan dan cepat serta ramah. Begitu masuk ke ruangan juga saya nggak berharap akan diajak ngobrol sama dokternya. Rasanya udah kasihan aja sih kalau teringat bu dokter harus menangani 20 orang pasien BPJS setiap hari tanpa tahu akan dapat bayaran atau nggak. #<i>eh</i></p><p style="text-align: justify;">Tindakan pertama saya nggak sengaja menelan obat yang disemprotkan ke gigi gara-gara nahan napas karena terlalu tegang. Sepanjang perjalanan pulang mulut saya rasanya kayak ngemut Byclean dan mual luar biasa. Tindakan kedua, karena gagal bangun tengah malam saya terpaksa mendaftar dengan dokter yang lain. Tapi alhamdulillah dokter yang baru ini pun nggak ribet. </p><p style="text-align: justify;">Di tindakan terakhir yang bikin saya agak gimanaaaa gitu ya, karena saya pikir akan butuh waktu lama. Ternyata tambalan gigi saya cuma seperti tambalan aspal jalanan yang bolong itu lho, gaes 😆. Nggak ada seninya sama sekali. Saya juga nggak berharap bakal kayak yang di video-video Youtube para dokter gigi itu sih, tapi saya juga nggak nyangka bakal sesederhana itu. Untungnya suami saya menenangkan, sudah disyukuri saja bisa berobat gratis yang aslinya butuh biaya jutaan. Dan kalau dipikir-pikir memang iuran BPJS saya kalau ditotalkan seluruhnya pun nggak akan bisa menutupi pelayanan kesehatan yang saya dapat. Walaupun saya nggak pernah pakai BPJS kalau berobat biasa, tapi biaya melahirkan 2 anak saya saja sudah bisa buat DP rumah kalau nggak dicover BPJS.</p><p style="text-align: justify;">Saya yakin drama gigi ini akan berlanjut karena nasib gigi bungsu saya belum juga ada kejelasan. Sayang sekali dari 5 dokter gigi yang memeriksa saya, hanya 1 orang yang mau dengan rela memeriksa mulut saya secara menyeluruh yang sebenarnya nggak butuh waktu lama. Akhirnya nggak ada satupun dari 4 dokter yang menyarankan saya untuk cabut gigi. Bayangkan kalau saya nggak ketemu sama dokter pertama waktu itu, saya nggak akan tahu kalau saya punya gigi bungsu dan mungkin baru akan ke dokter gigi lagi ketika sakit gigi, dan saya pernah dengar kalau tindakan gigi bungsu juga butuh effort bagi dokter gigi sendiri. Saya cuma berharap lain kali kalau saya periksa lagi, dokternya mau meluangkan sedikit waktu untuk melihat lebih dalam dan bilang, "lho, ada gigi bungsunya ini, Bu. Harus dicabut ya, bahaya kalau dibiarin."</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-6552763828832853682023-12-05T13:07:00.000+07:002023-12-05T13:07:00.144+07:00Yang penting anak bahagia<p style="text-align: justify;">Saya akan memulai tulisan ini dari ingatan saya tentang obrolan tentang anak dengan salah seorang teman. Suatu hari dalam obrolan kami, dia mengatakan, "yang penting kalau bisa anak kita itu nggak ngerasain susah kayak orang tuanya. Dia mau apa, selama kita bisa kasih pasti kita usahakan."</p><p style="text-align: justify;">Tentu tidak ada yang salah dengan perkataan itu. Siapa sih yang pengen anaknya hidupnya susah?! Jelas nggak ada. Tapi karena ucapan itu muncul setelah percakapan yang panjang, saya tahu bahwa ada yang salah dengan kesimpulan yang dimiliki oleh teman saya itu. Dan kemudian saya mulai berpikir, jangan-jangan memang kebanyakan orang tua sekarang memiliki pemikiran yang sama seperti itu.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDZer3p61fWsI9QPuewOVnL-7IKlaaWe-9F3ljM4XjzYSXfAatfFzgYgqkDjGBfNXOTg-2yRM4gkk0E_Y1EK2x6J5ol1PEqGDwmE6ZTT6Id_xfSqHhMvNhUmr2_0QjLjBZDBZq4FNLlYAvbeC7PM1tM0qDdEhL7BDuWUjEiVKQvYsppY6TKf7nddOyct8/s5146/tuva-mathilde-loland-FHon8lLKibM-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3410" data-original-width="5146" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDZer3p61fWsI9QPuewOVnL-7IKlaaWe-9F3ljM4XjzYSXfAatfFzgYgqkDjGBfNXOTg-2yRM4gkk0E_Y1EK2x6J5ol1PEqGDwmE6ZTT6Id_xfSqHhMvNhUmr2_0QjLjBZDBZq4FNLlYAvbeC7PM1tM0qDdEhL7BDuWUjEiVKQvYsppY6TKf7nddOyct8/w640-h424/tuva-mathilde-loland-FHon8lLKibM-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@tuvaloland?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Tuva Mathilde Løland</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/baby-in-white-and-red-floral-onesie-lying-on-bed-FHon8lLKibM?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Satu cerita lagi tentang sepupu saya yang usianya sekitar 6-7 tahun lebih tua dari saya. Dia anak perempuan satu-satunya dari pakde saya. Saya ingat dulu orang tua saya pernah membahasnya. Saat itu kalau tidak salah kami sedang membahas bisnis orang tua saya. Mamak berkata kalau sepupu saya itu nanti pasti akan kesulitan menjalani kehidupannya, karena tidak pernah ditolak oleh orang tuanya. Dalam artian, apapun yang diminta pasti dituruti oleh orang tuanya. Dan sepertinya saya sudah pernah membuktikan perkataan orang tua saya itu.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Menjadi guru selama kurang lebih 10 tahun, saya sudah bertemu dengan berbagai macam jenis orang tua. Tentu tidak sebanyak guru lain yang lebih berpengalaman dan berdedikasi, tapi tipe-tipe manusia itu juga tidak terlalu banyak untuk dicermati. Dan yang saya lihat, kebanyakan orang tua yang saya temui selama 10 tahun belakangan ini adalah jenis orang tua yang terlalu fokus pada kebahagiaan anak. Sehingga mereka cenderung menuruti apapun keinginan si anak. Padahal kebahagiaan muncul dari ketahanan yang membantu anak-anak mengatur emosi yang sulit dan situasi yang penuh tekanan. Dan ketahanan itu bukan sifat naluriah, butuh keterampilan yang harus dilatih dan itu butuh bantuan dari orang tua untuk menumbuhkannya pada diri anak-anaknya.</p><p style="text-align: justify;">Dalam bukunya, Dr. Becky Kennedy bercerita tentang para orang tua jenis ini -<i>yang terlalu berharap anaknya bahagia</i>-, dan mengatakan bahwa sepertinya inti dari harapan para orang tua itu bukan pada kebahagiaan. Karena tentu saja semua orang tua pasti ingin anaknya bahagia. Tapi memangnya apa yang bisa membuat kita bahagia? Apakah dengan menghilangkan rasa khawatir dan kesepian pada anak-anak kita, memastikan mereka merasa nyaman setiap saat lalu mereka akan mampu menumbuhkan kebahagiaan dengan sendirinya? <b>Sebenarnya, ketika kita mengatakan, "<i>saya hanya ingin anak-anak saya bahagia</i>" apa yang sedang kita maksud dengan bahagia di kalimat itu?</b></p><p style="text-align: justify;">Para orang tua murid di sekolah saya dulu pernah menawarkan untuk membelikan AC di asrama dengan alasan agar anak-anaknya bisa tidur nyenyak dan merasa nyaman di asrama. Mereka mengatakan bahwa dengan suasana yang nyaman, anak-anak akan merasa betah di asrama dan semangat belajar. Sejujurnya, saya tidak pernah bisa menemukan korelasi antara kenyamanan dengan semangat belajar. Dan silakan cari sampai ke ujung dunia, orang-orang cerdas yang suka belajar itu tidak pernah menuntut tempat yang nyaman untuk bisa belajar. Mereka belajar karena mereka memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk belajar, tempat yang nyaman hanyalah pendukung. Kalaupun tempatnya tidak nyaman, tidak akan mengubah motivasi dalam dirinya dan tidak akan membuat mereka jadi malas belajar.</p><p style="text-align: justify;">Ketika kita hanya fokus pada kebahagiaan, kita mengabaikan semua emosi lain yang pasti akan muncul di sepanjang hidup anak-anak kita, yang berarti kita tidak mengajarkan mereka cara mengatasi emosi tersebut. Dan Dr. Becky menjelaskan, cara kita menghadapi rasa sakit atau kesulitan akan berdampak pada cara mereka berpikir tentang diri mereka sendiri dan masalah mereka selama beberapa dekade ke depan.</p><p style="text-align: justify;">"Orang tua kan hanya ingin yang terbaik untuk anaknya." Terdengar -<i>atau terbaca</i>- familiar?! Coba tanyakan lagi kepada diri sendiri, apakah "yang terbaik" untuk anak kita adalah "bahagia"?! Saya pribadi saat ini sudah tidak terlalu tertarik dengan kebahagiaan dan saya bersyukur dididik oleh orang tua saya untuk menjadi tangguh sejak kecil. Melihat betapa manjanya anak-anak sekarang, saya pernah tersulut emosi dan dengan sombong bilang ke mereka, " orang tua saya dulu punya pembantu 7 tapi nggak semanja kalian." <i>And that's true</i>. Karena pada akhirnya ketika takdir tidak memberikan saya banyak pilihan hidup yang mudah, sekarang saya bisa bertahan dengan baik. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana sulitnya suami saya kalau punya istri yang nggak bisa mencuci piring karena biasa dilayani oleh banyak pembantu.</p><p style="text-align: justify;">Bagaimanapun juga, menumbuhkan kebahagiaan bergantung pada kemampuan kita untuk mengatasi rasa tertekan. Kita harus merasa aman sebelum bisa merasa bahagia. Mengapa kita harus belajar mengatur hal-hal yang sulit? Mengapa sulit sekali untuk bahagia dan mengalahkan semua emosi yang lain? Karena pada kenyataannya, dalam hidup ini hal-hal yang paling penting membutuhkan kerja keras dan waktu. Dan itu masalah kebanyakan orang tua saat ini. Mereka tidak punya waktu.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih-R3XDoNIL8oQFmZ-lEcXwq_8j4Rtc_iA3Ys-SDfaDGda-O1aqVQ0ckmU_Xr7fOv3ptohuuG5W72qIcj7NyigKbMoJIOLwxoea2XqU9v3iT5trq_XT5Dn9wyNKHSyXjTEJj-QBNcxkDT-kXfWy-tobT_XLY-TfLEvwA1LtWlrFS3-IuO3AoUWyw3OCoY/s5403/keszthelyi-timi-IH2fN_Ec82w-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="5403" data-original-width="3978" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEih-R3XDoNIL8oQFmZ-lEcXwq_8j4Rtc_iA3Ys-SDfaDGda-O1aqVQ0ckmU_Xr7fOv3ptohuuG5W72qIcj7NyigKbMoJIOLwxoea2XqU9v3iT5trq_XT5Dn9wyNKHSyXjTEJj-QBNcxkDT-kXfWy-tobT_XLY-TfLEvwA1LtWlrFS3-IuO3AoUWyw3OCoY/w472-h640/keszthelyi-timi-IH2fN_Ec82w-unsplash.jpg" width="472" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@keszthelyit?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Keszthelyi Timi</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/green-plant-in-clear-glass-jar-IH2fN_Ec82w?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Analogi ini menurut saya sangat baik. Kita ibaratkan tubuh kita seperti sebuah toples yang dikelilingi oleh banyak emosi. Katakanlah ada dua emosi utama; emosi yang terasa menjengkelkan dan emosi yang terasa "lebih bahagia". Di dalam toples emosi kita itu -<i>yang bisa berkembang seiring kemampuan kita mengelola emosi</i>-, ada emosi-emosi lainnya yang ukurannya juga terus berubah. Secara natural, tubuh kita memiliki sistem alarm bawaan dan secara konstan lebih sensitif terhadap <i>bahaya </i>daripada ancaman lainnya. Ketika kita tidak bisa mengatasi emosi seperti kekecewaan, frustrasi, iri, kesedihan dan ukuran emosi-emosi itu mulai memenuhi toples emosi, tubuh kita akan memulai respon stress.</p><p style="text-align: justify;">Dan bukan hanya perasaan sulit itu sendiri yang mendorong tubuh kita untuk merasa tidak aman. Kita juga merasa tertekan akan mengalami kesusahan (<i>feel distress over having distress</i>), atau mengalami rasa takut akan ketakutan (<i>fear of fear</i>). Dengan kata lain, ketika kita mulai berpikir, "saya harus menghilangkan perasaan ini." rasa tertekan itu tumbuh dan berkembang bukan sebagai reaksi dari pengalaman nyata yang asli, tapi karena kita percaya bahwa emosi negatif ini salah, buruk, menakutkan, atau berlebihan. Itulah mengapa kita sering mendapati anak-anak sekarang begitu pengecut, karena mereka tidak terbiasa menghadapi tantangan atau mengalami kekalahan. Baru diberi tugas, sudah bilang stress padahal belum dikerjakan. Kesulitan mengerjakan tugas, rasanya ingin mati. Dan saya tidak melebih-lebihkan, anak-anak sekarang benar-benar mudah untuk menyerah karena di dalam tubuh mereka mengatakan bahwa bukan perasaan itu yang seharusnya mereka rasakan. Bukan kesulitan yang seharusnya mereka hadapi. <span style="background-color: #ead1dc;"><b>Seharusnya saya bahagia, bukan menghadapi kesulitan seperti ini</b></span>. </p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya, seperti inilah bagaimana kecemasan menguasai diri seseorang. Dan sepertinya bukan hanya anak-anak, kita orang dewasa pun sudah mulai terjebak dengan sugesti ini. Jargon-jargon jangan lupa bahagia sudah berhasil menyetir pikiran kita bahwa hanya bahagialah satu-satunya emosi yang boleh kita rasakan. Sehingga ketika mengalami kesulitan, serta merta kita mempertanyakan takdir dan merasakan kecemasan. Maka istilah <i>anxiety </i>sekarang menjadi sangat lumrah kita dengar. Kecemasan adalah ketidaktoleranan terhadap ketidaknyamanan. Tubuh kita tidak akan membiarkan kita untuk <b>rileks</b> jika kita percaya bahwa perasaan dalam diri kita terlalu kuat dan menakutkan. Dan pada akhirnya, kita tidak akan pernah bahagia karena toples emosi kita dikuasai oleh rasa cemas. Padahal seharusnya tidak perlu seperti itu. Kalau saja kita biasa mengelola rasa frustrasi, kekecewaan, iri, dan kesedihan-kesedihan yang lain maka semakin banyak ruang yang kita miliki untuk memupuk kebahagiaan. Mengatur emosi pada dasarnya mengembangkan bantalan di sekitar perasaan-perasaan itu, melembutkannya dan mencegahnya menghabiskan seluruh toples. <b>Regulatin first, happines second</b>.</p><p style="text-align: justify;">Jika diterjemahkan ke dalam pengasuhan anak; semakin luas rentang perasaan yang dapat kita beri nama dan toleransi pada anak-anak kita, semakin luas juga rentang perasaan yang dapat mereka kelola dengan aman, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri. Itulah pentingnya kita ajarkan ketangguhan kepada mereka. Ketangguhan, dalam banyak hal, adalah kemampuan kita untuk mengalami berbagai macam emosi dan tetap merasa seperti diri kita sendiri. Ketangguhan membantu kita bangkit kembali dari stress, kegagalan, kesalahan dan kesulitan dalam hidup kita. Ketangguhan, memungkinkan munculnya kebahagiaan.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Satu hal lagi yang menarik tentang hal ini, adalah bahwa analogi toples emosi itu sesungguhnya sudah kita kenal dalam budaya Islam dan Indonesia; <span style="background-color: #ead1dc;"><b><i>lapang dada</i></b></span>. Kalau kita cari, tidak ada padanan kata lapang dada dalam bahasa Inggris. Dan lapang dada adalah idiom yang juga dekat dengan nilai-nilai Islam. Setiap kali ada tema tentang kesulitan disebut dalam Al-Quran maka akan disebut tentang hati yang sempit. Dan Rasulullah adalah manusia yang telah dilapangkan dadanya oleh Allah. Sehingga beliau bisa mengatur emosi-emosi negatif dalam hidupnya dan tidak hilang arah. </p><p style="text-align: justify;">Bagaimana Allah menumbuhkan ketangguhan dalam diri Rasulullah dan orang-orangg beriman? Jika kita lihat sejarah, Rasulullah tidaklah kebal terhadap stress atau perjuangan -<i>dan memang itulah kenyataan hidup yang tidak bisa kita hindari</i>- tapi ketangguhan beliau memperlihatkan kepada kita bagaimana beliau menghadapi saat-saat sulit dan mengalaminya. Orang yang tangguh lebih mampu mengatasi saat-saat yang penuh tekanan. Dan ketangguhan bukanlah sifat bawaan. Ketangguhan adalah sebuah keterampilan yang dapat dikembangkan. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang mampu membantu menanamkannya kepada anak-anak kita sejak dini. Karena kita tidak bisa selalu mengubah penyebab stress di sekitar kita, tapi kita selalu bisa mengupayakan kemampuan kita untuk menambah daya tahan.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-2460214551472804542023-11-21T18:33:00.158+07:002023-11-21T19:58:59.122+07:00Mencatat dengan pena, antara dalil dan sains<p style="text-align: justify;">Dengan kemajuan teknologi saat ini, menulis dengan tangan mungkin sudah bukan cara yang menarik lagi dalam belajar. Saya sendiri mulai menyadari bahwa tradisi menulis mulai luntur sejak semakin canggihnya kamera yang tertanam di smartphone. Di setiap kajian yang saya hadiri, makin jarang orang yang mencatat dengan buku dan pena. Kebanyakan hanya memotret apa yang ditampilkan di layar proyektor. Jika ada yang cukup rajin mencatat di aplikasi note di HPnya. Tidak berbeda jauh ketika kajian online, pertanyaan "<i>nanti slidenya akan dishare, kan?</i>" seperti sudah jadi tradisi.</p><p style="text-align: justify;">Lebih jauh lagi, sekarang bahkan ada fitur baru -<i>yang sebenarnya tidak terlalu baru juga</i>- yang bisa mengubah suara menjadi tulisan. Pertama kali saya melihat hal seperti itu di film Body of Lies yang dibintangi DiCaprio tahun 2008. Nggak pernah menyangka kalau itu beneran bakal jadi kenyataan. Akhirnya sekarang, alih-alih mengetik dengan jari kita bisa memilih untuk langsung bicara dan gawai akan langsung mengubah suara kita menjadi tulisan.</p><p style="text-align: justify;">Tapi seiring dengan perkembangan teknologi catat-mencatat itu, ternyata ada orang-orang yang merasa bahwa tradisi menulis dengan tangan tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Lalu dilakukanlah berbagai penelitian untuk mencari tahu apa manfaat menulis dengan tangan dan bagaimana hubungannya dengan latihan kognitif.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj82lhEW9XAboS5JVO54ITps2YDXVViA7NpfylwA-5jPQo6yzwwb866sa5ppmDXEqc2HupYW7yaU6og4CBYKc-p6DTkZ1CjVIxoYggVisenUqWHlzdlUo1ffwwPM7PydoIt3piu4LEPeZQI1y1nRE8u_bAVJhF3qUJS1eE1vce52Kr26tMIqzJvLQ4u05E/s4752/eleni-koureas-2MH5KECTvz8-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3168" data-original-width="4752" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj82lhEW9XAboS5JVO54ITps2YDXVViA7NpfylwA-5jPQo6yzwwb866sa5ppmDXEqc2HupYW7yaU6og4CBYKc-p6DTkZ1CjVIxoYggVisenUqWHlzdlUo1ffwwPM7PydoIt3piu4LEPeZQI1y1nRE8u_bAVJhF3qUJS1eE1vce52Kr26tMIqzJvLQ4u05E/w640-h426/eleni-koureas-2MH5KECTvz8-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><p>Photo by <a href="https://unsplash.com/@elenikoureas?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">eleni koureas</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/person-writing-on-white-paper-2MH5KECTvz8?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></p></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Dari sebuah artikel saya merangkum 20 manfaat yang akan kita dapatkan ketika menulis atau mencatat ilmu dengan tangan;</p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: left;"><b>1. Menstimulasi area otak yang bertanggungjawab untuk belajar</b></p><p style="text-align: justify;">Menulis catatan dengan tangan melibatkan bagian otak yang disebut Reticular Activating System (Sistem Pengaktifan Retikuler). Ini adalah semacam filter untuk segala sesuatu yang diproses oleh otak kita. Sistem ini menetapkan prioritas yang lebih tinggi untuk materi yang sedang kita fokuskan saat ini, sehingga menghasilkan retensi informasi yang lebih baik. </p><p style="text-align: left;"><b>2. Mencegah distraksi</b></p><p style="text-align: justify;">Ada alasan mengapa sekarang muncul begitu banyak aplikasi untuk membantu kita fokus. Karena ada terlalu banyak gangguan ketika kita bekerja di depan komputer atau menggunakan smartphone. Dengan menggunakan pena dan kertas, kita meniadakan semua gangguan yang mungkin terjadi sehingga bisa fokus pada pikiran dan materi pelajaran.</p><p style="text-align: justify;">Beberapa orang yang rutin mengupload video study vlog di instagram ada yang mengatakan bahwa mereka merekam proses belajar dengan menggunakan HP agar ketika belajar tidak diganggu dengan notifikasi HP sehingga bisa fokus belajar.</p><p style="text-align: left;"><b>3. Peningkatan fungsi kognitif</b></p><p style="text-align: justify;">Ketika masih kecil, kita pasti sering mendengar peribahasa tentang pentingnya belajar yang disamakan seperti pisau yang tidak pernah diasah. Makin lama tidak diasah, otak akan menjadi tumpul seperti pisau yang berkarat. Ya, otak kita tidak akan bertambah tajam seiring bertambahnya usia. Namun seperti halnya kulit yang mengalami penuaan, otak juga mengalaminya. Salah satu cara untuk mencegah atau menunda proses penuaan otak adalah dengan menulis. Berlatih menulis dengan tangan melibatkan keterampilan motorik, meningkatkan proses berpikir, dan meningkatkan daya ingat, yang semuanya memiliki pengaruh positif pada otak secara keseluruhan.</p><p style="text-align: left;"><b>4. Mendapat manfaat meditasi</b></p><p style="text-align: justify;">Penelitian membuktikan bahwa menulis dengan tangan memiliki pengaruh yang mirip dengan meditasi pada otak. Alasannya adalah karena proses menulis meningkatkan tingkat aktivitas saraf di bagian otak tertentu. Maka tidak heran kalau sekarang banyak sekali kelas-kelas atau workshop menulis dengan tujuan healing atau meditasi. Saya sendiri banyak sekali melihat iklan-iklan kelas seperti itu di beranda instagram.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>If I had never dropped out, I would have never dropped in on this calligraphy class, and personal computers might not have the wonderful typography that they do. - Steve Jobs-</blockquote><p></p><p style="text-align: left;"><b>5. Memperlambat proses berpikir secara positif</b></p><p style="text-align: justify;">Tidak seperti mengetik yang cepat, menulis dengan tangan dapat meningkatkan kesadaran (mindfulness) dan mencegah kita dari sikap terburu-buru dalam berpikir. Hal ini tentu berdampak positif karena memungkinkan otak untuk beristirahat lebih banyak, yang kemudian dapat meningkatkan kreativitas.</p><p style="text-align: left;"><b>6. Integrasi dan kombinasi beberapa fungsi tubuh dan otak</b></p><p style="text-align: justify;">Menulis dengan tangan meningkatkan efisiensi otak. Proses menulis dengan tangan membantu otak mengembangkan spesialisasi fungsional. Proses ini mengintegrasikan pemikiran, kontrol gerakan dan sensasi. Dengan kata lain, beberapa bagian otak terlibat dalam tugas pada saat yang bersamaan.</p><p style="text-align: left;"><b>7. Peningkatan keterampilan motorik</b></p><p style="text-align: justify;">Tulisan tangan yang baik membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang khusus. Tidak hanya itu, kebutuhannya pun berbeda-beda untuk setiap huruf dalam alfabet. Oleh karena itu, menulis dengan tangan juga berfungsi sebagai latihan untuk keterampilan motorik yang dibutuhkan untuk melakukan gerakan yang tepat.</p><p style="text-align: left;"><b>8. Meningkatkan daya ingat</b></p><p style="text-align: justify;">Menulis catatan dengan tangan membantu kita mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang informasi dan mengingatnya kembali. Menggunakan tulisan tangan tidak hanya membantu kita mengingat informasi dengan lebih baik, tetapi juga memungkinkan kita menafsirkannya dengan lebih leluasa, mengungkapkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi.</p><p style="text-align: justify;">Oleh karena itu, mencatat atau menulis ulang kitab menjadi salah satu tradisi belajar yang masih dijaga di pesantren-pesantren tradisional di Indonesia sampai hari ini. Karena kekuatan ilmu seorang muslim datang dari kuatnya hafalan, maka menulis dengan tangan menjadi salah satu alat paling utama untuk menjaga ilmu.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>I like the process of pencil and paper as opposed to a machine. I think the writing is better when it's done in handwriting. -Nelson DeMille-</blockquote><p></p><p style="text-align: left;"></p><p style="text-align: justify;"><b>9. Meningkatkan rasa percaya diri</b></p><p style="text-align: justify;">At some point, tulisan tangan adalah sebuah tantangan yang menarik. Pada awalnya hanya merupakan tantangan untuk belajar menulis, tapi kemudian kita dapat melatih diri kita untuk menulis lebih cepat atau lebih kaligrafis. Mengatasi tantangan yang berhubungan dengan tulisan tangan akan membuat kita lebih percaya diri, bersama dengan peningkatan memori, daya ingat dan ketangkasan.</p><p style="text-align: justify;"><b>10. Meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan belajar</b></p><p style="text-align: justify;">Studi menunjukkan bahwa orang yang menuliskan tujuan mereka cenderung memiliki peluang lebih tinggi untuk mencapainya. Salah satu alasannya adalah karena mereka dapat berbagi tujuan yang telah mereka tulis dengan orang lain. Oleh karena itu, mereka memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar untuk benar-benar mencapainya.</p><p style="text-align: justify;"><b>11. Membantu proses belajar bahasa</b></p><p style="text-align: justify;">Ada hubungan yang kuat antara bahasa lisan dan tulisan; perkembangan bahasa yang satu mengarah pada peningkatan bahasa yang lain. Menulis dengan tangan berdampak pada proses neurologis yang mendukung kemampuan literasi (termasuk bahasa lisan, menulis, dan membaca) dan membantu penulis untuk mendapatkan keotomatisan dan kefasihan. Oleh karena itu, orang yang belajar bahasa selalu memiliki buku catatan. Dan kalau kita ingin belajar bahasa baru tapi tidak punya buku catatan, kesempatan untuk berhasil dalam belajar sudah turun dengan sendirinya. Jika ingin belajar bahasa baru, siapkan buku catatan!</p><p style="text-align: justify;"><b>12. Melibatkan kedua belahan otak (kanan dan kiri)</b></p><p style="text-align: justify;">Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tulisan tangan memerlukan kombinasi fungsi kognitif dan keterampilan motorik. Tidak heran jika tulisan tangan melibatkan kedua belahan otak. Sementara mengetik hanya menuntut sedikit sekali fungsi otak, menulis dengan tangan lebih menantang karena menuntut otak kita untuk lebih banyak bekerja.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>My handwriting was nothing to write home about, and I had this idea that calligraphy was like taking latin in high school: that it was one of the bricks, the building bricks, that you had to understand about the forms of writing. -Katherine Dunn-</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;"><b>13. Meningkatkan motivasi</b></p><p style="text-align: justify;">Yang satu ini sebagian besar bisa diterapkan pada anak-anak yang belum bisa menulis dengan baik. Ini adalah keterampilan yang perlu dikuasai setiap anak, dan mengetahui bahwa menulis dengan baik adalah hal yang mungkin dilakukan akan membantu mereka tetap termotivasi. Setelah itu, perasaan berhasil akan membantu mereka bertahan dalam tantangan-tantangan selanjutnya.</p><p style="text-align: justify;">Sejujurnya saya sedikit kecewa melihat kenyataan saat ini pelajaran menulis tidak mendapat porsi yang cukup banyak di tingkat pendidikan dasar. Qia, yang sekarang sudah kelas 3 tidak pernah tuntas mendapat pelajaran menulis di sekolah. Ketika saya perhatikan Aqsha yang sekarang duduk di kelas 1, pun terulang kembali. Di awal tahun ajaran saya sudah senang ketika guru kelasnya mengatakan akan fokus pada belajar menulis dan membaca. Tapi ternyata setelah masuk bulan September Aqsha sudah mulai belajar mata pelajaran lain dan menulis mulai disingkirkan dari kegiatan belajar sekolah. Sangat berbeda dengan saya dulu yang masih belajar menulis tegak bersambung sampai kelas 4 SD.</p><p style="text-align: justify;"><b>14. Meningkatkan disiplin diri</b></p><p style="text-align: justify;">Mempelajari tulisan kursif juga membantu mengembangkan disiplin diri. Setelah berhasil beberapa kali, akan muncul keinginan untuk beralih ke penguasaan keterampilan yang lebih menyeluruh. Pengetahuan untuk memperoleh keterampilan akan menjadi tujuan akhir, dan untuk mencapainya hanya mungkin dilakukan dengan disiplin yang cukup.</p><p style="text-align: justify;"><b>15. Lebih banyak kreativitas</b></p><p style="text-align: justify;">Menulis kata-kata di atas kertas memberi kita perasaan yang lebih kuat untuk benar-benar menciptakan sesuatu. Kombinasi dari sifat meditatif, gerakan tanga yang lambat dan stabil membantu tulisan tangan kita meningkatkan kreatifitas.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>Handwriting is a spiritual designing, even though it appears by means of a material instrument. -Euclid-</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;"><b>16. Keterampilan komposisi yang lebih baik</b></p><p style="text-align: justify;">Studi yang dilakukan pada siswa sekolah menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan pena dan kertas dapat menulis esai yang lebih panjang dengan kalimat yang lebih lengkap. Tidak mengherankan jika banyak penulis yang memuji tulisan tangan dan lebih memilihnya daripada mengetik naskah mereka.</p><p style="text-align: justify;"><b>17. Peningkatan kinerja akademik</b></p><p style="text-align: justify;">Ada hubungan antara prestasi akademik yang baik dan tulisan tangan yang baik. Ketika tulisan siswa terbaca dan terlihat meyakinkan, prestasi akademik mereka biasanya dapat mengarah pada peningkatan bidang lain dalam bentuk pencapaian yang konsisten.</p><p style="text-align: justify;">Saya sendiri menemukan anak-anak yang kecerdasannya di atas rata-rata memang biasanya memiliki tulisan tangan yang rapi, meskipun tidak selalu indah. Dan anak-anak dengan tulisan rapi atau indah dengan kemampuan kognitif yang standar bahkan rendah, biasanya adalah anak-anak yang tekun belajar.</p><p style="text-align: justify;"><b>18. Mengurangi 'mindless information processing'</b></p><p style="text-align: justify;">Ketika kita mengetik kata-kata di keyboard, kita hanya mengandalkan jari-jari untuk memilih huruf yang diperlukan tanpa proses berpikir yang sebenarnya. Di sisi lain, menulis dengan tangan membuat otak kita terus aktif, mencegah kita melamun dan menyalin informasi tanpa berpikir.</p><p style="text-align: justify;"><b>19. Latihan motorik sensorik</b></p><p style="text-align: justify;">Gerakan yang terjadi saat menulis dengan tangan bertindak sebagai latihan motorik sensorik yang luar biasa. Otak menerima umpan balik dari tindakan tubuh, yang membantu membangun hubungan yang lebih kuat antara apa yang sedang ditulis sekarang dan apa yang akan dibaca nanti.</p><p style="text-align: justify;"><b>20. Keterampilan problem solving yang lebih baik</b></p><p style="text-align: justify;">Tulisan tangan dianggap sebagai variasi dalam menerjemahkan ide ke dalam gambar (atau sketsa kasar) untuk meningkatkan proses pemecahan masalah. Representasi visual dari pemikiran kita yang dibuat dengan tangan dapat membantu dalam memahami materi.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9pInm3Q4p6Fsdz7DnNYv7w-ECrGtKnLj2Z25O_O_6uTeQBAH6EZO3PhT23u8HZ-xCgi-wvBuVxAc1PYqOUBLGFGVrHbfmuV-2M3cIQz_Rh6xEcGK1A0XZR7PgynZ9Q4kMcj3PX_EPOWLGsJcxmlZuox3EiAHEPe9FbBszXce2BEYVuDU5-Vp0xl7pVkA/s4624/jay-pee-pena-okD8h_BQFhs-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="3472" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9pInm3Q4p6Fsdz7DnNYv7w-ECrGtKnLj2Z25O_O_6uTeQBAH6EZO3PhT23u8HZ-xCgi-wvBuVxAc1PYqOUBLGFGVrHbfmuV-2M3cIQz_Rh6xEcGK1A0XZR7PgynZ9Q4kMcj3PX_EPOWLGsJcxmlZuox3EiAHEPe9FbBszXce2BEYVuDU5-Vp0xl7pVkA/w480-h640/jay-pee-pena-okD8h_BQFhs-unsplash.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@jpineapplepen?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Jay-Pee Peña 🇵🇭</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/text-okD8h_BQFhs?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Ketika menyimak kajian tafsir dan tadabbur Surat Al-'Alaq, salah satu yang membuat saya merenung adalah tentang pena. Urgensi mencatat ilmu, bagi saya bukan sesuatu yang perlu dimuraja'ah karena sudah diajarkan sejak kecil dan merupakan kewajiban tidak tertulis ketika masih belajar di pesantren. Tapi saya sempat termenung sebentar ketika ustadz menjelaskan bahwa pena ini tidak bisa digantikan dengan yang lainnya.</p><p style="text-align: justify;">Cobalah menulis dengan pena sungguhan, bukan diganti dengan aplikasi catatan di HP, apalagi sekadar screenshot. Jujur, saya dulu sempat berpikir bahwa tidak apa-apa menulis dengan catatan digital. Toh sama-sama mencatat. Ternyata, bahkan menulis tangan dengan tablet masih tidak lebih baik dibanding menulis tangan dengan pena dan kertas.</p><p style="text-align: justify;">Jadi tidak heran kalau para ulama tidak meremehkan perintah Rasulullah saw untuk mencatat ilmu. Karena ilmu yang hanya didengar, hati akan sulit untuk mengingatnya. Jika hati sudah lupa, maka ilmu akan hilang perlahan-lahan. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencatat ilmu. Bahkan di beberapa pesantren, mencatat ilmu memiliki beberapa persyaratan. Harus dengan tinta tertentu, ditulis dengan cara tertentu hingga jenis penanya pun ditentukan. Tujuannya tidak lain adalah untuk memaksimalkan hasil belajar. Agar ilmu yang dipelajari semakin tertanam di hati.</p><p style="text-align: justify;">Maka saya tidak habis pikir ketika mendapati murid-murid yang tidak punya buku catatan dan merasa cukup dengan hanya buku pegangan yang diberikan sekolah. Saking mentoknya, saya pernah tanyakan kepada mereka apakah tidak ada keinginan untuk punya catatan dari tulisan tangan sendiri. Ternyata mereka bilang <b>tidak pernah mencatat selama sekolah</b>. Sejak kelas 1 SD sampai SMP tidak pernah ada tugas untuk mencatat.</p><p style="text-align: justify;">Dulu, mungkin kita menganggap tugas merangkum atau menulis kembali isi buku adalah tugas aneh yang tidak ada manfaatnya. Tapi sekarang lihatlah, anak-anak kita bahkan tidak bisa mengambil intisari dari sebuah kalimat. Tidak bisa menilai mana yang penting dan mana yang hanya merupakan tambahan dalam sebuah buku teks. Lebih jauh lagi, anak-anak seumuran anak saya bahkan tidak diajarkan menulis dengan tuntas, tidak diajarkan membaca sampai tuntas, tapi <i>ujug-ujug</i> punya buku pegangan dengan teks dan narasi-narasi yang panjang. Kurikulum kita benar-benar sudah gila.</p><p style="text-align: justify;">Makin jauh memikirkan nasib pendidikan anak-anak kita, makain khawatir saya dengan masa depan generasi yang akan datang. Dulu, orang tua kita akan menyerahkan urusan pendidikan sepenuhnya kepada sekolah dan mengawal pembentukan karakter dan perangai kita dari rumah. Sekarang, sejujurnya saya sudah sangat kasihan dengan guru sekolah. Betapa besar tanggung jawab yang harus mereka pikul, mendidik anak-anak yang kehilangan orang tua di rumah dan masih harus dituntut tugas-tugas negara yang tidak ada habisnya.</p><p style="text-align: justify;">Kalau dibandingkan dengan saya sendiri, rasanya Qia kelas 3 SD saat ini masih belum mengerti apa-apa dibanding saya kelas 3 dulu. Bukan hanya dalam pelajaran, tapi yang paling mendasar itu; menulis dan membaca. Masih banyak yang harus dia kejar. Dan ini sejujurnya membuat saya kadang merasa <i>hopeless</i> dengan sekolah dan biayanya yang selangit itu.</p><p></p><div><p></p></div>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-52330973540027975282023-11-05T06:43:00.004+07:002023-11-19T15:45:34.163+07:00Tiba-tiba jalan-jalan<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI5YY8bYwjcQB9wiVnT_FmujdbzIbfYrj2afMDXix9SAooMtNo9acZk9PwOCDI553px7OF9eIl-F-oAPEZRTevVsOjmpxBtXfb88CcrOLtBBpvrjUWoQdVLy4HvUsv9POENHZszaK_aMmaLoUmxlwhkSEhnuai_uuKMbu9N4uA0ZU_tgxQ62NVbnYs4Pk/s8000/20231026_064200.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI5YY8bYwjcQB9wiVnT_FmujdbzIbfYrj2afMDXix9SAooMtNo9acZk9PwOCDI553px7OF9eIl-F-oAPEZRTevVsOjmpxBtXfb88CcrOLtBBpvrjUWoQdVLy4HvUsv9POENHZszaK_aMmaLoUmxlwhkSEhnuai_uuKMbu9N4uA0ZU_tgxQ62NVbnYs4Pk/w480-h640/20231026_064200.jpg" width="480" /></a></div><br /><p></p><p style="text-align: justify;">Perjalanan kali ini sebenarnya sudah saya perkirakan walaupun nggak terlalu diinginkan. Sejak awal tahun ajaran baru suami saya sudah menyampaikan kalau dia akan jadi pendamping <i>field trip </i>lagi, dan dia bilang akan pergi selama 10 hari. Awalnya dia bilang kalau saya harus nyiapin ini-itu selama dia pergi. Tapi aslinya saya tahu kalau dia nggak akan bisa ninggalin saya di rumah sendiri sama anak-anak. Jadi ketika dia akhirnya bilang kalau saya dan anak-anak harus ikut, saya udah tahu.</p><p style="text-align: justify;">Yang saya nggak tahu adalah pengalaman nggak menyenangkan selama perjalanan. <i>Well</i>, setiap jalan-jalan memang nggak pernah menyenangkan sih, buat saya. Tapi khusus untuk kali ini ternyata lebih parah dari yang biasanya. Bukan cuma saya merasa nggak nyaman selama di jalan, ternyata saya malah sakit berat sejak hari ke-3 sampai pulang ke rumah. Padahal awalnya saya sudah berencana untuk bikin tulisan bagus untuk blogpost ini, tapi karena sibuk sakit akhirnya malah cuma rebahan dan nahan sakit aja di bus dan yang dipikirin cuma pengen cepet-cepet pulang.</p><p style="text-align: justify;">Jadi, di postingan kali ini saya nggak bisa banyak cerita (<i>kayak biasanya banyak cerita aja?!</i> 😅) dan hanya akan share foto-foto yang sempat saya ambil selama perjalanan.</p><h4 style="text-align: justify;">Langit Jakarta yang menakutkan</h4><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Sejak naik kapal, saya sudah curiga waktu melihat kabut tebal di luar. Karena biasanya kami bisa melihat pulau Jawa dengan cukup baik ketika masih di laut. Tapi selama perjalanan berangkat, yang terlihat hanya kabut (<i>atau asap?</i>). Saya sempat berpikir kalau itu adalah jejak bekas hujan. Tapi karena selama beberapa bulan ini tidak ada berita tentang hujan, akhirnya saya cukup yakin kalau itu adalah kabut asap. </p><p style="text-align: left;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKD5IlDQ0ITB6G59hsSQ3JhrYzAT3Gtw_iXRjRHw1Es7hGp8zDJU6shiOs8PaJU2cyeSBULAxnSdcbSeesIfjbcsHauZZTktF2N4tFNDyw2t_isOVTlQPGiHSkdqnaTbv8Xm4pVRf0mmHJOK9of5iw01AAkgdPLZSgmctdTaD9dsOP8vRzDXOG3Fzh6fs/s8000/20231026_113449.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKD5IlDQ0ITB6G59hsSQ3JhrYzAT3Gtw_iXRjRHw1Es7hGp8zDJU6shiOs8PaJU2cyeSBULAxnSdcbSeesIfjbcsHauZZTktF2N4tFNDyw2t_isOVTlQPGiHSkdqnaTbv8Xm4pVRf0mmHJOK9of5iw01AAkgdPLZSgmctdTaD9dsOP8vRzDXOG3Fzh6fs/w640-h480/20231026_113449.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Awalnya saya pikir mendung, tapi cuaca sedang sangat panas.</td></tr></tbody></table></p><br /><p style="text-align: left;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUWp3iqu6JHTwU2rQVw8aTefToHIGeHJ7tVzp_OF9cQYwH730exbbI0qTFBI5FK4XLgBQxXjBe0Kb5HzXNSmgd7aCnzCJRB2b5-Uf-Xppkq3J5b6sQvd3h0Q-WspBGBIEMXGZ0kaJDjYjAuqoKxzGYlPlVf2-g3Cf532GAMqtnWtKxOhv-y2XBOEx9PIY/s8000/20231026_113503.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUWp3iqu6JHTwU2rQVw8aTefToHIGeHJ7tVzp_OF9cQYwH730exbbI0qTFBI5FK4XLgBQxXjBe0Kb5HzXNSmgd7aCnzCJRB2b5-Uf-Xppkq3J5b6sQvd3h0Q-WspBGBIEMXGZ0kaJDjYjAuqoKxzGYlPlVf2-g3Cf532GAMqtnWtKxOhv-y2XBOEx9PIY/w640-h480/20231026_113503.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Benar-benar nggak bisa lihat apa-apa.</td></tr></tbody></table></p><br /><p style="text-align: left;"><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxayB-YguEMBfTUxupqIze8kdZAdxrrEMoTJwM_2iKoBoFPjBZYkJisZmO5De05YLP8nk6uvIvQSFmVsl4LdvcYMmZ7XU_SFci-ojNhGUHjZGHjV9ODa3VhGDsd_hv4IxWZezZUHNwoKE837IBkQ2rZxXzwzIo2vG3veJT63-iUkuSSUBm1UuCmsFiSTk/s8000/20231026_113521.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxayB-YguEMBfTUxupqIze8kdZAdxrrEMoTJwM_2iKoBoFPjBZYkJisZmO5De05YLP8nk6uvIvQSFmVsl4LdvcYMmZ7XU_SFci-ojNhGUHjZGHjV9ODa3VhGDsd_hv4IxWZezZUHNwoKE837IBkQ2rZxXzwzIo2vG3veJT63-iUkuSSUBm1UuCmsFiSTk/w640-h480/20231026_113521.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cuma kabut asap sepanjang mata memandang.</td></tr></tbody></table></p><br /><p style="text-align: justify;">Setelah memasuki daerah Jakarta, dugaan saya tentang kabut asap yang kami lihat di kapal jadi makin kuat karena jelas-jelas langit Jakarta sangat kotor. Sayangnya saya nggak sempat ambil foto ketika bus kami melewati Jakarta, tapi sekarang saya jadi mengerti betapa berbahayanya kualitas udara di Jakarta.</p><h4 style="text-align: justify;">Kediri yang panas</h4><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Tempat pertama yang dikunjungi adalah Kediri. Di sini anak-anak belajar bahasa Inggris selama 3 hari di sebuah lembaga bimbingan bahasa Inggris di Pare. Qia dan Aqsha lumayan merasa nyaman karena memang kami hanya tinggal di kos-kosan sementara anak-anak belajar. Qia dan Aqsha sempat <i>membantu</i> pembimbing ngajar anak-anak dan itu jadi kenangan cukup menyenangkan buat mereka.</p><div><p style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUBP0IoB9Fvce-qoK1esMSYCt59_54yPa56SzsNKJnWj2qt6V_XKtnwVBXW_ctdFREfIl4CvOw11yhX71Pri3Z844pCByKgRzUE-uk61SMdD-FjMOORLNe6mBVu9lgHMuy_yKykTrhQJcW8JhVeoPozBdSSiGisZGRo_6tB1HszHJaF09FEWHYh8sJwWk/s8000/20231027_102856.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUBP0IoB9Fvce-qoK1esMSYCt59_54yPa56SzsNKJnWj2qt6V_XKtnwVBXW_ctdFREfIl4CvOw11yhX71Pri3Z844pCByKgRzUE-uk61SMdD-FjMOORLNe6mBVu9lgHMuy_yKykTrhQJcW8JhVeoPozBdSSiGisZGRo_6tB1HszHJaF09FEWHYh8sJwWk/w640-h480/20231027_102856.jpg" width="640" /></a></p><div><br /></div><p style="text-align: justify;">Hal pertama yang saya ingat tentang Kediri adalah waktu shalat yang jauh lebih awal dari Lampung. Kami berangkat dari Lampung hari Kamis pagi dan diberi tahu bahwa akan tiba di Kediri besok paginya. Karena sudah berpengalaman dari perjalanan sebelumnya, di mana shalat subuh selalu jadi waktu shalat paling tricky selama di jalan maka saya mempersiapkan diri di bus untuk berjaga-jaga, kalau-kalau bus tidak akan tiba di tempat tujuan tepat waktu.</p><p style="text-align: justify;">Dan benar saja, belum jam 4 pagi HP saya sudah azan. Seperti yang sudah saya duga, tempat singgah yang dituju masih jauh sehinga bus tidak akan berhenti di tempat random untuk shalat. Jadi saya wudhu dengan air mineral yang saya siapkan dan shalat di bus. Saya memutuskan untuk nggak peduli dengan anak-anak karena nggak mau bikin masalah dengan orang-orang yang berwenang. 😌</p><p style="text-align: justify;">Selama di Kediri, saya selalu merasa salah setiap kali masuk waktu shalat. Seperti misalnya shalat dzuhur, saya selalu menunggu lewat jam 12 karena rasanya aneh kalau melaksanakan shalat dzuhur sebelum jam 12 😂. Shalat maghrib pun sebelum jam 6 sore. Bikin saya jadi berpikir lagi tentang hakikat waktu yang ternyata memang relatif sekali. Karena kalau dipikir-pikir, nggak ada bedanya shalat subuh jam 4 atau jam 4.30 karena pada dasarnya bukan Kediri yang shalat lebih awal tapi memang lokasinya yang lebih dekat dengan matahari terbit.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirOZ974XODF_HAtEzdkU6MokNqFZkuu56rx9QsA0AbDm3Z6f70gEyWDefbeqYIROEgQAGC2hQMlq8O0kvRzMPCk4iWXanMjSEq3N7fbERQ0VMnXCKA1c9cGAwLhLTi4JSOH9Pv6s9BRqyRdgIknnDn7yyDQyA0ugGHa2brWnQ61Qi649PDvuScTW6EaLg/s8000/20231028_182100.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirOZ974XODF_HAtEzdkU6MokNqFZkuu56rx9QsA0AbDm3Z6f70gEyWDefbeqYIROEgQAGC2hQMlq8O0kvRzMPCk4iWXanMjSEq3N7fbERQ0VMnXCKA1c9cGAwLhLTi4JSOH9Pv6s9BRqyRdgIknnDn7yyDQyA0ugGHa2brWnQ61Qi649PDvuScTW6EaLg/w640-h480/20231028_182100.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEged5HkTryfkonWXtERcfHCGT08fkyiXsU3XeYVTmIFW06YJOvDrnFO_xL1v4QLGKVn04qTe3Q9Y5qZ7LHabRJ3s7TBpTC9ieA64RhtfvYvih7qxVXGqmSfv57alcYyuX3D_3SWca0szNHnNfaOdE5kkgAHFAd7d7v09a07gVbmx4bhD3WX_1b-_eY7PwA/s2640/20231028_183039.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1488" data-original-width="2640" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEged5HkTryfkonWXtERcfHCGT08fkyiXsU3XeYVTmIFW06YJOvDrnFO_xL1v4QLGKVn04qTe3Q9Y5qZ7LHabRJ3s7TBpTC9ieA64RhtfvYvih7qxVXGqmSfv57alcYyuX3D_3SWca0szNHnNfaOdE5kkgAHFAd7d7v09a07gVbmx4bhD3WX_1b-_eY7PwA/w640-h360/20231028_183039.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKEY6yHH7P4MtZ-h58EwK5-2YH5QYKR8UTiw9EYHj5QjVcBYkewEB1SUyY-XSK5E2Jemr28lFV5J8-rpj6g8ws5zGGrhec5WKJ8RssCIap1dKVvDB9cjSUYussbwnaT3wwUcznS79G_WqavSguzjYtG0NTy1xbSRoZSiC7v-Ew_efAuPkNUID8apoMWZ0/s8000/20231028_194634.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKEY6yHH7P4MtZ-h58EwK5-2YH5QYKR8UTiw9EYHj5QjVcBYkewEB1SUyY-XSK5E2Jemr28lFV5J8-rpj6g8ws5zGGrhec5WKJ8RssCIap1dKVvDB9cjSUYussbwnaT3wwUcznS79G_WqavSguzjYtG0NTy1xbSRoZSiC7v-Ew_efAuPkNUID8apoMWZ0/w480-h640/20231028_194634.jpg" width="480" /></a></div><div><br /></div><p style="text-align: justify;">Hal lain yang saya notice selama di Kediri adalah cuacanya yang panas. Di Bandar Lampung, cuaca maksimal di tengah hari adalah 34° sementara di Kediri 37° dan tidak banyak angin berhembus. Mungkin ada kaitannya juga dengan lokasi saya yang tinggal di pegunungan sehingga Kediri terasa sangat panas.</p><p style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_10r6eQ8yEr6CuBXXevbwF58PAuewfywOhF4MmqRGje_xzw9jkRlJaVDXSeNDvWW4BS_zYG66pW_PuA8T7b15Lgu2OlquTDqVuWHRYoot6V-6CRolZ3MTtwI1YyZmHUKazBgvLDuDXmNnpmovDXPzLzjq_Tha_Wy-AFKqj1YZYFy2iZ2GESgkj1vjZW0/s8000/20231029_131652.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_10r6eQ8yEr6CuBXXevbwF58PAuewfywOhF4MmqRGje_xzw9jkRlJaVDXSeNDvWW4BS_zYG66pW_PuA8T7b15Lgu2OlquTDqVuWHRYoot6V-6CRolZ3MTtwI1YyZmHUKazBgvLDuDXmNnpmovDXPzLzjq_Tha_Wy-AFKqj1YZYFy2iZ2GESgkj1vjZW0/w640-h480/20231029_131652.jpg" width="640" /></a></p><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKo7GDl-udntQ0KLsHPMAr5FZ5FhwmWxY37ZvQdKyUD9rax8vElXRhNHluSDE3myOFSwWjtfwuLzAAd6t7I3xxNlbKv_YPnuQPDPMg3GakdtAYy6Q5P8ufZb1o0J1HTsRpuLSPX2TTptB-VsTkyjGYBddr3oa9gnxdoGQvpA1s1vlI3LF51q4o_pP0GU/s8000/20231029_141602.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdKo7GDl-udntQ0KLsHPMAr5FZ5FhwmWxY37ZvQdKyUD9rax8vElXRhNHluSDE3myOFSwWjtfwuLzAAd6t7I3xxNlbKv_YPnuQPDPMg3GakdtAYy6Q5P8ufZb1o0J1HTsRpuLSPX2TTptB-VsTkyjGYBddr3oa9gnxdoGQvpA1s1vlI3LF51q4o_pP0GU/w480-h640/20231029_141602.jpg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;">Di Kediri kami sempat berkunjung ke salah satu tempat wisata yang menurut saya mirip Payungi di Metro, walaupun saya sendiri belum pernah juga ke Payungi 😅. Lalu main ke Simpang Lima dan foto-foto di sana. Walaupun saya sendiri cuma dapat 1 foto, tapi paling tidak ada bukti kalau pernah ke sana.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMEqZBlWM76K3iBySX0oEmldqDMGjj27BxGCEbUmq7ERkmDhT90CrZt1UMbL3LnrxU2Na8proRoiu56PMjX6I6L9xA7d3toTo_o1rfpT9HH2vPO6YWB_ixYUucYe_jXRMFI3R6stiNOvRcYgVpvMhfrxeZZ4fO9lwsfKMbZoP06vdybXF_6K996NYmBn8/s8000/20231029_141805.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMEqZBlWM76K3iBySX0oEmldqDMGjj27BxGCEbUmq7ERkmDhT90CrZt1UMbL3LnrxU2Na8proRoiu56PMjX6I6L9xA7d3toTo_o1rfpT9HH2vPO6YWB_ixYUucYe_jXRMFI3R6stiNOvRcYgVpvMhfrxeZZ4fO9lwsfKMbZoP06vdybXF_6K996NYmBn8/w480-h640/20231029_141805.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Q3TvZtuxUR63yYPfRF-fcRaXoVj-oxfJbrTWWN51d88ASjp8F1di4ztBjvim2inGuCgbzcA578UtxcpACwKyvR6imgxmwQ-59VjZhrWMs2e6kXVDN2G7Vh3_7MbzOfszpT5TuyFOz34VWrqRyw65rixkVL68D_11AD43t0Y58qQAwSc91pFftCCH5xs/s8000/20231029_142046.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Q3TvZtuxUR63yYPfRF-fcRaXoVj-oxfJbrTWWN51d88ASjp8F1di4ztBjvim2inGuCgbzcA578UtxcpACwKyvR6imgxmwQ-59VjZhrWMs2e6kXVDN2G7Vh3_7MbzOfszpT5TuyFOz34VWrqRyw65rixkVL68D_11AD43t0Y58qQAwSc91pFftCCH5xs/w480-h640/20231029_142046.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj07rHyzNxQ7YxpuqeKq7HRHtzYXofyGNM4U4mYyLAYldNWagwHDpJgozbeVjpzlez8vpI8JsZDUhTM5bO2stJ-QNpJohAqjYEq6F7twrMxpwTk8LinabSaGlYiMaMQmpcm9UefH1gXbgj5KLgj9vRSBwzOlnr-_ryLW1FPqSXP43I1Cq5ygqh9njwN7vY/s8000/20231029_142253.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj07rHyzNxQ7YxpuqeKq7HRHtzYXofyGNM4U4mYyLAYldNWagwHDpJgozbeVjpzlez8vpI8JsZDUhTM5bO2stJ-QNpJohAqjYEq6F7twrMxpwTk8LinabSaGlYiMaMQmpcm9UefH1gXbgj5KLgj9vRSBwzOlnr-_ryLW1FPqSXP43I1Cq5ygqh9njwN7vY/w480-h640/20231029_142253.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU0gcqXMTaLRgCCCuJHnwhvz61Lafv9ZAUGdEXf6XRcZfgy3Qy_4DQot2V3ndfnH4OdoDghPhTioskEAtAoB34mN4O0zOgTclq5jIkmn9HXLuJYcPBsDzMgd8rqNNTyP5XuRWsCWiOM3grr1dN6gvDujSvzlSD33JjcCPK3HfPg_1dxnnbpLvfHwpvsH0/s8000/20231029_142314.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhU0gcqXMTaLRgCCCuJHnwhvz61Lafv9ZAUGdEXf6XRcZfgy3Qy_4DQot2V3ndfnH4OdoDghPhTioskEAtAoB34mN4O0zOgTclq5jIkmn9HXLuJYcPBsDzMgd8rqNNTyP5XuRWsCWiOM3grr1dN6gvDujSvzlSD33JjcCPK3HfPg_1dxnnbpLvfHwpvsH0/w480-h640/20231029_142314.jpg" width="480" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6_FLzvpmt5dCZoacIQOUHgsaVS4Jy7u65PU1pEsWgjYm7mnP2bF-cPIhoDI5uAOXc5beEbfUK7mfFJldr5eZUqegZqE-KoSa73cITBZZiVYP7CzrG7M9kLv6qzT60icrJNcFyvx4AZKuzFsSK3T6SUO0eaIDbj9k4d0-11GqOnMzf8VhMrluWkGL8RFo/s8000/20231029_151452.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6_FLzvpmt5dCZoacIQOUHgsaVS4Jy7u65PU1pEsWgjYm7mnP2bF-cPIhoDI5uAOXc5beEbfUK7mfFJldr5eZUqegZqE-KoSa73cITBZZiVYP7CzrG7M9kLv6qzT60icrJNcFyvx4AZKuzFsSK3T6SUO0eaIDbj9k4d0-11GqOnMzf8VhMrluWkGL8RFo/w640-h480/20231029_151452.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdsYRHUjYiZ5u92QpEyUVgsPc9mQmi_nw3TUUOZZjjkhSkLQWU3ZgK5L7vUq-eV-v3jjJVKZdW6xUmt7uVZgdXohyphenhyphenQGg_MXMXOt6FO5_LlHCFLc7pxL7sGtBp-Xze7T0oSAa5XFtVL8z7wpb8M9KQzo0bITdQRWzgzjwYyQgqRszyanu4NLuYWwH8nkaY/s8000/20231029_152607.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdsYRHUjYiZ5u92QpEyUVgsPc9mQmi_nw3TUUOZZjjkhSkLQWU3ZgK5L7vUq-eV-v3jjJVKZdW6xUmt7uVZgdXohyphenhyphenQGg_MXMXOt6FO5_LlHCFLc7pxL7sGtBp-Xze7T0oSAa5XFtVL8z7wpb8M9KQzo0bITdQRWzgzjwYyQgqRszyanu4NLuYWwH8nkaY/w640-h480/20231029_152607.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgFlzYN0xVsA5N0HpeMXrJHrcRCbw7Da8a5mLS0qWby-0OcT5Zth8Tug-UGCzQJfbRtM_-W5SrsfynAI5h-3HFnf4TVTeDn7a0Bnf1n3PhgKQ57T7xpBdeMasr-KkhPYlTNdf1bEiB9nRCwxW7v5MrZN3YwSi8zefjMKzpr3KqC7BiThaaXC1av4CKSVk/s8000/20231029_212156.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgFlzYN0xVsA5N0HpeMXrJHrcRCbw7Da8a5mLS0qWby-0OcT5Zth8Tug-UGCzQJfbRtM_-W5SrsfynAI5h-3HFnf4TVTeDn7a0Bnf1n3PhgKQ57T7xpBdeMasr-KkhPYlTNdf1bEiB9nRCwxW7v5MrZN3YwSi8zefjMKzpr3KqC7BiThaaXC1av4CKSVk/w480-h640/20231029_212156.jpg" width="480" /></a></div><h4 style="text-align: left;">Bromo, lalu sudah</h4></div><div><br /></div><div><p style="text-align: justify;">Minggu malam kami bertolak ke Bromo, dan sampai menjelang subuh. Kira-kira sekitar jam 3 pagi. Satu hal yang saya sesalkan tentang Bromo adalah karena saya tidak menyiapkan apapun untuk ke sana. Untungnya Qia dan Aqsha adalah anak-anak yang sangat mudah merasa kepanasan sehingga udara dingin di Bromo tidak terlalu mempengaruhi mereka. Dan tentu saja saya yang paling merasa menderita selama berada di sana. </p><p style="text-align: justify;">Saya adalah orang yang walaupun sekarang cuaca sedang sangat panas, tetap tidur pakai selimut setiap malam. Yang akan langsung masuk angin kalau sebentar saja kena kipas angin. Dan tiba-tiba ke Bromo tanpa membawa jaket dan persiapan yang lainnya. Di Bromo inilah saya mulai merasa tidak enak badan, diare, lanjut demam, sakit perut sampai tiba di rumah sepekan kemudian. Makanya foto-fotonya berakhir di sini karena setelah dari Bromo saya hanyalah ibu-ibu tidak berguna yang gegoleran di bus sambil sesekali mengganggu petugas kesehatan meminta obat.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiZTf9NI1bry2ZXsQ1I7HcucaRNpqLsK35EOUC5sta8ytZjEOnHXpX8JogWdupUAv1HoR_QzMy1ScnvL3oCc2yxcAH7oxBPGt_l_gSVWw-MspmdBnSKDg_ihnI42ih1exs2rmXzeQC-prDx9uWm-j20k6tC6sgot5TL1HqD9T6bs_rIXE7FTtJqB8ba7o/s8000/20231030_043107.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiZTf9NI1bry2ZXsQ1I7HcucaRNpqLsK35EOUC5sta8ytZjEOnHXpX8JogWdupUAv1HoR_QzMy1ScnvL3oCc2yxcAH7oxBPGt_l_gSVWw-MspmdBnSKDg_ihnI42ih1exs2rmXzeQC-prDx9uWm-j20k6tC6sgot5TL1HqD9T6bs_rIXE7FTtJqB8ba7o/w640-h480/20231030_043107.jpg" width="640" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsV-calaR_5P1L9ERf85tkmvwQAX9o19UMsUALqpMqSKBQ6730QlNNSszX48Kqh_Kw5IN-GP4U8U5lDEVcHeLCa6YEIiGNWjZQC3NYgAe2zR3PGVqHgmj_zdgL-NhGHxXwlV3vLmEN-iDeG97I72gkiVambj1dBUOM0enyO0raZSaY6IsWWKLe3MGEiss/s8000/20231030_043141.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsV-calaR_5P1L9ERf85tkmvwQAX9o19UMsUALqpMqSKBQ6730QlNNSszX48Kqh_Kw5IN-GP4U8U5lDEVcHeLCa6YEIiGNWjZQC3NYgAe2zR3PGVqHgmj_zdgL-NhGHxXwlV3vLmEN-iDeG97I72gkiVambj1dBUOM0enyO0raZSaY6IsWWKLe3MGEiss/w640-h480/20231030_043141.jpg" width="640" /></a></div><br /><p><br /></p></div>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-9363550975031569042023-10-31T11:00:00.018+07:002023-11-20T13:00:18.284+07:00Mengapa generasi muda kita begitu lemah?<p><br /></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRdjrOOLl3cfu4WNsWI_77NB33NYhJTRl7oGKL2nOQwD0mgv-m7lA5JqgoCuTk2ZJq6VYXzBJ5iphvyxZB7tjI9OS_Z7ILYN46UsAHvRsQMNJw3n7CTh2Jf_lYTyG5SYQ5WV4Cu3Mtmd60SL5Aq48eAqXVQmqnQliWeGioMnXCuu5PsrYLriyr_qcR/s3000/tabitha-turner-BOJ6mji9J78-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3000" data-original-width="2400" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRdjrOOLl3cfu4WNsWI_77NB33NYhJTRl7oGKL2nOQwD0mgv-m7lA5JqgoCuTk2ZJq6VYXzBJ5iphvyxZB7tjI9OS_Z7ILYN46UsAHvRsQMNJw3n7CTh2Jf_lYTyG5SYQ5WV4Cu3Mtmd60SL5Aq48eAqXVQmqnQliWeGioMnXCuu5PsrYLriyr_qcR/w512-h640/tabitha-turner-BOJ6mji9J78-unsplash.jpg" width="512" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/ja/@tabithabrooke?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">tabitha turner</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/BOJ6mji9J78?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><div><p style="text-align: justify;">Di media sosial, terutama instagram banyak sekali saya menemukan konten tentang perbedaan antar generasi. Paling banyak saya temui adalah yang temanya tentang parenting dan dunia kerja. Rata-rata intinya menunjukkan bahwa generasi Z adalah generasi yang lemah, mudah mengeluh dan sangat rapuh. Sebagai guru selama kurang lebih 10 tahun, saya pun setuju bahwa makin ke sini anak-anak yang lahir setelah tahun 1995 lebih sulit untuk dihadapi. Dan ternyata ada kajian menarik mengenai fenomena ini.</p><p style="text-align: justify;">Setiap generasi suka mengeluh tentang generasi yang akan datang. Hal itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Kita yang muslim pasti pernah mendengar tentang percakapan Ali bin Abi Thalib ketika ditanya salah seorang warganya ketika menjadi khalifah,</p><p style="text-align: justify;">'Abidatu as-Salmaini berkata kepada Ali bin Abi Thalib, <i>"Wahai Amirul Mukminin! Apakah gerangan Abu Bakar dan Umar, mengapa semua rakyat tunduk dan patuh kepada keduanya? Wilayah kekuasaan yangg semula lebih sempit dari satu jengkal lalu meluas dalam kekuasaan mereka? Lalu saat engkau dan Utsman menggantikan posisi keduanya, rakyat tidak lagi tunduk dan patuh terhadap kalian berdua, sehingga kekuasaan yang luas ini menjadi sempit buat kalian?"</i></p><p style="text-align: justify;">Ali bin Abi Thalib menjawab, <i style="background-color: #ea9999;">"Karena rakyat mereka berdua adalah orang-orang yang seperti aku dan Utsman, sementara rakyatku sekarang adalah kamu dan orang-orang yang sepertimu."</i></p><p style="text-align: justify;">Dalam hadits Rasulullah saw juga sudah mengisyaratkan bahwa generasi yang datang setelah generasi sahabat akan makin menurun kualitasnya, <i><b>"Sebaik-baik umat adalah generasiku, kemudian setelahnyna, kemudian setelahnya."</b></i> (HR Bukhari & Muslim)</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUZFxcr7HuEkcZ6b2_K-kaWASYbyZwM7ixOe46KrSBluoGBWL3FOS65Dnn9tPUXnD4dmyigC_H8lb67exKHXMGd5cbmLzAef5unq5oI27U44oYoEJcCFrWwB5KXaH0xMWRkFYLBc-KJZU85NZgx55DgHWYs1dZmr_eVxCptN2obspN2uvhmI1jd9DeaxU/s5760/yuri-shirota-p0hDztR46cw-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3822" data-original-width="5760" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUZFxcr7HuEkcZ6b2_K-kaWASYbyZwM7ixOe46KrSBluoGBWL3FOS65Dnn9tPUXnD4dmyigC_H8lb67exKHXMGd5cbmLzAef5unq5oI27U44oYoEJcCFrWwB5KXaH0xMWRkFYLBc-KJZU85NZgx55DgHWYs1dZmr_eVxCptN2obspN2uvhmI1jd9DeaxU/w640-h424/yuri-shirota-p0hDztR46cw-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@itshoobastank?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Yuri Shirota</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/boy-sitting-on-white-cloth-surrounded-by-toys-p0hDztR46cw?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Dalam sebuah video Youtube yang menghadirkan seorang Social psychologist -Jonathan Haidt, disebutkan bahwa salah satu penyebab anak-anak di Amerika menjadi rapuh adalah karena mereka dibesarkan dengan prinsip "<i>moral dependency</i>". Mereka jarang bermain ke luar rumah dengan teman-temannya. Lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan gawainya dan berinteraksi dengan cara itu. Generasi Z adalah anak-anak yang mengenal media sosial sejak usia 13 tahun atau bahkan kurang dari itu. Mereka mendapatkan materi dan konten anti-bullying bahkan di sekolah, dan mendapatkan lebih banyak pengawasan dari manusia dewasa. Secara umum, generasi Z tidak mendapatkan kebebasan yang didapat oleh generasi sebelumnya. Karena selalu ada orang dewasa yang bisa mereka datangi setiap menghadapi masalah akhirnya mereka menjadi lebih kesulitan untuk menyelesaikan masalah sendiri.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>When we protect children from unpleasantness, from conflicts, from insults, from teasing, from exclusion, we are setting them up to be weak, to be more easily damaged, to be more easily discouraged.</blockquote><p></p><h4 style="text-align: justify;">Lalu mengapa generasi Z begitu dilindungi?</h4><p style="text-align: justify;">Pada tahun 1980an, ada beberapa kasus penculikan terkenal dan diberitakan di televisi. Lalu muncul iklan layanan masyarakat tentang bahayanya anak yang dibiarkan sendirian di luar rumah atau berbicara dengan orang asing. Hingga akhirnya para orangtua merasa panik dan berpikir bahwa jika anak-anak berada diluar jangkauan perhatian mereka maka anak-anak akan diculik. Hal ini terus berlanjut hingga masuk di tahun 1990an, ada semacam konsensus para orang tua bahwa anak-anak tidak bisa bermain sendiri ke luar rumah sebelum berusia 14 atau 15 tahun.</p><p style="text-align: justify;">Saya sendiri masih ingat dulu ada beberapa kali masanya kasus penculikan anak begitu marak diberitakan di televisi maupun dari mulut ke mulut. Ada beberapa saatnya ketika bapak dan mamak berinisiatif menjemput sendiri setiap saya pulang sekolah. Namun itu tidak berlangsung lama, mungkin karena kondisi masyarakat Indonesia yang secara ekonomi jauh di bawah Amerika sehingga propaganda dengan cara seperti itu tidak terlalu berhasil.</p><p style="text-align: justify;">Di Amerika, Lenore Skenazy, yang menulis buku "Free Range Kids" menjadi terkenal sebagai "ibu terburuk di Amerika" karena pada tahun 2009, ia membiarkan putranya yang berusia 9 tahun menaiki kereta bawah tanah New York City. Padahal anaknya baik-baik saja, bahkan merasa senang karena dia merasa telah belajar sesuatu yang baru. Dia merasa bisa keluar melihat dunia. Sama persis seperti waktu pertama kali saya naik angkot sendirian dari sekolah ke pasar. Ketika saya muncul sendirian ke toko orang tua saya di pasar, mereka sangat kaget dan khawatir. Tapi melihat saya baik-baik saja akhirnya mereka malah mengatakan, "oh kamu sudah besar sekarang."</p><p style="text-align: justify;">Jonathan Haidt menjelaskan dalam video tersebut, dalam sepanjang sejarah manusia, normalnya usia 8-12 tahun adalah masa dimana anak-anak melatih kemandirian, berpetualang, membuat rakit dan mengarungi sungai. Namun kita merampas periode itu dan mengatakan kepada mereka, "kamu belum boleh melakukan ini/itu" hingga semuanya sudah terlambat dan tiba-tiba ketika anak kita berusia 17-18 tahun kita berkata, "sekarang pergilah kuliah." Mereka tidak siap, karena mereka tidak terbiasa mandiri. Ketika mereka masuk kuliah, mereka butuh lebih banyak bantuan.</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>They are asking adults for more help. '<i>Protect me from this. Punish him for saying that. Protect me from that book.</i>' Students are thinking in terms of safety and danger. Students say, by their own admission, they are more fragile. They use a language of fragility, weakness, trauma, triggering. They see triggers all over the world.</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;">Waktu menyimak video itu, saya merasa sangat relate dengan pemaparannya. Kita pun di sini sering sekali mendapati anak-anak yang mudah ke<i>trigger</i>, kan? Kena kritik sedikit langsung stress, dikasih beban tugas agak banyakan langsung depresi, capek sedikit langsung merasa butuh healing. Mengapa? Karena mereka menganggap dunia ini penuh dengan <i>trigger</i>. <span style="background-color: #ea9999;"><b>Memangnya trigger itu apa sih?</b></span></p><p style="text-align: justify;">Salah satu definisi dari trigger adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang merasa kesal, takut atau cemas. Haidt menjelaskan, kita seharusnya tidak mengajarkan kepada anak bahwa dunia ini tempat yang berbahaya. <span style="background-color: #b6d7a8;"><i><b>We should teach them to live in a world that is physically quite safe, but full of offensive statements and ideas, especially on the internet</b></i>.</span></p><p style="text-align: justify;">Lalu di salah satu video lain yang saya temukan, ada satu asumsi lain tentang alasan dibalik lemahnya generasi Z. Yaitu mereka tidak pernah merasakan '<i>delay of gratification</i>". Generasi Z adalah anak-anak yang lahir dengan berbagai kemudahan. Mereka tidak perlu menunggu satu minggu untuk menikmati acara TV favorit ditayangkan. Mereka lahir ketika bimbingan belajar privat sedang tumbuh menjamur. Dan ditambah dengan kehadiran internet, apa saja yang mereka butuhkan -bahkan yang tidak dibutuhkan- bisa dengan mudah mereka akses lewat gawai dalam genggaman. Menariknya, sebenarnya konsep ini adalah sebuah prinsip hidup yang sangat melekat dengan ajaran Islam. </p><p style="text-align: justify;">Pekan lalu ketika meeting pekanan bersama <a href="http://rahmahstudy.club" target="_blank">Rahmah Study Club</a>, kami membahas surat Adh-Dhuha. Dan ketika menyimak kajian Ustadz Budi Ashari mengenai ayat 5 beliau mengatakan bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang bagaimana Allah menanamkan konsep pendidikan pada diri Rasulullah saw. yaitu dengan kesabaran. Bahwa Allah berjanji akan memberi kepada Rasulullah saw, tapi nanti. Dan janji Allah pasti ditepati. Menjadi miris jika ternyata prinsip pendidikan ini ternyata tidak kita terapkan juga kepada anak-anak kita karena pola pikir '<i>yang penting anak saya bahagia</i>.'</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPyjtXHaLXoHgLMAc8pEych3T7zZwQyUqW3EKefbiPAcpvCBiun8aIprP1E3N8FXwWXRV_lrhoyeUGM8QvgtMwvwP1388gpxJ4b3_rTQdvY3H-eYZyIBmUt_wOYpo6p71iAG1CjwTjsSLrwPp3y_KMSkHBHg59W7d7UkHrEO_pUMINTtJNQ0H47Axc4R8/s3024/hannah-busing-4J16oO4MmXs-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPyjtXHaLXoHgLMAc8pEych3T7zZwQyUqW3EKefbiPAcpvCBiun8aIprP1E3N8FXwWXRV_lrhoyeUGM8QvgtMwvwP1388gpxJ4b3_rTQdvY3H-eYZyIBmUt_wOYpo6p71iAG1CjwTjsSLrwPp3y_KMSkHBHg59W7d7UkHrEO_pUMINTtJNQ0H47Axc4R8/w640-h640/hannah-busing-4J16oO4MmXs-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@hannahbusing?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Hannah Busing</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/white-worth-the-wait-sign-on-brown-wooden-board-4J16oO4MmXs?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Pada intinya, jika kita ingin membesarkan generasi yang dapat menghadapi segala jenis tantangan, kita perlu menyelaraskan praktik pendidikan kita dengan beberapa prinsip psikologis yang sangat mendasar dan penting. Lagi-lagi Jonathan Haidt mengingatkan;</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>We are all prone to motivated reasoning and the confirmation bias, and we're all prone to tribalism, and black-and-white thinking. We need to be educating kids so that they do less of this stuff.</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;">Kita semua rentan terhadap <i>motivated reasoning</i> dan bias konfirmasi, dan kita semua rentan terhadap kesukuan, dan pemikiran hitam-putih. Kita perlu mendidik anak-anak agar mereka mengurangi hal-hal ini.</p><h4 style="text-align: justify;">Motivated reasoning(?)</h4><p style="text-align: justify;"><b style="background-color: #9fc5e8;"><i>Always trust your feelings</i>. Dengarkan kata hatimu.</b> Terdengar bijaksana dan romantis, ya? Ternyata pemikiran seperti ini tidak sepenuhnya benar. Orang-orang bijak di seluruh dunia telah memperhatikan bahwa kita tidak bereaksi terhadap dunia sebagaimana adanya, melainkan melalui konstruksi dan persepsi.</p><p style="text-align: justify;">Epictetus berkata, "Bukan hal-hal itu yang mengganggu kita, melainkan interpretasi kita terhadap hal-hal tersebut yang mengganggu kita." Jonathan Haidt mengutip perkataan Homer Simpson -karakter di The Simpson- yang menurut saya cukup menarik. <i style="background-color: #b4a7d6;">"Shut up, brain! Or I'll stab you with a Q-tp!"</i> <b>Self-talk!!!</b> Otak kita tidak pernah berhenti, dia terus bekerja dan dalam aktifitasnya otak bekerja untuk melindungi diri kita. Jika kita tidak mengendalikannya, maka kita akan dikalahkan oleh persepsi kita terhadap dunia luar yang terkadang dipengaruhi oleh emosi. Maka, tradisi <i>self-talk</i> yang mengarah pada <i>self-control</i> yang sudah diwariskan para ulama kita sejak generasi salaf, mestinya kita lestarikan lagi. Bukan self-talk yang justru melemahkan diri karena kita tunduk pada emosi.</p><p style="text-align: justify;">Mari kita simak bagaimana Fudhail bin Iyadh melakukan <i>self-talk</i> untuk mengendalikan dirinya;</p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote><p style="text-align: justify;">Wahai orang yang malang, engkau berbuat buruk sementara engkau memandang dirimu sebagai orang yang berbuat kebaikan</p><p style="text-align: justify;">Engkau adalah orang yang bodoh sementara enggkau justru menilai dirimu sebagai orang berilmu</p><p style="text-align: justify;">Engkau kikir sementara engkau mengira dirimu orang yang pemurah</p><p style="text-align: justify;">Engkau dungu sementara engkau melihat dirimu cerdas</p><p style="text-align: justify;">Ajalmu sangatlah pendek, sedangkan angan-anganmu sangatlah panjang.</p></blockquote><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;">Haidt mengatakan bahwa di kampus-kampus saat ini para mahasiswa didorong untuk mengikuti perasaan mereka. Jika mereka merasa tersinggung oleh sesuatu, maka mereka merasa telah diserang. Mereka seharusnya tidak mengikuti perasaan itu. Tetapi orang yang bijaksana akan berkata, "sebentar, apakah ada cara lain untuk menghadapi ini?" </p><p style="text-align: justify;"></p><blockquote>These are crucial skills for critical thinking. These are crucial skills for mental health. And we need to be teaching young people at all stages to question their first interpretations, look for evidence, and improve the way they interpret the world.</blockquote><p></p><p style="text-align: justify;"><b>Cognitive Behavioral Therapy/CBT (Terapi Perilaku Kognitif)</b></p><p style="text-align: justify;">CBT merupakan cara untuk mengajarkan orang melakukan persis seperti apa yang disebutkan di atas. Mempertanyakan perasaan mereka dan mencari bukti. Dalam CBT, kita akan mempelajari sekitar 15 distorsi/kesalahan logika dalam berpikir; memburuk-burukkan, berpikir hitam-putih, memberi label, atau menebak pikiran. Aaron Beck, seorang psikiater pada tahun 1960an memperhatikan bahwa orang yang depresi dan cemas memiliki cara berpikir bahwa, "Saya buruk. Masa depan itu buruk. Masa depan saya - dan dunia adalah tempat yang buruk." Cara berpikir seperti ini, bertemu dengan lingkungan yang tidak mendukung akan semakin menguatkan perasaan depresi.</p><p style="text-align: justify;">Jika kita bisa memperbaiki pemikiran dan mematahkan keyakinan-keyakinan yang melemahkan maka kita akan terbebas dari depresi. Haidt menjelaskan bahwa ada cara-cara lain untuk mengatasi pola pikir keliru namun CBT adalah praktik yang paling mudah dan sudah terbukti memiliki dampak yang besar terhadap berbagai penyakit mental, terutama yang berhubungan dengan depresi dan kecemasan. Dan jika kita melihat kembali ke Islam, sesungguhnya CBT ini juga bukan hal yang asing bagi kita.</p><p style="text-align: justify;"><b>وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًۭٔا وَهُوَ شَرٌّۭ لَّكُمْ ۗ</b></p><p style="text-align: justify;"><i>"...Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, dan bisa jadi kamu mencintai sesuatu padahal itu buruk bagimu..."</i> (Al-Baqarah 216)</p><p style="text-align: justify;">Ayat di atas berbicara tentang kewajiban perang yang tidak mungkin disukai oleh manusia. Namun Allah mengajarkan kepada kita pada hal ini, bahwa sesungguhnya hal yang tidak kita sukai tidak selalu buruk bagi kita. Dan selama kita percaya kepada Allah, tidak ada yang buruk bagi orang yang beriman. Bahkan musibah dan kesulitan hidup adalah berkah dan kasih sayang dari Allah jika kita memiliki persepsi yang benar terhadap takdir Allah.</p><p style="text-align: justify;">Pertanyaannya adalah, bisakah kita mengajarkan kepada anak-anak kita tentang konsep ini? Karena tentu saja kita tidak bisa meminta sekolah untuk mengambil alih semua tugas pendidikan ini. Jika kita bisa mengajarkan bagaimana cara berpikir yang benar tentang hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka, maka insyaallah anak-anak kita akan menjadi lebih tahan terhadap gangguan-gangguan yang mungkin lebih besar di masa yang akan datang.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6rUvBlCN2SuW9DLL5a6wLT3OfqnBsp8Sbs6XVSxd9NyUVhZhQ-j_sV6UwpB9YKi5jYmnZQZ6nKXDdVEb0Fuv0yXTcJpBe62ERmzIN6HrG0zzs3fozGDXxtECmWvgKnKb4YgsyBt3627k9a9aCiHo-rUlz-r4kB2hnTAyo-H2hm_7po8W2V1pU__G-3H8/s3131/nik-z1d-LP8sjuI-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3131" data-original-width="2565" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6rUvBlCN2SuW9DLL5a6wLT3OfqnBsp8Sbs6XVSxd9NyUVhZhQ-j_sV6UwpB9YKi5jYmnZQZ6nKXDdVEb0Fuv0yXTcJpBe62ERmzIN6HrG0zzs3fozGDXxtECmWvgKnKb4YgsyBt3627k9a9aCiHo-rUlz-r4kB2hnTAyo-H2hm_7po8W2V1pU__G-3H8/w524-h640/nik-z1d-LP8sjuI-unsplash.jpg" width="524" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@helloimnik?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Nik</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/difficult-roads-lead-to-beautiful-destinations-desk-decor-z1d-LP8sjuI?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><h4 style="text-align: justify;">Kesukuan/Rasisme</h4><p style="text-align: justify;">Jika kita pikirkan lagi, manusia selalu ingin bersaing dengan manusia lainnya. Haidt mengatakan bahwa sifat manusia sangat cocok untuk konflik antarkelompok atau antar suku. Dan ini terbukti dari sejarah nenek moyang kita, <i>bahkan hingga saat ini</i>.</p><p style="text-align: justify;">Secara umum, kita berusaha untuk mengubah sejarah kelam itu tanpa menghilangkan naluri bersaing kita. Kini kita memiliki olimpiade, lomba persaudaraan dan bermacam-macam kompetisi. Hal ini tentu menyenangkan dan baik untuk kita, namun di sisi lain kadang bisa menjadi bumerang jika diiringi dengan kefanatikan. Di sekolah atau kampus, kita melihat bentuk-bentuk pendidikan yang mengajarkan siswa untuk membuat semakin banyak perbedaan dan membuat mereka -<i>lagi-lagi</i>- membuat persepsi bahwa orang-orang yang kaya biasanya buruk dan yang lebih rendah biasanya baik. Atau persepsi-persepsi lain.</p><p style="text-align: justify;">Saya setuju bahwa ego kesukuan ini adalah pedang bermata dua. Jika terlalu fanatik maka bisa jatuh pada rasisme, namun jika dinegasikan seluruhnya akan menghilangkan identitas diri seorang manusia. Lalu apa hubungannya dengan kelemahan mental generasi kita?</p><p style="text-align: justify;">Generasi Z hidup di masa tembok-tembok perbatasan nasional sudah tidak terlihat. Qia, anak saya misalnya (generasi Alpha) sudah memiliki teman dari berbagai negara melalui game Roblox. Dia perlu untuk menyiapkan dirinya dalam berinteraksi dengan teman-temannya yang merupakan masyarakat dunia, maka ego kesukuannya harus ditekan. Namun di sisi lain, identitasnya sebagai muslim dan orang Indonesia seharusnya tidak hilang agar kebanggaan terhadap identitas dirinya tidak hilang.</p><p style="text-align: justify;">Masalah yang sering dihadapi generasi Z berkaitan dengan hal ini adalah diantara 2 hal; mereka yang terlalu membanggakan diri dan kelompoknya sehingga fenomena bullying semakin marak terjadi di mana-mana, atau justru yang kehilangan jati diri karena merasa dirinya tidak bisa <i>fit in</i> dengan lingkungan dimana dirinya berada. Anak-anak kita butuh <i>self-awareness</i> yang kuat agar tidak mudah terjebak pada salah satunya.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlijAGcU5K5zc3dZip7a5w9RYgoa-j3xpibLAlW31ldtMC2N81ILpnu_v7gZaiTg9qcWF07euoWV3tONS5PlVjQNaixJnQSIXsEklZpAVOSvR3k5fTfxBFL-WivLqP4aUqrvM5U3tVOVXSQwadx6UApHsa2UzuRuq7RMIplwae0EMG6uD1h_U2H3cIUV8/s3682/susan-wilkinson-EDJKEXFbzHA-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2837" data-original-width="3682" height="494" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlijAGcU5K5zc3dZip7a5w9RYgoa-j3xpibLAlW31ldtMC2N81ILpnu_v7gZaiTg9qcWF07euoWV3tONS5PlVjQNaixJnQSIXsEklZpAVOSvR3k5fTfxBFL-WivLqP4aUqrvM5U3tVOVXSQwadx6UApHsa2UzuRuq7RMIplwae0EMG6uD1h_U2H3cIUV8/w640-h494/susan-wilkinson-EDJKEXFbzHA-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@susan_wilkinson?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Susan Wilkinson</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/happy-new-year-greeting-card-EDJKEXFbzHA?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Jika kita menengok pada tujuan manusia diciptakan bersuku-suku, dalam Al-Qur'an Allah mengatakan bahwa tujuannya adalah supaya kita saling mengenal. Lebih awal sebelum ayat tersebut, kita diperintahkan agar tidak mudah berprasangka. Perasaan menganggap golongan atau orang lain berbeda dalam keutamaan membuat kita mudah merasa kecil atau justru jumawa. Maka pemahaman yang tepat tentang QS Al-Hujurat ayat 12-13 sangat diperlukan agar anak-anak kita bisa membawa dirinya dengan persepsi yang benar tentang manusia lain, tentang kesetaraan dan pergaulan. Dengan begitu, semoga mereka menjadi anak yang lebih percaya diri namun juga penuh toleransi.</p></div>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-41255422011376187232023-10-21T18:51:00.004+07:002023-10-24T09:50:50.382+07:00Drama sakit gigi di Klinik Imam Bonjol Bandar Lampung<p style="text-align: justify;">Hari ini saya memeriksakan gigi untuk ketiga kalinya setelah 2 kali sebelumnya saya lakukan sejak setahun lalu. 3 kali periksa, 3 kali juga ganti dokter. Sungguh sebuah petualangan buat saya karena rasanya aneh saja ketika satu gigi ini harus ditangani 3 orang dokter yang punya pendapat beda-beda.</p><p style="text-align: justify;">Jadi ceritanya setahun yang lalu saya memutuskan untuk memeriksakan gigi karena mulai merasakan ngilu luar biasa setiap kali makan. Saya memutuskan untuk pindah faskes dulu sebelum periksa karena tahu biaya ke dokter gigi itu tidaklah murah. Tapi karena satu dan lain hal, prosesnya butuh waktu agak lama jadi akhirnya saya ikhlaskan diri untuk periksa tanpa tanggungan BPJS.</p><p style="text-align: justify;">Sore hari, sekitar jam 5 saya ke klinik Imam Bonjol dekat pasar gintung. Di sana saya harus menunggu dulu sekian lama sampai dokternya datang. Alhamdulillah antrean saat itu tidak banyak, saya masuk ruangan setelah sebelumnya seorang anak cabut gigi. Begitu masuk, saya sempat kaget karena dokter giginya seorang perempuan muda. Bukan apa-apa, selama ini saya selalu diberi tahu bahwa dokter gigi di klinik ini adalah seorang "ummahat tertarbiyah". Tapi karena sudah terlanjur masuk, yasudah saya tetap konsultasi saja.</p><p style="text-align: justify;">Pemeriksaan pertama ini paling berkesan buat saya. Saya cukup yakin bu dokter ini masih baru karena dia terlihat tidak terlalu familiar dengan alat-alat yang ada di klinik tersebut. Tapi yang menyenangkan, cara dia memeriksa dan menjelaskan membuat saya ingin melanjutkan tindakan sama dia. Waktu lihat kondisi gigi saya, dia langsung tahu kalau saya tidak pernah ke dokter gigi. Dan menjelaskan, "jangan dikira gigi yang terlihat bersih itu nggak bisa berlubang lho, Bu." </p><p style="text-align: justify;">Meskipun saya bilang yang sakit di gigi kiri, dia sampai periksa semua area mulut saya. Dan dari situlah terkonfirmasi kalau saya punya 2 gigi bungsu atas yang harus segera dicabut. Bahkan yang di kanan sudah mulai membusuk. Saya nggak tahu karena memang posisinya sangat tersembunyi di belakang dan nggak akan terlihat kalau cuma dengan bercermin sambil mangap. Dan melihat gigi lainnya yang bersih, makanya bu dokter menyimpulkan kalau saya terlalu PD dengan kondisi kesehatan mulut saya.</p><p style="text-align: justify;">Gigi saya cenderung bersih. Entah kenapa, nggak terlihat ada lubang apapun. Makanya pas saya merasa sakit gigi, saya agak curiga. Kok bisa sakit padahal nggak ada lubang. Ternyata pemirsa, bakterinya cuma buat lubang kecil dan menggerogoti dari dalam. Jadi gigi saya bolong di dalam tapi terlihat sehat dari luar. Dan bu dokter bilang kalau dia curiga bukan cuma gigi yang sakit saja yang seperti itu kondisinya. Sambil mukul-mukul gigi yang lain, dia menyarankan untuk cabut gigi bungsunya dulu karena nanti bisa berakibat fatal. "Tapi nggak bisa di sini cabut giginya ya, Bu."</p><p style="text-align: justify;">Singkat cerita, pemeriksaan periksa menghabiskan biaya Rp. 175.000 dan saya harus kembali sepekan kemudian. Saya puas karena pemeriksaannya sangat edukatif walaupun tindakannya agak bikin horor. 😅 </p><p style="text-align: justify;">Sepekan kemudian, saya kembali ke klinik dengan bekal BPJS. Ternyata salah dong. Rupanya dokter yang saya temui pertama kali itu hanya dokter pengganti dan jadwal sebenarnya untuk dokter gigi itu adalah pagi hari. Kecewa, batin saya waktu itu, "kok ya nggak bilang dari awal toh, mbak? Padahal kan waktu ambil obat waktu itu saya udah bilang disuruh balik lagi sama dokternya."</p><p style="text-align: justify;">Akhirnya saya pulang lagi, dan menyusun jadwal baru lagi sambil berpikir kapan bisa izin periksa kalau harus menyesuaikan jadwal sama dokter yang cuma menerima pasien pagi hari? Singkat cerita, saya baru kembali ke klinik beberapa pekan kemudian. Tepatnya bulan Februari tahun ini. Dan akhirnya ketemu sama dokter asli yang bertugas. </p><p style="text-align: justify;">Terus terang, pengalaman kedua ini agak kurang menyenangkan buat saya. Di awal ketika tahu bahwa tidak ada dokter gigi di klinik pada sore hari, saya diberi tahu bahwa harus buat janji dulu untuk periksa gigi. Tapi admin chat klinik agak kurang menyenangkan. Dan begitu juga admin resepsionis di klinik ketika saya datang pun, tidak terlalu ramah. Saya juga bukan tipe orang yang minta disenyumin dan dihormati, lho. Tapi entah kenapa pokoknya saya merasa pelayanan waktu itu kurang nyaman buat saya.</p><p style="text-align: justify;">Dan yang bikin tambah males adalah ketika sudah masuk ruangan pemeriksaan, dokternya nggak banyak ngomong. Harapan saya untuk melanjutkan konsultasi pun kandas. Bu dokter kali ini cuma nanya tindakan apa yang saya dapat di pertemuan pertama lalu langsung minta saya rebahan di kursi panasnya dokter gigi yang serem itu. Tanpa ba bi bu, gigi saya di odol-odol sambil saya disuruh kumur-kumur beberapa kali. Setelah selesai saya dikasih resep dan diminta kembali 2 pekan kemudian. Nggak ada cerita ngecek kondisi kesehatan mulut secara keseluruhan, nggak ada penjelasan apa-apa.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6dn4upFl5Zgq3q7a0_v7QrpEINHeZQ98J0v5Dt-zIbbk21e2orqcn8XeZdGm0qRHhKGPYPzhMk2RfbeDCwdB-ch8E_fkFhNav0c5WvzdKN0Imi-Ckaumee974qrmVUtAm6e5tUE1fR7nB5j4DZSuvrukKCZt4efuqVBmbQgMggBHBVmaGTaHsh8grkHs/s8000/20231024_093959.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6dn4upFl5Zgq3q7a0_v7QrpEINHeZQ98J0v5Dt-zIbbk21e2orqcn8XeZdGm0qRHhKGPYPzhMk2RfbeDCwdB-ch8E_fkFhNav0c5WvzdKN0Imi-Ckaumee974qrmVUtAm6e5tUE1fR7nB5j4DZSuvrukKCZt4efuqVBmbQgMggBHBVmaGTaHsh8grkHs/w640-h480/20231024_093959.jpg" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p><p style="text-align: justify;">Pertemuan yang kurang menyenangkan ini yang jadi salah satu alasan saya nggak melanjutkan pemeriksaan sampai hari ini. Beberapa pekan sebelumnya saya coba untuk buat jadwal lewat chat WA seperti seharusnya. Cuma dijawab salam doang. 😐 Tapi karena 3 hari belakangan gigi saya sudah mulai kumat lagi, akhirnya saya terpaksa coba buat jadwal lagi. Surprisingly, jawabannya enak dibaca. Dan di chat adminnya bilang kalau bisa periksa gigi di hari sabtu, padahal sebelumnya jadwal dokter gigi cuma hari Senin-Jumat. Jadilah tadi pagi saya dianter suami ke klinik untuk periksa.</p><p style="text-align: justify;">Begitu sampai klinik, kami disambut salah satu admin yang ternyata kenal sama kami. Tapi kami nggak kenal dia. (Maaf ya, mbak admin). Saya sih curiga dia salah satu wali murid kami tapi kaminya aja yang nggak tahu. Suasana klinik juga jauh berbeda dengan waktu pertama dan kedua saya ke sana. Petugas kali ini beda dengan sebelumnya, dan mereka nggak terlihat judes walaupun nggak ramah juga. I mean, mereka ramah tanpa dibuat-buat. They just being themselves gitu, lho. Nggak maksain senyam-senyum dan nggak juga berusaha nutupin capeknya. Pokoknya santai aja. Saya juga diajarin cara buat pendaftaran pakai aplikasi BPJS.</p><p style="text-align: justify;">Saya sudah menyiapkan diri untuk ketemu sama bu dokter irit. Tapi ternyata dokternya beda lagi, cuy. 😆 Kali ini dokter muda lagi dan bu dokter langsung tanya kenapa baru kembali setelah sekian bulan. Dengan ingah-ingih saya jelaskan sambil sedikit improvisasi alasan. Bahwa susah minta izin dari tempat kerja sampai akhirnya saya lupa. Nggak bohong kok, cuma nggak bilang aja alasan sebenarnya. 🤪</p><p style="text-align: justify;">Setelah diperiksa dan dipukul-pukul giginya, bu dokter bilang kalau gigi saya harus mendapat tindakan perawatan akar. Agak bingung saya jawab kalau tindakan sebelumnya juga disebut perawatan akar sama dokternya. Lalu bu dokter bilang yang saya artikan bahwa tindakan perawatan akar yang sekarang beda sama yang dulu karena kondisi gigi saya udah bahaya. Jadi harus dirujuk ke Rumah Sakit yang ternyata bukan RSU. Agak lega dengarnya karena sejujurnya saya belum pernah punya pengalaman bagus sama Rumah Sakit Umum di Bandar Lampung. Dan saya dikasih antibiotik sama paracetamol, untuk kembali lagi beberapa hari kemudian untuk minta surat rujukan.</p><p style="text-align: justify;">Bu dokter yang ketiga ini nggak terlalu ceria seperti dokter pertama dan nggak terlalu irit seperti dokter 'asli'. Tapi bikin saya lega akhirnya dapet kejelasan bahwa saya harus dapet tindakan yang pasti di Rumah Sakit. Nanti pengalaman di Rumah Sakit akan saya update lagi.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-33542223543242231832023-10-19T20:00:00.074+07:002023-11-18T06:23:00.827+07:00Tentang Palestina saat ini<p style="text-align: justify;"></p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHyPWarY8No6xtxrm5j5PKggPOl552FTECtuf21t8qGrCnxhK6BUP-qNoN2s4TRWeDDfiJgW-FCzuNpTdMMx4fmzqPuash2dtaUiYAj4amxJl_vM01ZDG4JNqOBiovH9A3E9werJ_mHdUWmD8y3IKIIfqjw2WiMXk5m0IgmdFLB5RaDXputbGYshfKhBg/s6000/latrach-med-jamil-3vGC92Ti4VQ-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="4000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHyPWarY8No6xtxrm5j5PKggPOl552FTECtuf21t8qGrCnxhK6BUP-qNoN2s4TRWeDDfiJgW-FCzuNpTdMMx4fmzqPuash2dtaUiYAj4amxJl_vM01ZDG4JNqOBiovH9A3E9werJ_mHdUWmD8y3IKIIfqjw2WiMXk5m0IgmdFLB5RaDXputbGYshfKhBg/w426-h640/latrach-med-jamil-3vGC92Ti4VQ-unsplash.jpg" width="426" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@jamillatrach?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Latrach Med Jamil</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/people-gathering-on-street-during-daytime-3vGC92Ti4VQ?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p></p><p style="text-align: justify;">Terakhir kali tragedi yang cukup besar di Palestina yang saya ingat adalah peristiwa Sheikh Jarrah. Saya sampai beli beberapa buku tentang Palestina untuk mengedukasi diri tentang Palestina. Karena walaupun selama ini <i>aware </i>dengan isu Palestina, saya belum pernah mendapat pengetahuan melalui buku dan sumber yang bervariasi. Rata-rata hanyalah artikel atau kajian-kajian yang disampaikan oleh ustadz-ustadz atau para relawan yang banyak di Indonesia.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen="" class="BLOG_video_class" height="356" src="https://www.youtube.com/embed/p_dQxQbe7SY" width="480" youtube-src-id="p_dQxQbe7SY"></iframe></div><div><br /></div><p style="text-align: justify;">Lalu sekarang, setelah kejadian 7 oktober lalu dan penyerangan ke Gaza bertubi-tubi sampai jutaan warga terpaksa mengungsi dan dibombardir akhirnya banyak mata mulai melihat Palestina. Sampai-sampai beberapa influencer yang saya ikuti, yang biasanya tidak pernah berkomentar tentang Palestina, menautkan link donasi untuk Gaza. Penulis-penulis, artis pun mulai bersuara. Dan ini yang saya pikirkan; <i><b><u>"Harus sebegitu besar pengorbanan rakyat Palestina supaya dunia mau melihat mereka."</u></b></i></p><p style="text-align: justify;">Jadi begini isi pikiran saya. Palestina, baik itu di Tepi Barat maupun Gaza, selama ini sudah terjajah. Setiap kali ada tragedi penjarahan, pembunuhan, dan lain-lain kita selalu bersuara. Salah satu contohnya yang paling saya ingat ya Shaikh Jarrah itu. Tapi, pembicaraan mengenai Sheikh Jarrah tidak pernah sampai mendapat atensi sebesar ini. Dan kita semua tahu apa yang melatarbelakangi pembicaraan tentang Palestina saat ini. Ya, penyerangan Hamas di tanah Israel.</p><p style="text-align: justify;">Kita tidak pernah benar-benar tahu seberapa parah akibat yang ditimbulkan serangan itu, tapi yang jelas itu sangat membuat marah sampai-sampai Israel lalu meratakan Gaza dengan kejam. Banyak spekulasi muncul, salah satunya yang paling ekstrim adalah ini semua hanyalah rencana Hamas dan Israel untuk membersihkan Gaza. Bahwa Hamas adalah buatan Israel atau Amerika, dan lain-lain, dan sebagainya.</p><p style="text-align: justify;">Jika Palestina yang diserang, media dan orang-orang tidak akan meliput dan membicarakan. Jika Palestina yang diusir, media dan orang-orang tidak akan peduli. Tapi ketika Israel yang diserang, media dan Amerika akan bicara dan orang-orang akan melihat. Orang yang dungu akan menonton berita dan membuat kesimpulan, tapi orang-orang yang bisa berpikir menonton berita dan mempertanyakan. Saya pikir dari situlah akhirnya kenapa sekarang banyak orang bersuara dan memilih kubunya masing-masing.</p><p style="text-align: justify;">Dari situlah pikiran saya mengganggu tidur-tidur saya selama kurang lebih 10 hari ini. Betapa besar pengorbanan rakyat Gaza untuk mendapat perhatian dan pembelaan dari masyarakat dunia. Apakah memang itu rencana Hamas yang sesungguhnya? Terlepas dari kenyataan kita sebagai muslim yang harus membela dan justru lebih mengenaskan dibanding para syahid di sana, saya pikir tragedi ini diperlukan untuk kita bisa melihat dan memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Terlebih di dunia yang sudah makin tidak jelas warnanya sekarang ini.</p><p style="text-align: justify;">Dengan pikiran seperti ini, perasaan saya jadi campur aduk. Senang karena akhirnya Palestina mendapat perhatian yang mereka layak dapatkan, tapi juga sedih dengan pengorbanan yang harus dilakukan untuk mendapatkannya. Senang karena mengetahui masih banyak orang-orang yang peduli dengan nasib Palestina, tapi juga miris dengan sesama muslim di Indonesia yang masih saja salah sasaran melakukan aksi boikot Israelnya. 😥</p><p><br /></p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-70129683997457098362023-09-15T09:17:00.002+07:002023-09-15T09:17:26.760+07:00Pengalaman ruqyah mandiri setahun yang lalu<p style="text-align: justify;">Tepatnya 1 Agustus 2022 jam 5:01 PM, berdasarkan archive story instagram yang saya lihat hari ini. Karena saya pikir ini salah satu pengalaman yang penting untuk diingat, saya putuskan untuk tuliskan di sini.</p><p style="text-align: justify;">Jadi ceritanya sejak hari pertama di lokasi sekolah yang baru, saya merasa kurang enak badan. Saya pikir karena saya kelelahan dan belum terbiasa dengan jadwal kerja yang baru. Jadi saya tidak terlalu ambil pusing, dan tetap bekerja seperti biasa. Hanya saja, kalau saya merasa ada potensi sakit bakal makin parah kalau saya paksakan ke sekolah saya pilih untuk istirahat di rumah. Saya sudah agak lupa bagaimana kronologi tepatnya, tapi yang saya ingat sejak 15 Juli sampai 1 Agustus itu saya tidak setiap hari masuk kerja. FYI, saya wali asrama jadi tidak ada hari libur.</p><p style="text-align: justify;">Yang saya ingat pasti adalah, suatu hari ketika di asrama saya merasa tiba-tiba badan saya terasa sangat berat digerakkan. Karena kondisinya saat itu memang masih sakit, saya tidak berpikiran macam-macam. Hanya kemudian izin untuk istirahat di rumah secara total sampai saya merasa benar-benar membaik. Tapi ternyata bukannya membaik, kondisi saya malah makin memburuk. Dan itu adalah kondisi paling menakutkan yang pernah saya alami selama hidup sakit-sakitan selama ini.</p><p style="text-align: justify;">Saya selalu kedinginan dan badan saya kaku luar biasa. Jalan saja sampai seperti robot dan tidak mampu sholat sambil berdiri. Suami saya akhirnya berhasil memaksa saya untuk memeriksakan diri ke klinik karena kurang lebih 3 hari saya sudah tidak ada nafsu makan. Bahkan tiap malam saya makin menggigil karena kedinginan. Saking parahnya rasa dingin yang saya rasakan, suatu malam saya bangun dan merebus air. Begitu mendidih saya pindahkan airnya ke gelas kaca dan ketika saya pegang gelasnya saya nggak merasakan panasnya.</p><p style="text-align: justify;">Begitu di klinik, saya langsung diminta untuk periksa darah karena kondisinya sudah memprihatinkan. Tapi sepertinya dokter juga agak kaget karena ternyata nggak ada tanda-tanda sakit dari hasil tes. Lalu saya dibuatkan resep obat yang setelah saya cek hanya sekadar obat flu dan beberapa vitamin biasa. Saya tetap minum obatnya, tapi setelah 2 hari dan tidak ada perubahan saya mulai berpikir bahwa pasti ada yang tidak beres dengan tubuh saya.</p><p style="text-align: justify;">Saya tidak sampai berpikir bahwa ada jin yang mengganggu. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah 'kalau badan tidak sakit tapi terasa sakit, pasti ada yang salah'. Lalu, terjadilah tanggal 1 Agustus itu saya berpikir untuk mencari alternatif pengobatan lain yang saya yakini pasti berhasil. Setelah suami dan anak-anak berangkat sekolah saya duduk di kasur menyimak video ruqyah dari ustadz Muhammad Faizar di Youtube. Dan benar saja, setelah 20 menit menyimak saya mulai merasa mual. Ketika ustadz sudah mulai membaca dzikir ruqyah sambil menunjuk ke kamera, saya sudah tidak tahan dan akhirnya muntah. Karena nggak mengira akan muntah saya cuma menadahkan tangan lalu baru mencari tisu untuk membersihkan muntahan. Ada sedikit bercakan darah di situ. Lalu secara tiba-tiba saya merasakan ada yang bergerak keluar dari arah punggung naik sampai ubun-ubun, dan badan saya yang tadinya kedinginan langsung merasa panas luar biasa. Saya langsung lepaskan jaket karena tidak tahan dengan panasnya, lalu teringat karena masih menyimak dzikir ruqyah maka saya langsung mengambil selimut tipis untuk membungkus badan. Sambil menuntaskan menyimak bacaan saya merasakan badan yang tadinya terasa berat perlahan mulai ringan dan perut saya mulai lapar 😁.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinvbNc9PJFwYOyW52w92ed_oLAXtG4Kj5mNmfNB-NsCASCBGc1rEqNJppCfZL_k9snWYTa1mOpYYWMpXw-dfXP4kW89DYLf3wWafYb__jeO5TxImsI0GuPuD20UvrTokf06GshOxDTSYLYHf1euBLvqP5dRyk2rJyU_ejsTx7v4r03DMEuXZoEVqBEss8/s5184/tanya-syf-BprakZk-SpQ-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3456" data-original-width="5184" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinvbNc9PJFwYOyW52w92ed_oLAXtG4Kj5mNmfNB-NsCASCBGc1rEqNJppCfZL_k9snWYTa1mOpYYWMpXw-dfXP4kW89DYLf3wWafYb__jeO5TxImsI0GuPuD20UvrTokf06GshOxDTSYLYHf1euBLvqP5dRyk2rJyU_ejsTx7v4r03DMEuXZoEVqBEss8/w640-h426/tanya-syf-BprakZk-SpQ-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@tanyasyf_10?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Tanya Syf</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/BprakZk-SpQ?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Seketika saat merasakan sesuatu yang bergerak di punggung itu saya langsung sadar kalau selama 2 pekan ini saya tidak sakit. Saya langsung yakin bahwa memang ada jin yang usil kepada saya. Dan setelah video ustadz Faizar selesai, saya langsung lanjutkan dengan menyimak murottal surat Al-Baqarah. Saya pilih menyimak murattal karena saya sangat lelah, dan tidak sanggup menegakkan punggung. Dan benar saja, selama menyimak murattal itu badan saya terasa seperti melayang dan sangat panas tapi tidak berkeringat sama sekali. 3 jam saya tuntaskan menyimak surat Al-Baqarah sampai saya merasa mendingan dan meminta tetangga untuk memasakkan sesuatu untuk saya karena sama sekali nggak bisa bergerak.</p><p style="text-align: justify;">Setelah segala proses '<i>ruqyah mandiri</i>' itu selesai, saya sempat termenung agak lama. Antara percaya dan tidak bahwa yang barusan saya alami adalah proses ruqyah dan yang menjangkiti badan saya selama 2 pekan terakhir adalah gangguan jin. Saya chat suami untuk meyakinkan diri saya sendiri, bahwa saya orang beriman dan percaya bahwa gangguan jin memang ada dan yang saya alami sama sekali tidak wajar untuk penyakit normal. Saya bilang ke suami kalau saya kena gangguan jin, dan saya sudah sembuh setelah ruqyah mandiri. Saya tahu kalau dia tidak percaya, tapi ya nggak pa-pa. Untungnya saya sempat upload story di instagram, jadi ingat lagi tanggal tepatnya kejadian itu sehingga bisa saya arsipkan lebih baik di postingan ini.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-46921021539641629702023-09-06T21:37:00.001+07:002023-09-07T08:21:08.609+07:00Qia dan Aqsha Hate School<p style="text-align: justify;">Seperti biasa ketika Qia dan Aqsha pulang sekolah, saya sudah kehabisan energi. Sehingga saya hanya tiduran di kasur sementara mereka main atau nonton Youtube. Tapi sore itu obrolan mereka sedikit berbeda.</p><p style="text-align: justify;">"I hate school." Kata Aqsha</p><p style="text-align: justify;">"Kenapa?"</p><p style="text-align: justify;">"I got bullied."</p><p style="text-align: justify;">Saya yang mendengar langsung pasang telinga lebih tajam dari kamar.</p><p style="text-align: justify;">Aqsha cerita kalau beberapa temannya ada yang suka mencubit dan memukulnya, lengkap dengan nama-nama mereka. Saya bisa rasakan hal itu meninggalkan memori cukup penting dalam ingatannya karena biasanya Aqsha tidak ingat nama-nama temannya.</p><p style="text-align: justify;">Qia di sisi lain ternyata kemudian mengungkap cerita yang sama. Ada juga beberapa temannya yang suka berbuat demikian. Dan di akhir ceritanya dia mengatakan, "I kinda want to back to gindergarten."</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Saya kemudian mencoba untuk memastikan cerita Aqsha. Dan menyampaikan hal tersebut ke wali kelasnya. Tapi dari sepotong obrolan Qia dan Aqsha, ada beberapa hal yang menarik untuk saya pikirkan.</p><p style="text-align: justify;">Pertama, cara Aqsha menceritakan pengalamannya. Dia memilih untuk menceritakan pengalaman buruknya kepada Qia, bukan kepada saya. Sejujurnya hal itu membuat saya cukup sedih. Mungkin Aqsha tidak cukup percaya kepada saya untuk menjadi pendengar kisah sedihnya? Atau mungkin bisa juga karena dia tidak ingin saya ikut sedih karena mendengar kisahnya?!</p><p style="text-align: justify;">Aqsha anak yang sangat halus perasaannya. Setiap kali dia mengalami hal yang menyenangkan, dia akan antusias menceritakannya kepada saya. Tapi dia tidak terlalu ekspresif. Maka, antusiasme yang dia tunjukkan kadang hanya bisa dibaca oleh orang-orang terdekatnya; saya dan Qia. Sebenarnya dia juga dekat dengan Abinya, tapi Abi nggak punya perasaan jadi kita lupakan saja.</p><p style="text-align: justify;">Saya tidak bisa melihat bagaimana air muka Aqsha ketika sedang cerita kepada Qia. Tapi dari intonasinya, saya bisa merasakan ada kekecewaan di dalamnya. Dan yang unik saya malah tidak bisa merasakan kesedihan. Mungkin Aqsha hanya kecewa karena sekolah yang dia harap akan menyenangkan justru ada selipan bullying di dalamnya?</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGpOqfph46xvBv3k151vUOYLV-Kt7FM5tqzbX0xvkwj3l6V581ZXBtSE2pIjy63KKkTO1ziqXM3Xs9dKwFVHHl9L53uvZuTUZa-70PUMnqqII5BoMYNZ5pl82x8u1cE-IIVF_Hu7r3tpXZsLsIpw1U62h-pACYnF-7JaxAWZ3HJ3k47J3_X0cNyY6n_xk/s3500/michael-dziedzic-1bjsASjhfkE-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2750" data-original-width="3500" height="502" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGpOqfph46xvBv3k151vUOYLV-Kt7FM5tqzbX0xvkwj3l6V581ZXBtSE2pIjy63KKkTO1ziqXM3Xs9dKwFVHHl9L53uvZuTUZa-70PUMnqqII5BoMYNZ5pl82x8u1cE-IIVF_Hu7r3tpXZsLsIpw1U62h-pACYnF-7JaxAWZ3HJ3k47J3_X0cNyY6n_xk/w640-h502/michael-dziedzic-1bjsASjhfkE-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@lazycreekimages?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Michael Dziedzic</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/1bjsASjhfkE?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Kedua, ucapan Qia yang ingin kembali ke TK. Saya langsung teringat masa kecil ketika mendengarnya. Dan saya cukup bersyukur Qia mendapat pengalaman TK yang menyenangkan.</p><p style="text-align: justify;">Saya justru merasakan pembullyan ketika masih TK. Dan karena saat itu masih sangat polos, saya tidak paham kalau apa yang saya alami adalah bullying. Sampai saat ini, memori saya tentang sekolah TK tidak banyak. Bahkan saya tidak punya banyak kenangan selama di SD.</p><p style="text-align: justify;">Seingat saya, dulu saya selalu berharap ingin segera jadi dewasa agar bisa terbebas dari kekangan masa kecil. Maka mendengar Qia yang ingin kembali ke TK membuat saya tersenyum kecil tapi juga sedikit miris. Apakah Qia merasa berada di SD sudah sedemikian berat hingga dia ingin kembali ke TK? FYI, Qia selalu melihat saya sebagai sosok ibu yang kelelahan jadi sepertinya wajar kalau dia tidak ingin segera dewasa.</p><p style="text-align: justify;">Dan sekarang Qia sudah mulai menyimpan rahasia dari saya. Rasanya seperti semuanya berlalu sangat cepat. Mungkin suatu saat saya akan merasa tidak lagi mengenal anak-anak saya sendiri. 😶</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Apapun itu, saya berharap akan membaik seiring dengan berjalannya waktu. Karena yang Qia dan Aqsha alami menurut saya masih merupakan perundungan yang umum, saya hanya berharap mereka bisa mengatasinya sendiri. Karena suatu saat mereka harus menghadapi bentuk perundungan yang lebih parah dari sekadar mencubit. Dan ketika saat itu tiba, saya ingin mereka sudah menjadi orang yang resistensinya lebih baik dari saya.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-37042575609940916622023-09-04T10:02:00.089+07:002023-09-04T10:02:00.142+07:00is it OK curhat di media sosial?!<p style="text-align: justify;">Salah satu alasan saya menutup blog pertama adalah ketika membaca postingan-postingannya, rasanya seperti membuka aib orang-orang yang saya bicarakan dalam postingan tersebut. Padahal saya jaraaaaaang sekali menyebut nama di setiap postingan blog -<i>bahkan kayaknya nggak pernah</i>- tapi tetap saja saya merasa mereka tidak berhak saya ghibahin meskipun hanya lewat blog.</p><p style="text-align: justify;">Pun ketika beberapa teman dekat ada yang meminta saya menuliskan pengalaman hijrah dalam bentuk prosa, saya tidak melakukannya sampai saat ini karena menurut saya akan ada banyak hati yang terluka kalau mereka mengetahui tragedi itu <i>diumbar ke mana-mana</i>.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWGtYL7DMjuNmpmaV0Zs4SKxoI2b7yiJ-Q-jcvA5bo8RZDRwFi99oLd7G8LxEJAoSV3m_q8cAKLUWrSKgN4DemRmlqskEvtdkoznrfUAB4u_FYFCDsdV989sQQyTs5hqwQTKS5QrA5Ru-902NdQPP9xPo8zv-UxovpMDgkkmUhsLFB4yaHs0OM_HdaTD8/s8110/nathan-dumlao-kLmt1mpGJVg-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="8110" data-original-width="5409" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWGtYL7DMjuNmpmaV0Zs4SKxoI2b7yiJ-Q-jcvA5bo8RZDRwFi99oLd7G8LxEJAoSV3m_q8cAKLUWrSKgN4DemRmlqskEvtdkoznrfUAB4u_FYFCDsdV989sQQyTs5hqwQTKS5QrA5Ru-902NdQPP9xPo8zv-UxovpMDgkkmUhsLFB4yaHs0OM_HdaTD8/w426-h640/nathan-dumlao-kLmt1mpGJVg-unsplash.jpg" width="426" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@nate_dumlao?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Nathan Dumlao</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/kLmt1mpGJVg?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Beberapa tahun yang lalu saya menemukan <a href="http://www.sophiamega.com/" target="_blank">Sophia Mega</a>, salah seorang <i>content creator</i> yang suka berbagi konten tentang buku. Karena saya suka dengan cara reviewnya, saya follow akun instagramnya. Belakangan dia sering menceritakan pengalamannya ketika menjalani terapi, dan banyak memposting bagaimana interaksinya dengan keluarga. Sesekali saya membacanya, dan terpikir '<i style="background-color: #d9ead3;">ini kalau orang tuanya baca curhatan dia, apa nggak sedih ya?</i>'. Karena terus kepikiran seperti itu, setiap kali <a href="https://www.instagram.com/sophiamega/" target="_blank"><i>stories </i>dari Sophia Mega</a> muncul dan menceritakan tentang <i>struggle</i>nya menghadapi keluarga, saya skip saja supaya tidak berlanjut menjadi prasangka buruk.</p><p style="text-align: justify;">Lalu ada salah satu blog yang masih aktif sampai hari ini, yang sering saya temukan di halaman pertama mesin pencari memiliki kebiasaan yang sama; suka curhat pengalaman hidupnya. Lama-lama karena penasaran, saya pun menanyakan di salah satu kolom komentarnya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://www.reyneraea.com/2023/08/perjuangan-mengemis-keluarga.html" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;" target="_blank"><img border="0" data-original-height="459" data-original-width="732" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhccx8X8PdLvHIIS-Yf9nwCm38ZUvXnXEftx_WdnINDDqKdfCmM8oJ1JcVXCe40AtsNtadjOxtVkABq4fwC1m9tH1qreKAmQB8C_Nr3fwRpCMxDj9MG6SXjPeuxxMS6rGKTBxqqdkZkcmTiHXq3Sp7EBpo57YXJiCCmi2DDQmDiU3r3VjVknWPXKcqP3YM/w400-h251/Capture.PNG" width="400" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Jujur, saya benar-benar hanya penasaran. Sejauh ini tidak ada prasangka apalagi sampai seperti yang biasa di komen-komen sosmed itu dengan dalih 'sekedar mengingatkan' yang sebenarnya justru seperti menghakimi. Lalu membaca balasan ini, saya merefleksi diri '<span style="background-color: #d0e0e3;"><i><b>hah, bukankah ini juga alasan saya menulis blog?</b></i></span>' untuk mengungkapkan isi hati secara terbuka tanpa ada rasa khawatir? Bahkan ketika pertama kali membuat blog baru ini, saya sudah janji lho untuk menyampaikan uneg-uneg tanpa ragu dan curhat sepuas hati. </p><blockquote><p style="text-align: justify;"><a href="https://www.zuzusyuhada.my.id/2021/05/setelah-hari-yang-panjang.html" target="_blank">Setelah Hari yang Panjang</a></p></blockquote><p style="text-align: justify;">Yang membedakan antara saya dengan Mega dan Rey sepertinya adalah mereka yakin bahwa orang-orang yang menyakiti mereka itu tidak peduli dengan mereka. Maka menceritakannya di sosial media pun tidak akan berpengaruh apa-apa. Sementara saya meyakini bahwa orang-orang itu peduli kepada saya, bahkan ketika mereka menyakiti sekalipun. Sehingga saya merasa tidak adil kalau menceritakan 'keburukan' mereka di tempat umum. Seseorang yang sengaja menyakiti tidak sama dengan yang tidak sengaja. Mungkin karena saya sendiri <b><u>sangat berpengalaman sebagai orang yang selalu disalahpahami</u></b>, maka saya selalu berhati-hati ketika akan menilai niat dibalik perbuatan orang lain.</p><p style="text-align: justify;">Lalu saya berpikir, '<span style="background-color: #d0e0e3;"><i>kalaupun mereka peduli, memangnya mereka akan baca tulisan di blog ini?</i></span>' 😆 Lagi-lagi, bukankah karena itu juga saya menulis di blog? <b>Karena tidak ada yang ke sini</b>. Saya jadi agak kasihan kepada diri saya sendiri. Mungkin karena terlalu banyak menyakiti orang lain selama 10 tahun terakhir ini, saya jadi terlalu judgemental terhadap diri sendiri. Jangan-jangan saya juga butuh terapi?! 😂 Sepertinya saya terlalu mengkhawatirkan orang lain dan malah kurang peduli kepada diri sendiri. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg81uAzN1JG7rvbi30TRDaD16Sxd67YoaebeN-vNYd7h11Re7eOnrF82QVw0kBtXqJ2sA0H0tXu5sRO6n_VqhVlz-VQdgBsEmpneyv_Xp-5HcdmSLarfgH3EmFkGDcv-IEXAr0GXc01ZFjEkdQ6fGPIOAe-60PRsvenPKlMJDw01ptG_WIAQCiwwn9AO4/s5472/kaitlyn-baker-vZJdYl5JVXY-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3648" data-original-width="5472" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg81uAzN1JG7rvbi30TRDaD16Sxd67YoaebeN-vNYd7h11Re7eOnrF82QVw0kBtXqJ2sA0H0tXu5sRO6n_VqhVlz-VQdgBsEmpneyv_Xp-5HcdmSLarfgH3EmFkGDcv-IEXAr0GXc01ZFjEkdQ6fGPIOAe-60PRsvenPKlMJDw01ptG_WIAQCiwwn9AO4/w640-h426/kaitlyn-baker-vZJdYl5JVXY-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@kaitlynbaker?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Kaitlyn Baker</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/vZJdYl5JVXY?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Karena terlalu overthinking, saya menunda menuntaskan <a href="https://www.zuzusyuhada.my.id/2023/07/suatu-hari-ku-tak-peduli-pada-lingkaran.html" target="_blank">curhatan ini</a> padahal seharusnya bisa melegakan pikiran. Toh, itu merupakan autokritik yang baik kalau orang-orang yang bersangkutan dalam tulisan itu mau menanggapinya dengan lapang hati. Dan saya juga yakin 1000% keluarga saya tidak akan pernah sekepo itu dengan apa yang saya tulis di blog ini. Bahkan suami saya nggak pernah membaca tulisan-tulisan saya. Dengar cerita yang nggak butuh <i>effort </i>saja dia tidak sanggup apalagi harus membuka browser, mengetikkan nama saya dan membaca beberapa menit hanya untuk mengetahui isi hati saya?! Saya jadi tertawa sendiri menulis ini.</p><p style="text-align: justify;">Saya masih yakin bahwa sosial media berbeda dengan blog. Maka saya masih merasa tidak perlu menceritakan hal-hal yang tidak mengenakkan di sana. Tapi, Mega dan Rey sudah mengingatkan saya pada tujuan utama saya membuat blog ini. Jadi, apakah tidak apa-apa curhat di sosial media?! Tidak, saya masih tidak setuju. Tapi kalau di sini, tidak apa-apa. Sepertinya saya perlu berkali-kali diingatkan bahwa di sinilah tempat paling aman untuk saya menceritakan semuanya dan menggali sampah-sampah di dalam hati saya lalu membuangnya.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-26041008259490762652023-09-01T12:09:00.030+07:002023-09-08T20:21:12.191+07:00Tentang Manga, Anime, dan Live Action One Piece; sebuah review<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB6N7Tf83FMnsyRQHJmuEfujQjptkjPEKe5H4nm3NnnzJhExgZea7ZOOy_k86z0ZBsLrOY13WR4fn54ghhTBhN4PgiUoi3YUozL68K4yEFgWCkCcGo7UgX0fjiAt3Md6UwBN96NGLAkfBf63wZAcquOewbzKaTb3VfuUTva2bN9fYeh40d4BzXw5M2y-o/s2048/op.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1574" data-original-width="2048" height="492" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB6N7Tf83FMnsyRQHJmuEfujQjptkjPEKe5H4nm3NnnzJhExgZea7ZOOy_k86z0ZBsLrOY13WR4fn54ghhTBhN4PgiUoi3YUozL68K4yEFgWCkCcGo7UgX0fjiAt3Md6UwBN96NGLAkfBf63wZAcquOewbzKaTb3VfuUTva2bN9fYeh40d4BzXw5M2y-o/w640-h492/op.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">cover manga yang pakai warna</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;"><i>So.... where to start</i>?!</p><p style="text-align: justify;">Semua akan One Piece pada waktunya, kan?! Seperti suami saya yang awalnya ragu untuk menonton One Piece, saya pun demikian. Seingat saya, suami mulai nonton One Piece pas bulan puasa tahun 2021. Dia selalu nonton sambil makan sahur atau buat selingan pas tilawah ba'da isya. Satu hal yang membuat saya penasaran dengan One Piece adalah karena melihat suami saya menangis di salah satu episode yang dia tonton. Dia bukan orang yang mudah menangis. Dia nggak nangis waktu melihat pengorbanan Kagome untuk Inuyasha, dia nggak nangis waktu Rengoku mati, tapi dia nangis nonton anime konyol tentang manusia karet. <i>That's interesting</i>.</p><p style="text-align: justify;">Seperti orang-orang kebanyakan, saya juga merasa sudah terlambat untuk mengikuti serial ini. <i>Apakah layak untuk dikejar?</i> Satu pertanyaan itu yang saya ajukan kepada suami sebelum memulai. Dan dia memastikan saya akan tertarik karena unsur politik di dalam ceritanya. Lalu, awal tahun ini saya mencoba membaca manganya. Satu-satunya medium bacaan yang saya paling tidak mengerti konsepnya. Saya menantang diri membaca manga karena saya pikir akan terlalu banyak waktu terbuang kalau menonton anime, biasanya kan satu episode anime hanya memuat beberapa scene dari manga. Dan tentunya saya akan bisa memahami cerita dengan lebih utuh lewat manga. Kalau memang One Piece sebagus itu, dia layak untuk diusahakan. Dan ternyata benar.</p><p style="text-align: justify;">Saya suka chapter 1 dan 2. Saya tidak merasa kesulitan sama sekali membacanya. Urutannya jelas, dan gambarnya menyenangkan. Entahlah, padahal saya tidak merasakan kesenangan yang sama ketika mencoba membaca manga yang lain. <i>There's something special about those pictures that makes me happy to look at them</i>. Lalu saya mencoba menonton animenya. Sampai saat ini baru di episode 20, dan masih asik-asik aja. Belum ada emosi yang gimana-gimana. Tapi itu sudah saya antisipasi karena seperti permulaan cerita yang panjang, bagian awal adalah yang paling krusial meskipun tampak membosankan. </p><p style="text-align: justify;">Dan kemarin sore saya menonton live action One Piece season pertama, sekali duduk. Tentu saja berdua dengan suami. Dan setelah menyelesaikan nonton live actionnya, saya benar-benar tertarik untuk membahas serial ini.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif3SN-5y1t7qflxWJfghzoa6j9CWLj6nlOapA0MBF8tQXW2gS-feW9bBS-Nk_mEaHPAO5m4AYE5iBNe26aYYCE06CTg6nlz6y1YSNqANWRM2H7JkhKAtoq_2Xio1BHKKII4np_x3EBExuYuxukZvV4ezdlA_vxnWUgHhbOONOWuHeIDupe9ixzEqL5OXw/s630/la.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="630" data-original-width="450" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEif3SN-5y1t7qflxWJfghzoa6j9CWLj6nlOapA0MBF8tQXW2gS-feW9bBS-Nk_mEaHPAO5m4AYE5iBNe26aYYCE06CTg6nlz6y1YSNqANWRM2H7JkhKAtoq_2Xio1BHKKII4np_x3EBExuYuxukZvV4ezdlA_vxnWUgHhbOONOWuHeIDupe9ixzEqL5OXw/w458-h640/la.jpg" width="458" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">poster live action</td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Menurut para fans, live action One Piece merangkum East Blue Saga yang terdiri dari 12 volume manga (100 chapter) dan 61 episode anime. Tentu saja saya banyak tertinggal. Menonton live action sampai selesai rasanya jadi berbuat curang karena sudah mengintip isi cerita tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya. Untungnya, karena sudah punya cicilan anime dan manga, saya jadi tahu bahwa 3 medium ini benar-benar bisa dinikmati sendiri tanpa perlu dukungan satu dari yang lain.</p><p style="text-align: justify;">Ketika menonton anime sambil membaca manga, saya jadi tahu bahwa ada beberapa plot yang diatur berbeda porsi dan urutannya. Ada bagian di manga yang tidak ditampilkan di anime, begitupun sebaliknya. Dan tentu saja, live action yang hanya 8 episode tidak akan bisa merangkum keseluruhan cerita dengan lengkap kalau kita mau sempurna. Itulah mengapa dinamakan adaptasi. Banyak hal yang diubah, banyak cerita yang dipangkas. Tapi bagian-bagian yang penting dijaga dengan baik sehingga saya bisa menangkap inti cerita dan merasakan emosi para karakter dengan baik. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHr2jFmlfxFDy-re6E6t0y-W6v_TKzpWL5UJZXR2dIJvUT_nhMQhsTsVx7XDviP1wbHNzTqAnn6mKFtWB_cqRkjrFVcBhikBllVKbcNbXv3Vx5Ts77dtLpZsXcHkyrFnW9m8zyo4wuJSMoNVN2j1Bom6sZnMvlOnekcaSU5UMK2flfnHZcrc1xP1CH814/s848/one%20piece.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="477" data-original-width="848" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHr2jFmlfxFDy-re6E6t0y-W6v_TKzpWL5UJZXR2dIJvUT_nhMQhsTsVx7XDviP1wbHNzTqAnn6mKFtWB_cqRkjrFVcBhikBllVKbcNbXv3Vx5Ts77dtLpZsXcHkyrFnW9m8zyo4wuJSMoNVN2j1Bom6sZnMvlOnekcaSU5UMK2flfnHZcrc1xP1CH814/w640-h360/one%20piece.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">poster anime</td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Dan di postingan kali ini saya akan membahas One Piece live action sebagai seseorang yang bukan fans. Meskipun sudah membaca sebagian kecil manga dan menonton animenya, saya belum layak dan merasa menjadi penggemar serial ini. Saya bisa melihat saat-saat itu akan datang, tapi saat ini saya masih ingin menilai serial ini sebagai orang baru.</p><h4 style="text-align: justify;">Gold Roger</h4><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dMcabr44fS9z_sxyEZqqyohknWQl1KBRZle9BGGGOVj4Wl-jeYGoleAxs4jm4ll6Q7QOGkgC-sR3Qzedndzf2H1iNTuSPs4VCJoiAlXEXgOctclpcb5iEV0qHWo4fyJwpXPDwEGYFCaKDppKezXHSyEiFlJ2IPTCoE9TkuE20przLnWpbaDNhG_MrMw/s1280/one%20piece.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2dMcabr44fS9z_sxyEZqqyohknWQl1KBRZle9BGGGOVj4Wl-jeYGoleAxs4jm4ll6Q7QOGkgC-sR3Qzedndzf2H1iNTuSPs4VCJoiAlXEXgOctclpcb5iEV0qHWo4fyJwpXPDwEGYFCaKDppKezXHSyEiFlJ2IPTCoE9TkuE20przLnWpbaDNhG_MrMw/w640-h360/one%20piece.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">dari manga 👉anime👉live action</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Dalam manga maupun anime, <i>scene</i> eksekusi Gold Roger adalah adegan utama. Maka wajar kalau di live action <i>scene</i> ini tetap dijaga. Karena memang dari dialah cerita One Piece bermula. Dari setting tempat sampai ke karakter/aktornya, udah pas banget. Hanya saja sayangnya, Gold Roger nggak nyebut istilah One Piece di momen eksekusi itu. Padahal setahu saya, istilah One Piece ya awalnya dari dia itulah. Tapi yaudah lah ya, lupakan saja.</p><h4 style="text-align: justify;">Alur</h4><p style="text-align: justify;">Di manga, Luffy kecil muncul pertama kali sebelum karakter yang lain. Masuk akal karena memang dia tokoh utamanya. Kita akan disuguhi adegan Luffy yang merengek minta bergabung ke dalam kru bajak lautnya Shanks, dan seterusnya. Alur maju mundur memang cocok untuk merangkum jalan cerita yang panjang supaya kita nggak kebingungan dengan latar belakang dari tiap-tiap karakter.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLaLNjPce6UIpvuKFTXJH3CYpxIHomM6Iy_dRGG5Xs_aocyCAnly-HaBKD--pqsiyYQcUDndsdtUUgkMYvq2Lty2imM66VgOjXPRTYQ_sHs5rZQ3m6NWDYGiiHxfE2AXB3UmIwhPEzouBUNiLqWaVqQ_JpwttVwnw6DhRSz2OhYOFUXlpmWnuZP1vu11s/s1077/Screenshot_20230903-173024_MANGA%20Plus.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1077" data-original-width="720" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLaLNjPce6UIpvuKFTXJH3CYpxIHomM6Iy_dRGG5Xs_aocyCAnly-HaBKD--pqsiyYQcUDndsdtUUgkMYvq2Lty2imM66VgOjXPRTYQ_sHs5rZQ3m6NWDYGiiHxfE2AXB3UmIwhPEzouBUNiLqWaVqQ_JpwttVwnw6DhRSz2OhYOFUXlpmWnuZP1vu11s/w428-h640/Screenshot_20230903-173024_MANGA%20Plus.jpg" width="428" /></a></div><p style="text-align: justify;">Sementara di anime, scene pertama yang kita lihat hanyalah tong ikannya Luffy yang kalau nggak baca manga pasti nggak dapet <i>clue</i> apa-apa. Jadi, bisa dibilang orang pertama yang dilihat di anime adalah Nami.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim-J8ahYvqOzF8xihcmZY18jrWDu8Ea2LCzJLtv_8xFy9V8Fqvt7gudF1xO8bqAHYUtkOL3D8J5gpfbbsgcVcN4_v6bM8GxoSFCs2Fz4uMIL3CbqYRYUOKOaSmqEK1_5Mrke_Bd3CTU3hmpTAeeewAEp0_zzhak7-m1bP4pGvNsJT-qMhtKNovdZ8cm44/s1280/Screen%20Shot%202023-09-04%20at%2011.01.16.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="718" data-original-width="1280" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim-J8ahYvqOzF8xihcmZY18jrWDu8Ea2LCzJLtv_8xFy9V8Fqvt7gudF1xO8bqAHYUtkOL3D8J5gpfbbsgcVcN4_v6bM8GxoSFCs2Fz4uMIL3CbqYRYUOKOaSmqEK1_5Mrke_Bd3CTU3hmpTAeeewAEp0_zzhak7-m1bP4pGvNsJT-qMhtKNovdZ8cm44/w640-h360/Screen%20Shot%202023-09-04%20at%2011.01.16.png" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nami's first appearance</td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Di live action, <i>scene</i> pertama adalah Luffy yang lagi kerepotan buangin air dari perahunya yang bocor. Abis itu baru masuk tong ikan, dan akhirnya sampai ke kapalnya Alvida ketemu Koby. </p><p style="text-align: justify;">Nah, yang baru buat saya adalah kemunculan Sixis Island. Yaaa karena saya belum jauh baca manga dan animenya, jadi nggak paham tentang latar belakang pulau ini. Tapi, justru ini jadi salah satu pro dari episode ini. Penonton live action dikasih tahu di awal tentang kehebatan Zoro. Sehingga kebayang sama kita tentang karakter dan kekuatannya.</p><p style="text-align: justify;">Baik di manga maupun anime, pertemuan antara Luffy, Zoro dan Nami terjadi berurutan. Luffy dan Zoro duluan ketemu, sementara Nami sibuk dengan keperluannya di sekitar mereka berdua. Sementara di live action, mereka bertiga ketemu hampir barengan. And that's OK. Saya nggak menemukan masalah sama sekali di perubahan ini.</p><p style="text-align: justify;">Banyak yang berubah di versi live action. Tapi menurut saya malah perubahan ini masuk akal. Misalnya di anime maupun manga Zoro diikat di halaman pangkalan marinir udah 3 minggu ketika ketemu Luffy. Itu kan mustahil yak?! 😆 Sementara di live action, Zoro baru mulai ditahan dan nggak sampai sehari setelah itu untuk ketemu Luffy. </p><p style="text-align: justify;"><i>So far</i>, perubahan-perubahan yang dilakukan di live action nggak bikin inti cerita jadi aneh atau feelingnya berkurang. Alur di Syrup Village misalnya, justru jadi masuk akal ketika mereka ketemu Usopp pertama kali di tempat pembuatan kapal sehingga kita dapet bayangan Kaya itu bisa kaya karena apa. Nggak <i>ujug-ujug</i> ngasih kapal seperti di anime. </p><h4 style="text-align: justify;">Aktor</h4><p style="text-align: justify;">Aktor-aktor utamanya pun keren-keren aktingnya. Yang paling menarik perhatian saya adalah Koby. Karena kata suami nanti Koby akan jadi karakter penting, saya perhatiin banget tuh dia dari awal. Dan aktornya keren banget meranin karakter Koby yang pengecut dan selalu canggung. Saya penasaran gimana tampilannya nanti waktu udah gagah dan bisa berdiri tegak. Pasti kece banget.</p><p style="text-align: justify;">Buggy, seperti yang sudah heboh di internet memang dapet banget. Konyol dan intimidatif, pas seperti yang seharusnya. Shanks, yang di trailer tampak nggak menjanjikan malah ternyata cocok. Menurut saya, Shanks memang seharusnya terlihat nggak menjanjikan, makanya bandit gunung bisa menyepelekan dia. Pas dia melototin naga laut itulah baru kelihatan sangarnya. Nggak gampang lho menampilkan dua kepribadian kayak gitu.</p><p style="text-align: justify;">Arlong yang kata orang-orang kekecilan, menurut saya baik-baik saja. <i>Again</i>, ini adalah penilaian dari yang belum baca manga maupun anime. Saya tahu kalau badan Arlong harusnya kayak raksasa, tapi kalau dengan badan segitu udah bikin saya kesel sama karakternya, menurut saya itu sudah cukup.</p><p style="text-align: justify;">Yang kurang adalah pemeran-pemeran figuran. Makino, yang imut dan perhatian di manga saya lihat agak flat. Entah kenapa saya merasa pemeran Alvida kurang banget. Garangnya kurang, ekspresi kaget pas lihat badan karetnya Luffy juga kurang. Dan karena saya nggak tahu apakah aktor-aktor ini juga masih baru, nggak bisa sembarangan nge<i>judge</i> juga. Nojiko, <i>sorry to say</i> benar-benar diluar perkiraan. Saya nggak tahu ya dia seharusnya berkebangsaan apa. Tapi aktingnya nggak bagus.</p><p style="text-align: justify;">Aktor-aktor pemeran Straw Hat Crew masa kecil nggak ada yang istimewa. Tapi karena mereka semua anak-anak, saya nggak akan terlalu keras sama mereka. 😁</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYDkjkDIiwUGhiI7UggS_OFsBIjbf6QEd-QCpJ_xralJGLOgGjwgAqqdUJR0YSI5hrC0oPHL9X8ue4EAecfmC3ZnUshJUXAo2GEDMtAKUpEnf1aRNJCddObPfNzzHEJVPTSJRu3KLBkvFdnfPrQxxtGTLURyyvHA6E-YRMqNP2FoXqT4qUPwWgADvyFss/s1280/alvida.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="639" data-original-width="1280" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYDkjkDIiwUGhiI7UggS_OFsBIjbf6QEd-QCpJ_xralJGLOgGjwgAqqdUJR0YSI5hrC0oPHL9X8ue4EAecfmC3ZnUshJUXAo2GEDMtAKUpEnf1aRNJCddObPfNzzHEJVPTSJRu3KLBkvFdnfPrQxxtGTLURyyvHA6E-YRMqNP2FoXqT4qUPwWgADvyFss/w640-h320/alvida.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nggak ada serem-seremnya, nggak keliatan jahatnya</td></tr></tbody></table><h4 style="text-align: justify;">The cons</h4><p style="text-align: justify;"><b>Yang paling nggak saya suka adalah adegan actionnya Zoro</b>. Geeeemeeeees banget lihatnya!! Pertama kali lihat Zoro <i>gelut</i>, respon saya adalah, "gelut macam apa itu, Mackenyu???" Samurai Jepang pasti malu lihatnyaaaa...... 😭 Kalau kalian pernah nonton Rurouni Kenshin, pasti tahu bagaimana reputasi Mackenyu di <i>franchise</i> itu. Dan saya, sudah berharap bisa melihat aksi laga semacam itu lagi. Tapi sejak awal dia nongol di Sixis Island saya langsung tersadar kalau ini bukan aksi laga buatan orang Asia. Gerakannya kelihatan sama sekali nggak bertenaga, lambat dan <i>boring</i>.</p><p style="text-align: justify;">Tapi karena katanya itu persis kayak di manga, jadi sepertinya saya yang salah sudah berharap terlalu tinggi. Soalnya dari awal suami saya bilang kalau Zoro itu keturunan samurai. Dengar kata samurai, otomatis bayangan saya langsung ke Rurouni Kenshin. Ternyata samurainya One Piece beda. 😅</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57oXUVohgEdiS-2MKQDh4nYrhpkEiotYJmiyGeaVpY7Iy8nFLhInGVrYecrrBOry_PcvHIcAQe9HtO21MgRBoTl4mYTZfdsRbXDqlvYOFoj4CHSpIkV_dSdj9yxOIpKLKJvKyBuExVhkVyC3B4I9vFuBNPG8P0igPsEgvAUxpxr_NEn4rlHA-KXRDi6c/s1000/zoro.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="1000" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg57oXUVohgEdiS-2MKQDh4nYrhpkEiotYJmiyGeaVpY7Iy8nFLhInGVrYecrrBOry_PcvHIcAQe9HtO21MgRBoTl4mYTZfdsRbXDqlvYOFoj4CHSpIkV_dSdj9yxOIpKLKJvKyBuExVhkVyC3B4I9vFuBNPG8P0igPsEgvAUxpxr_NEn4rlHA-KXRDi6c/w640-h320/zoro.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Tapi lagi-lagi memang kita nggak bisa berharap banyak sama orang Barat kalo bikin adegan <i>action</i>. Masih inget kan bagaiman Yayan Ruhiyan yang harus ngurangin kecepatan gelutnya pas main di John Wick?! Jadi yaudah relakan saja.</p><p style="text-align: justify;">Kebugilan Helmeppo juga adalah <i>scene</i> yang sama sekali nggak penting. Biar apa, gitu?! Hah?! 😠 Kissingnya Kaya dan Usopp masih mending, tapi buat apa coba nampilin cowok bugil <i>uget-uget</i> begitu? </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKynyOdzSf16m6YKBRLHGkU2iDrwcw4GDvs_qu7KXDwczknuQxrp2pwP909UpVP-bicFtato53j9e0HkYl6QROtDxiwVdf1UUwAQ-S95-1ECQuxtB3MeoR3O4T6ALlMN9GJ0CujAQkA0HV7HP3yDLglKzdXhaBdf5-cprgItMpYefl42uC10Zbf6exU6o/s1000/MV5BOWZkZjU5NWUtZGU3NC00MmY2LWFmY2MtMWE0N2RiYzQ5ZmJjXkEyXkFqcGdeQXVyNzI3NjY3NjQ@._V1_FMjpg_UX1000_.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="563" data-original-width="1000" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKynyOdzSf16m6YKBRLHGkU2iDrwcw4GDvs_qu7KXDwczknuQxrp2pwP909UpVP-bicFtato53j9e0HkYl6QROtDxiwVdf1UUwAQ-S95-1ECQuxtB3MeoR3O4T6ALlMN9GJ0CujAQkA0HV7HP3yDLglKzdXhaBdf5-cprgItMpYefl42uC10Zbf6exU6o/w640-h360/MV5BOWZkZjU5NWUtZGU3NC00MmY2LWFmY2MtMWE0N2RiYzQ5ZmJjXkEyXkFqcGdeQXVyNzI3NjY3NjQ@._V1_FMjpg_UX1000_.jpg" width="640" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Syrup Village di episode 3-4 bisa dibilang adalah <i>hit and miss</i> buat saya. Secara alur, proses perkenalan mereka dengan Usopp dan Kaya udah pas. Karakter Kuro yang serem pun udah pantes banget. Tapi sayangnya, lama banget. Rencana pembunuhan Kaya malah kayak cuma main-main. Udah gitu, adegan berantemnya aduuuuh. Masa iya Zoro yang sehebat itu bisa pingsan cuma gara-gara dipukul botol?! Udah gitu, dikira mati lagi. </p><h4 style="text-align: justify;">Favorites</h4><p style="text-align: justify;">Sebelum nonton serialnya, saya sudah dengar lagu soundtrack One Piece. Dan saya suka. Dari komentar-komentar para fans, lagu itu menunjukkan karakter Nami dan perjalanan hidupnya. Sepertinya dari situ saya mulai sangat penasaran dengan karakternya.</p><p style="text-align: justify;"><i>Bounty poster</i> yang muncul di muka para bajak laut itu juga <i>epic </i>sih. Tiap kali muncul, seolah mengingatkan kita bahwa ini adalah serial fantasi yang <i>cringe </i>dan aneh. Ini bukan cerita seperti The Lord of The Rings atau a Game of Thrones. One Piece adalah cerita yang ada hanya untuk dinikmati dan membuat kita bahagia.</p><p style="text-align: justify;">Hal lainnya adalah momen-momen kecil yang menunjukkan ikatan antar karakter yang bikin saya suka sama serial One Piece. Sepanjang serial, sampai di episode yang paling membosankan sekalipun selalu ada adegan-adegan yang bikin saya ketawa gemas sama Luffy, Zoro dan Nami, dan nantinya ditambah Usopp dan Sanji.</p><p style="text-align: justify;">Episode 7 sukses bikin saya sesenggukan. Masuk di bagian ini saya mulai paham kenapa Emily Rudd seperti nggak total ketika menunjukkan ekspresi-ekspresi tertentu sebagai Nami. Karena ternyata memang Nami kayak gitu orangnya. Dia selalu memendam perasaannya, sehingga ketika sedih pun nggak kelihatan benar-benar sedih karena dia berusaha menahannya.</p><p style="text-align: justify;">***</p><p style="text-align: justify;">Jadi kesimpulannya, live action One Piece lumayan menghibur buat saya. Nggak yang bagus banget memang, tapi worth it buat ditonton menghabiskan waktu bareng suami. 😁</p><p style="text-align: center;">Rating : 3/5 ⭐⭐⭐</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-52108357989628785532023-08-27T17:50:00.005+07:002024-03-06T08:33:00.307+07:00Setelah bikin kelas menulis Arab, lalu...<p style="text-align: justify;">Beberapa tahun belakangan ini, seiring dengan makin berkembangnya berbagai komunitas journaling terutama melalui sosial media, aktifitas menulis dengan tangan mulai kembali diminati. Banyak kursus-kursus <i>handlettering</i> bermunculan. Banyak artikel dan konten-konten di sosial media mengenai manfaat belajar <i>handlettering</i> saya temukan.</p><p style="text-align: justify;">Saya pun sempat tertarik dan meminta suami untuk mengajari, tapi ternyata kemampuan saya tidak sebaik dia dalam mengayunkan pena di atas kertas. Meskipun sering dibilang bahwa tulisan tangan saya bagus, tapi sepertinya saya belum siap untuk meluangkan waktu belajar membuat tulisan kursif menggunakan kuas. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak menyibukkan diri dengan keahlian tersebut. Lagipula, kegiatan journaling yang biasa saya lakukan hanya merupakan curhatan biasa -<b><i>seperti saat ini, misalnya</i></b>- dan saya tidak pernah merasa bosan meskipun hanya melihat deretan huruf berjejer dalam tumpukan kertas ratusan halaman.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhskPiaJkM1t3521meZBF4fxf4w665o6vOWR2KQuhykzHWYxiBSowiVg3b5UJlECcghpsqTJstP0AcLvXPMfSFr8LsQYTFNW2FnhPNtiI-HGWdwJxiP0ERXWRe9URC48bu9Il_8Hc8qN2KOoxylJgQ5GrHKQvWmUwnThHbJzkmD9FvKauIp8a6b3cZCeC0/s4752/eleni-koureas-2MH5KECTvz8-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3168" data-original-width="4752" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhskPiaJkM1t3521meZBF4fxf4w665o6vOWR2KQuhykzHWYxiBSowiVg3b5UJlECcghpsqTJstP0AcLvXPMfSFr8LsQYTFNW2FnhPNtiI-HGWdwJxiP0ERXWRe9URC48bu9Il_8Hc8qN2KOoxylJgQ5GrHKQvWmUwnThHbJzkmD9FvKauIp8a6b3cZCeC0/w640-h426/eleni-koureas-2MH5KECTvz8-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@elenikoureas?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">eleni koureas</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/2MH5KECTvz8?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><p style="text-align: justify;">Seiring berjalannya waktu, sampailah saya pada satu momen kehidupan bernama '<b>menjadi guru bahasa Arab</b>'. Pada saat-saat inilah saya mulai mengeksplorasi tentang pendidikan literasi dengan lebih dalam. Saya mulai penasaran bagaimana cara menjelaskan perbedaan bahasa Arab dengan membaca Al-Quran, bagaimana struktur/urutan mengajar bahasa Arab agar mudah dipahami dan akhirnya mencoba mencari-cari pembanding dengan mulai belajar kembali bahasa Mandarin dan Jepang agar saya punya gambaran seperti apa silabus pendidikan bahasa dalam konteks 'akademik' seharusnya diajarkan.</p><p style="text-align: justify;">Setelah mengajar beberapa lama, saya mulai menyimpulkan satu hal yang mungkin bisa saja tidak valid tapi saya yakini memiliki peran besar mengapa kebanyakan pendidikan bahasa Arab tidak berhasil diajarkan di sekolah-sekolah; <b style="background-color: #ea9999;">Karena pengajarannya tidak komprehensif.</b> Mungkin ini berlaku juga untuk bahasa Inggris, saya tidak terlalu yakin. Tapi saya merasakan sekali bahwa banyak anak-anak yang bisa berbahasa Arab tapi tidak bisa membaca bahkan menulis kata-kata yang mereka hafal. Dalam konteks ini, saya mengajar di sekolah, yang menurut saya sistem dan tujuan belajarnya pun seharusnya lebih komprehensif ketimbang kursus-kursus bahasa yang biasanya hanya fokus pada beberapa kompetensi tertentu.</p><p style="text-align: justify;">Bahkan saya juga merasakan dampak dari tidak mampunya anak-anak menulis arab ini ke dalam pelajaran membaca Al-Qur'an. Seringkali saya sulit menjelaskan tentang sebab-sebab hukum tertentu yang berkaitan dengan kaidah penulisan bahasa Arab, dan ujung-ujungnya saya hanya bisa menjawab, "itu akan kalian pahami kalau kalian mengerti bahasa Arab." Akhirnya saya pun mencoba untuk mewajibkan latihan menulis pada murid halaqoh selama 1 semester. Saya minta mereka menyiapkan satu buku khusus untuk latihan menulis, dan setelah beberapa bulan sudah terlihat bagaimana perbedaan tulisan mereka yang tadinya <i>acakadut</i> menjadi lebih rapi dan teratur.</p><p style="text-align: justify;">Apakah hal itu membantu dalam proses belajar bahasanya? Saya belum bisa memastikan karena sekarang sudah tidak mengajar di sekolah lagi. Tapi dari hasil pengamatan terhadap Aqsha -<i>anak saya</i>- setiap kali mau menuliskan huruf di buku dia pasti selalu mengucapkan dulu bacaannya. Dan saya melihat itu sebagai sebuah proses yang sangat baik. Wajar kalau kemudian banyak studi mengatakan bahwa menulis dengan tangan membantu hafalan dan pemahaman. Karena ketika menulis dengan tangan kita membaca dan memproses informasi tersebut dengan lebih pelan sehingga mungkin akan lebih mudah dicerna otak. (?)</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_8x3mRStzds6ug3_6_w5NGRUUfPH6d8Ui9HBPsnoeTeLfUM7N1AjCiEGweB8p5Gj2-oiPU4u8ucPUiQwmxSwW4oqctpCMSlfxwJ58DHkUOYwhUzv8gLxq0yK2E0Ls4ZuletaPag7NdyA67J8VouyKmaA0CloNbTN1jFGNixC6DXk1yz5pXjWPG9N6VHE/s5472/paradigm-visuals-_d2YajYba98-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3648" data-original-width="5472" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_8x3mRStzds6ug3_6_w5NGRUUfPH6d8Ui9HBPsnoeTeLfUM7N1AjCiEGweB8p5Gj2-oiPU4u8ucPUiQwmxSwW4oqctpCMSlfxwJ58DHkUOYwhUzv8gLxq0yK2E0Ls4ZuletaPag7NdyA67J8VouyKmaA0CloNbTN1jFGNixC6DXk1yz5pXjWPG9N6VHE/w640-h426/paradigm-visuals-_d2YajYba98-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@paradigmvisuals?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Paradigm Visuals</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/_d2YajYba98?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Sebenarnya awalnya saya ragu untuk membuka kelas menulis arab ini karena saya sadar bahwa tulisan tangan saya tidak indah. Saya juga tidak pernah belajar menulis arab secara formal. Kemampuan menulis arab saya tumbuh bersama kegiatan belajar saya sejak masih di madrasah depan rumah sampai masuk pesantren yang semuanya berlangsung alamiah saja. Kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dikoreksi hanya sekilas oleh para guru atau seringkali hanya oleh senior. Jadi, bisa dibilang saya tidak punya kompetensi. Tapi karena saya tidak menemukan ada orang lain yang membuka kelas seperti ini akhirnya saya memberanikan diri.</p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: #d9d2e9;"><i>Belakangan baru saya temukan beberapa iklan kelas menulis, tapi itupun kelas menulis kaligrafi.</i></span></p><p style="text-align: justify;">Diawal-awal pun saya bingung harus mematok harga berapa untuk kelas ini karena sebenarnya ini adalah ilmu yang sangat <i>basic</i>. Dan sebenarnya bisa dipelajari secara gratis, terutama jika bisa berbahasa Arab. Karena saya menemukan beberapa youtuber yang mengupload konten belajar menulis arab walaupun tidak terstruktur. Orang lain yang saya dapati membuat kelas semisal ini pun memakai bahasa pengantar bahasa Inggris. Jadi mungkin memang orang-orang Indonesia belum banyak yang menyadari pentingnya belajar secara terstruktur sehingga konten-konten belajar menulis arab biasanya hanya seputar kaligrafi. Padahal, <u><i><span style="background-color: #ea9999;">bagaimana mau menulis kaligrafi kalau menulis khot standarnya saja tidak bisa?!</span></i></u></p><p style="text-align: justify;">Bismillah saja, ternyata sampai saat ini ada 55 orang yang sudah mendaftar kelas ini. Walaupun saya perhatikan sepertinya mereka tidak terlalu berkomitmen dengan proses belajarnya, tapi saya bersyukur setidaknya ada orang-orang yang tertarik untuk mempelajari cara menulis arab dengan benar.</p><p style="text-align: justify;">Dan pada akhirnya justru yang paling mendapat benefit dari kelas ini adalah saya. Setelah menamatkan worksheet dan rumusan belajar, saya mulai mengevaluasi kembali proses belajar sebelumnya dan sekarang berencana untuk memperbaikinya. Saya memutuskan untuk membuat level belajar menulis ini lebih banyak dan menjadikannya sebagai platform dalam mendokumentasikan proses belajar saya sendiri. Bagi para peserta tentu saja ini bisa jadi sarana investasi belajar seumur hidup yang menguntungkan, tapi bagi saya ini adalah sebuah tantangan untuk mengupgrade diri sebagai seorang pembelajar. Apalagi setelah membaca buku Al-Muhadditsat, dan menemukan bahwa banyak ulama-ulama wanita di zaman dulu yang memiliki kemampuan kaligrafi, membuat saya makin penasaran dan mulai berniat untuk mempelajarinya lagi.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioO9YwR94-yWCEoJczKmwKDkAgOm1XTPrUwfj8j-O0UQLO_l3yCW2gMrblp3XRtlKa_-Ot2pzbrdyOMQo5NCWWMvmn_y8E8Y6tBv0cXWn6lMlylDHvl0efcLY5JgL0v9HbSovzvIp_jmOn-1YDrapnU6AUBgyBNMp-h7GVdCmQen4T_UajDnz5K36h1Jo/s4624/jay-pee-pena-okD8h_BQFhs-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="4624" data-original-width="3472" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioO9YwR94-yWCEoJczKmwKDkAgOm1XTPrUwfj8j-O0UQLO_l3yCW2gMrblp3XRtlKa_-Ot2pzbrdyOMQo5NCWWMvmn_y8E8Y6tBv0cXWn6lMlylDHvl0efcLY5JgL0v9HbSovzvIp_jmOn-1YDrapnU6AUBgyBNMp-h7GVdCmQen4T_UajDnz5K36h1Jo/w480-h640/jay-pee-pena-okD8h_BQFhs-unsplash.jpg" width="480" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@jpineapplepen?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Jay-Pee Peña 🇵🇭</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/okD8h_BQFhs?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Saya berharap nantinya bisa menguasai khat naskhi dan riq'ah dengan baik, dan peserta belajar yang mendaftar kelas ini bisa mengikuti perkembangan saya. Ada semacam ambisi dalam diri saya untuk mengenalkan kaligrafi arab sebagaimana kaligrafi latin saat ini diminati begitu rupa. Ada kecemburuan dalam diri saya ketika muslim-muslimah begitu semangat belajar kaligrafi latin sementara mereka tidak mampu menulis huruf arab tanpa bantuan. Mestinya menulis arab adalah kemampuan dasar yang dimiliki semua anak muslim, bukan terlupakan dan baru disadari urgensinya ketika mereka sudah menjadi orang tua.</p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-46513029332294009322023-08-11T21:57:00.017+07:002023-08-21T09:29:51.156+07:00You don't have to do a reset to start over<div style="text-align: justify;">Awalnya dari lagunya ONE OK ROCK yang berjudul Ketsuraku Automation (<b style="font-family: "PingFang SC"; font-size: 13px;">欠落オートメーション</b>) yang saya sukai iramanya. Lalu tadi iseng ngecek arti lagu itu, ada satu baris lirik yang menarik perhatian saya;</div><div><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p></div><blockquote><div><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">リセットなんてしなくたってリスタート</p></div><div>No need to reset, just restart</div></blockquote><div></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwszVSJe-IxIXYFft0-eFBdJzkVnfo8lY8jgWWOfLU0UN-LPeQI_2OHuJWdK0TOi4b0jka7zag5BKOHDaLStJ7o6L1OtRVu61FU3dqUmKznEErxNjzX4ut6GRaZ8uqd40H6biQwu1uHQ758LPuXVT80RfvR4E-464K56jadFR14BTG-nf1zFHC_CtFQrg/s4928/jose-antonio-gallego-vazquez-HQpzT47S7Vo-unsplash.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="3264" data-original-width="4928" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwszVSJe-IxIXYFft0-eFBdJzkVnfo8lY8jgWWOfLU0UN-LPeQI_2OHuJWdK0TOi4b0jka7zag5BKOHDaLStJ7o6L1OtRVu61FU3dqUmKznEErxNjzX4ut6GRaZ8uqd40H6biQwu1uHQ758LPuXVT80RfvR4E-464K56jadFR14BTG-nf1zFHC_CtFQrg/w640-h424/jose-antonio-gallego-vazquez-HQpzT47S7Vo-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@joseantoniogall" target="_blank">Jose Antonio Gallego Vázquez</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/HQpzT47S7Vo" target="_blank">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Saya jadi terpikir, apa bedanya reset dengan restart. Nggak penting banget, ya?! Tapi memang begitulah saya. Kadang suka mikirin sesuatu yang nggak ada gunanya. Maka saya pun meluncur berwisata ke Google.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika mencari di Google dengan keyword '<i>difference between reset and restart</i>', setiap artikel yang dirujuk selalu mengasosiasikan kedua istilah itu dengan komputer. Nggak salah, karena memang istilah itu paling sering kita pakai untuk mengoperasikan komputer atau alat elektronik lainnya. Saya menemukan sebuah artikel yang menjelaskan perbedaannya. Di <span style="color: #e06666;">lifewire.com</span> dijelaskan bahwa <b><u>Restart berarti mematikan sesuatu</u></b>. Secara mudahnya, merestart berarti kita memutus/mematikan daya lalu menyambungkannya kembali. Saya pun sering melakukannya, terutama kalau komputer sudah mulai <i>hang</i> dan tidak merespon sama sekali. Restart adalah cara paling mudah untuk mengulang pekerjaan dari sebelum segala drama terjadi, dengan harapan ketika komputer menyala lagi saya bisa melanjutkan pekerjaan. Program-program atau software yang tadi dipaksa mati bisa diakses kembali, bahkan jendela situs internet yang tadinya tertutup pun bisa diakses ulang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b><u>Reset berarti menghapus dan mengembalikan.</u></b> Reset sama saja dengan menghapus semua isi perangkat kita dan mengisinya lagi dengan yang baru. Biasanya kalau dalam aktivitas sehari-hari, kita menyebutnya menginstall ulang, entah itu PC atau laptop. Reset kita lakukan terutama kalau permasalahan di komputer sudah demikian berbahaya sehingga beberapa sistem atau software tidak bisa digunakan atau tidak beroperasi dengan benar. Setelah direset, perangkat kita akan kembali menjadi baru, nggak ada isinya atau kembali ke setelan pabrik. Makanya kenapa biasanya ini adalah pilihan paling akhir yang diambil ketika akan memperbaiki PC/laptop karena itu artinya bisa jadi kita akan megorbankan file-file penting yang pasti akan terhapus selama proses ini berlangsung.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu, kalau sudah tahu bedanya terus apa? Menurut saya, lirik ini menarik karena secara keseluruhan lagu <b style="font-family: "PingFang SC"; font-size: 13px;">欠落オートメーション</b> bercerita tentang seorang yang kebingungan mencari arah dalam hidupnya. Karena berjalan tanpa arah dan tujuan, dia tersesat. Lalu ketika sadar, dia sudah melangkah terlalu jauh. Karena langkah yang dituju sudah dia pahami, maka tidak perlu melakukan reset, hanya perlu direstart.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menyanyikan lagu ini saya jadi terpikir tentang konsep taubat. Dalam Islam, ketika kita bertaubat maka Allah mengampuni dosa-dosa kita dan kita akan seperti bayi baru lahir -<i><b>kembali ke setelan pabrik</b></i>-. Tapi sebagai manusia, keberadaan kita dalam lingkungan tetap tidak bisa lepas dari bayang-bayang masa lalu.</div><br /><div style="text-align: justify;">Dan pilihan paling mudah yang bisa kita terima tentang kenyataan itu adalah melakukan restart untuk diri kita sendiri. Kita tidak mungkin menghapus semua memori tentang diri kita dari pikiran orang-orang, tapi yang bisa kita lakukan adalah merestart diri kita sendiri. Matikan daya, putuskan semua koneksi yang membuat kita <i>rusak</i> selama ini lalu nyalakan lagi diri kita dengan sumber daya yang baru. Dan ketika semua sistem sudah aktif kembali, kita bisa pilih program apa yang akan kita gunakan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejujurnya lirik-lirik lagu ONE OK ROCK yang menggunakan bahasa Jepang cukup sulit untuk dimaknai secara integral sebagai sebuah cerita yang utuh. Tapi justru jika dimaknai secara umum, kebanyakan lagu-lagu yang berbahasa Jepang-lah yang lebih bisa menyentuh di hati. Mungkin karena itu para fans garis keras biasanya tidak begitu peduli dengan lagu-lagu mereka yang International Version.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Untuk lirik lagu ini pun, yang membuat saya tertarik pada satu baris kalimat ini pun karena terasa terpisah dari kisah lagunya secara keseluruhan. Saya merasa ini adalah inti pesan dari lagu yang sayangnya sering salah pengartian 180° dari makna aslinya. Di salah satu situs yang mengartikan lagu ini, sayangnya baris ini malah diartikan '<i>say reset instead of restart</i>', kan maunya ke kiri jadinya malah ke kanan tuh!</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Nah, karena saya suka dengan lagu ini maka saya tuliskan saja liriknya di sini. Mudah-mudahan suatu saat saya bisa menerjemahkannya dengan terjemahan yang lebih <i>smooth</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;"></p></div><blockquote><div style="text-align: justify;"><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">欠落オートメーション</p></div><div style="text-align: justify;">Ketsuraku Automation</div><div style="text-align: justify;">Missing Information</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><p class="p1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">いつ どんな時 どんなタイミングで</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">Itsu donna toki donna taimingu de</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: justify;">When and at what time?</p><p class="p1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">僕はそれを失ってしまったんでしょう?</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Boku wa sore o ushinatte shimatta ndeshou?</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I lost it, didn't I?</p><p class="p2" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">深層心理を探ったところで 何の意味も無くて</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Shinsou shinri wo sagutta tokoro de nanno imi mo naku te</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">It doesn't make any sense to search the depths of my psyche</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"><br /></p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">腐って落ちた果実 狂って実った現実</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Kusatte ochita kajitsu kurutte minotta genjitsu</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Rotten and fallen fruit. Crazy ripened reality.</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">月が照らしだした方角 時に忘れそうな感覚</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Tsuki ga terashi dashita hougaku-ji ni wasure sou na kankaku</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">The moon shines in a direction I sometimes forget</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">みんな全部しょい込んで 気づきゃもう今日が終わっていて</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Minna zenbu shoikonde kidzukya mou kyou ga owatte ite</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I'm soaked in it all, and before I know it, today is already over</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">求めてた日々はこんなモンだっけ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">?</span></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Motome teta hibi wa konna mon dakke?</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Was this the kind of day I was looking for?</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"><br /></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">With my speechless calm eyes</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Nothing is coming to rise</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">道しるべにと落とした小さい石</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Michishirube ni to otoshita chiisai ishi</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I dropped a small stone to help me find my way</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">暗くて辺りが見えなくなりそうなとき 迷った僕を軌道修正さ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">!</span></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Kurakute atari ga mienaku nari sou na toki mayotta boku o kidou shuusei sa!</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">When it's dark and I can't see what's around me, I'm lost and I need to get back on track</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">リセットなんてしなくたってリスタート</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Risetto nante shinakutatte restart</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I don't need to reset, I just need to start again.</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"><br /></p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">ここはどこで僕はさぁ誰だ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">?</span></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Koko wa doko de boku wa saa dareda?</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Where am I, and who am I?</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">たまに分かんなくなんだ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">!</span>だってさ</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Tamani wakan'nakuna nda! Datte sa</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Sometimes I don't know! Because, you know...</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">周りが思うよりもずっともっと凄いスピードで</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Mawari ga omou yori mo zutto motto sugoi speedo de</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Things are moving a lot faster than people think</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">物事は動いているんだ そうだ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">!</span>これは罠だ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">!</span>思わぬ落とし穴だ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">!</span></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Monogoto wa ugoite iru nda sōda! Kore wa wanada! Omowanu otoshianada!</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Things are moving. Yah... It's a trap! An unexpected pit!</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">自分の夢探しのために掘り進んできた穴はもはや</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Jibun no yume sagashi no tame ni horisusunde kita ana wa mohaya</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">The hole you've been digging to find your dream is no longer there</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"><br /></p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">光すらささなくなって 落ちたら最後</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Hikari sura sasanaku natte ochitara saigo</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Even the light no longer shines, and if you fall, it's the end</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">生ける屍</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Ikerushikabane</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">walking dead</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"><br /></p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">何気なくつけたテレビに映る愛想笑いしたその小さい子に</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Nanigenaku tsuketa terebi ni utsuru aisou warai shita sono chiisai ko ni</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">To that little child with an affectionate smile on the casually turned-on TV</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">僕は実際一切癒やされることなく</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Boku wa jissai issai iyasa reru koto naku</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I was never actually healed at all</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">自分を重ね合わせてみたりなんかしちゃったりして Aah....</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Jibun o kasaneawasete mi tari nanka shi chattari shite... Aah...</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I tried to put myself in her shoes... Aah...</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"><br /></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">With my speechless calm eyes</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Nothing is coming to rise</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">道しるべにと落とした小さい石</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Michishirube ni to otoshita chiisai ishi</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I dropped a small stone to help me find my way</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">暗くて辺りが見えなくなりそうなとき 迷った僕を軌道修正さ<span class="s1" style="font-family: "Helvetica Neue"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal;">!</span></p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Kurakute atari ga mienaku nari sou na toki mayotta boku o kidou shuusei sa!</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">When it's dark and I can't see what's around me, I'm lost and I need to get back on track!</p><p class="p1" style="font-family: "PingFang SC"; font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-size: 13px; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px; text-align: start;">リセットなんてしなくたってリスタート</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">Risetto nante shinakutatte restart</p><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;">I don't need to reset, I just need to start again</p></div></blockquote><blockquote><p>Nothing there, no one there </p></blockquote><p style="text-align: justify;">Buat saya cukup susah untuk memahami lagu ini sebagai sebuah cerita. Menerjemahkannya pun PR banget, apalagi kalau ke bahasa Indonesia. Jadinya saya menyerah saja, cukup ke bahasa Inggris. Mudah-mudahan suatu saat nanti saya bisa benar-benar bisa memahami struktur kalimat tiap bait lirik lagu mereka. Bahkan mungkin membaca novel Jepang melalui bahasa aslinya 😌.</p><div style="text-align: justify;"><p class="p1" style="font-feature-settings: normal; font-kerning: auto; font-optical-sizing: auto; font-stretch: normal; font-variant-alternates: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-variation-settings: normal; line-height: normal; margin: 0px;"></p></div>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8931093206971343079.post-52018813192852805252023-08-06T20:58:00.001+07:002023-08-06T20:58:00.143+07:00How to be a mindful muslim; beraktifitas dengan sadar<div style="text-align: center;">بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ </div><div style="text-align: center;">Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang</div><div style="text-align: left;"> </div><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1pePvITcJSCaKegM5fnXoqbi_BsNwO7G7W8vtBIbiDwh5C7cPOZCS7N6iiZZWoY5NuYqKtmljZ63tNHzhd5Mfy0gzHZc96MDw_h6abcwWUvpNav0HfucvzZOm6e7tBnSrcpXPV-iUhYY/s2048/laptop-computer-1245981.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1366" data-original-width="2048" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1pePvITcJSCaKegM5fnXoqbi_BsNwO7G7W8vtBIbiDwh5C7cPOZCS7N6iiZZWoY5NuYqKtmljZ63tNHzhd5Mfy0gzHZc96MDw_h6abcwWUvpNav0HfucvzZOm6e7tBnSrcpXPV-iUhYY/w640-h426/laptop-computer-1245981.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Sejak beberapa tahun yang lalu, mungkin tepatnya tahun 2018 saya mulai <i>aware</i> dengan isu <i>mental health</i>. Salah satu sebabnya ketika buku Ikigai mulai populer di Indonesia, dan akun-akun psikologi bertebaran di Instagram. Lalu ibu mertua saya yang mengalami Anxiety Disorder tanpa bisa disembuhkan, membuat saya makin penasaran dengan masalah kesehatan mental.</p><p style="text-align: justify;">Macam-macam artikel saya baca --<i>tentu yang ringan saja</i>--, video-video youtube juga saya simak sampai saya mulai mengenal beberapa istilah yang selama ini tidak pernah saya ketahui sama sekali sebagai hal-hal yang berkaitan dengan mental health.</p><p style="text-align: justify;">Segala pembahasan mengenai mental health yang berseliweran di sosial media saya baca. Tapi ternyata makin banyak saya membaca, makin aneh saya menangkap pesan <i>mental health awareness</i> yang dikampanyekan orang-orang di sosial media itu. Lalu sampailah masanya saya membaca buku Stop Pretending Start Practicing. Sebuah buku yang berisi transkrip ceramah Syaikh Hamza Yusuf, seorang ulama terkenal di Amerika Serikat yang juga merupakan presiden Zaytuna College, institusi pendidikan tinggi yang jurusan-jurusannya khusus tentang Islamic Knowledge. Jujur saja, institusinya itu menawarkan program-program belajar yang sangat menarik.</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrw9s7-QDAkHqneADf466ZjKrnHQiOcT5uIutTJuNRMPXpPcFlhOV-ICUMUfFS5DrYyLK8Kkc-rzxVhogWbV9Ncu8RXJ_M8-Gh4viajkSMZVdILSp3Bk0SVyfMNqPS-nEKW215Dtv-KFrdUJl8ztJwAq0p0H7ZmKLZtqrcuAcOVyWBpubUw7Praa0G/s8000/20230408_082619.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="6000" data-original-width="8000" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrw9s7-QDAkHqneADf466ZjKrnHQiOcT5uIutTJuNRMPXpPcFlhOV-ICUMUfFS5DrYyLK8Kkc-rzxVhogWbV9Ncu8RXJ_M8-Gh4viajkSMZVdILSp3Bk0SVyfMNqPS-nEKW215Dtv-KFrdUJl8ztJwAq0p0H7ZmKLZtqrcuAcOVyWBpubUw7Praa0G/w640-h480/20230408_082619.jpg" width="640" /></a></div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada salah satu tulisan yang berjudul "Doa sebagai senjata andalan orang mukmin" Syaikh Hamza Yusuf membahas tentang pentingnya doa dalam kehidupan seorang Muslim, serta bagaimana doa dapat menjadi sumber kekuatan dan keberkahan. Beliau juga membahas tentang beberapa doa yang disebutkan dalam Al-Quran dan Hadis, serta bagaimana cara untuk memperdalam hubungan kita dengan Allah melalui doa. Namun ada beberapa kutipan yang sangat membekas dalam pikiran saya, yaitu;</div><div><br /></div><div><span style="color: #20124d;"></span><blockquote><span style="color: #20124d;">Doa secara harfiah juga adalah cara untuk membangunkan kesadaran orang. Dengan kata lain, Anda memulai tindakan Anda sebagai manusia yang sadar, bukan sebagai pejalan tidur seperti yang terjadi pada kebanyakan orang. (Hlm 111)</span></blockquote></div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketika membaca bagian itu, pikiran saya langsung teringat dengan teori mindfulness. Dalam teori psikologi, mindfulness didefinisikan sebagai sebuah <i>moment-to-moment awareness of one's experience without judgement.</i> Sebagian orang mengasosiasikan mindfulness dengan meditasi, walaupun sebenarnya tidak. <i>Mindfulness is a state, not a trait</i>.</div><div><br /></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKe0LC-YiF1VzYhy1d1hOQcsj6lnIywdE4SSIThoUiFrY19EsUKatdV7hXXc3LWG7HfYn9_hkJbn6ag1wOiZOGPO84sFlV9a_fvl-e_9Y0nkrttdvFehbTbnMb6gv9cpen2DXObBrO3Dqm_EDDGIj0weeqg0YSEC-OW3Jb25ERLz4_G5PB6WRUXW9H/s8000/20230408_082648.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="8000" data-original-width="6000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKe0LC-YiF1VzYhy1d1hOQcsj6lnIywdE4SSIThoUiFrY19EsUKatdV7hXXc3LWG7HfYn9_hkJbn6ag1wOiZOGPO84sFlV9a_fvl-e_9Y0nkrttdvFehbTbnMb6gv9cpen2DXObBrO3Dqm_EDDGIj0weeqg0YSEC-OW3Jb25ERLz4_G5PB6WRUXW9H/w480-h640/20230408_082648.jpg" width="480" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;">Sebagai seorang muslim, seluruh aktifitas keseharian kita hampir selalu diiringi dengan panduan doa dan zikir. Selain itu, hampir setiap amalan pun ada aturannya. Di halaman 113, Syaikh Hamza Yusuf mengatakan;</p><blockquote><p style="text-align: justify;">Kemudian, Nabi membaca doa saat beliau berpakaian. Beliau pun berpakaian dengan cara tersendiri. Beliau mengenakan <i>sirwal</i> (kain) sambil duduk di lantai. Beliau tidak mengenakan <i>sirwal </i>sambil berdiri. Beliau benar-benar duduk dan mengenakannya sambil duduk di lantai. Beliau mengikat serbannya dengan cara tersendiri. Beliau melakukan <i>takwir </i>(memutar) terhadap serbannya dari kanan ke kiri. Sangat menarik. Cara yang sama seperti Anda mengitari Ka'bah. Setiap hal tersebut, tak perlu diragukan lagi, memiliki makna. Tidak perlu diragukan lagi. Sebab, ini adalah proses untuk "bangun tidur" sebagai manusia.</p></blockquote><p style="text-align: justify;">Setiap doa dan adab ini sesungguhnya adalah 'meditasi' khusus bagi orang beriman untuk menjaga kita tetap 'sadar' ketika beramal. Agar setiap aktifitas yang kita lakukan memiliki nilai/makna bahkan pahala. Dan setelah menuntaskan satu bab di buku tersebut, saya sungguh menyayangkan diri sendiri dan umat muslim saat ini yang banyak mencari ketenangan dan makna kehidupan dari berbagai macam teori self-help di luar Islam.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYEd5F8cw6P68hPshdVfLvgAY7NbPA-o0dH7udWILOVvqVwUZZq3o2lu9RLe12VJ4PnVso9NY9_lLV1SVOjr8Qtay5MSyHJusdjUoTBP5QMIf6gJlvG9wO6qWdbKWMYPB8SvV8N7D0FUJOpg0Am4rRmIeXcPgIEu9-1lewiyKAKJzyJh0F1Rvqgeo3R1k/s3000/nick-page-IKFb6MqM8m8-unsplash.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="3000" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYEd5F8cw6P68hPshdVfLvgAY7NbPA-o0dH7udWILOVvqVwUZZq3o2lu9RLe12VJ4PnVso9NY9_lLV1SVOjr8Qtay5MSyHJusdjUoTBP5QMIf6gJlvG9wO6qWdbKWMYPB8SvV8N7D0FUJOpg0Am4rRmIeXcPgIEu9-1lewiyKAKJzyJh0F1Rvqgeo3R1k/w640-h426/nick-page-IKFb6MqM8m8-unsplash.jpg" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Photo by <a href="https://unsplash.com/@nickpage?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Nick Page</a> on <a href="https://unsplash.com/photos/IKFb6MqM8m8?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a></td></tr></tbody></table><br /><p style="text-align: justify;">Dalam artikel di <a href="https://yaqeeninstitute.org/read/paper/how-to-be-a-mindful-muslim-an-exercise-in-islamic-meditation" target="_blank">Yaqeen Institute</a> disebutkan bahwa Islam mengenal mindfulness dengan istilah <i>Muraqabah</i>. Sebuah istilah yang berasal dari akar kata yang berarti "melihat, mengamati, memperhatikan dengan penuh perhatian." Sebagai istilah teknis spiritual, <i>muraqabah </i>didefinisikan sebagai "pengetahuan hamba yang konstan dan keyakinan dalam pengawasan Al-Haq, memujiNya, atas kondisi lahiriah dan batiniah seseorang." Artinya, seorang Muslim yang berada dalam keadaan <i>muraqabah </i>berada dalam pengetahuan penuh yang terus menerus bahwa Allah Maha Mengawasi dirinya, baik secara lahir maupun batin. Ini adalah keadaan penuh kesadaran diri yang penuh kewaspadaan dalam hubungan seseorang dengan Allah dalam hati, pikiran, dan tubuh. Dasar dari <i>muraqabah </i>adalah pengetahuan kita bahwa Allah selalu mengawasi kita setiap saat dan, sebagai konsekuensinya, kita mengembangkan perhatian dan kepedulian yang lebih besar terhadap tindakan, pikiran, perasaan, dan kondisi batin kita. Sebagaimana firman Allah, "Ingatlah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam jiwamu, maka bertakwalah kepada-Nya." (QS Al-Baqarah: 235)</p><p style="text-align: justify;">Dalam praktik keseharian seorang Muslim, sesungguhnya shalat adalah sarana meditasi terbaik untuk menjaga diri agar tetap berkesadaran penuh dan terkendali. Namun bukan hanya itu, doa, zikir, tilawah Al-Qur'an dan tafakkur juga merupakan sarana-sarana 'meditasi Islam' yang seharusnya menyehatkan bukan hanya pikiran tapi juga jiwa kita.</p><p style="text-align: justify;">Mudah-mudahan kita mampu menjadikan shalat, doa dan zikir-zikir kita sebagai sarana 'meditasi' agar hidup kita tetap '<i>mindfulness</i>' dan tidak tertinggal dengan trend <i>mental health</i> yang sedang berkembang sekarang 😜.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p>Zuzu Syuhadahttp://www.blogger.com/profile/11939522044235424103noreply@blogger.com0